~Happy Reading~
seperti hari - hari sebelumnya mereka bertiga berada dirumah dengan kegiatan masing - masing yang menurut J sangat membosankan. Meskipun anak itu mendapat skateboard baru tetapi ia tidak bisa memainkannya di luar rumah karena Seon selalu melarang anak itu untuk berada di tempat biasa ia bermain skate.
Tapi saat Seon melihat J meluncur bermain skate di dalam rumah kesana kemari sedikit kesal karena anak itu tidak bisa diam.
"Yaudah sana kalau mau main skate di tempat kamu" J yang mendengar apa yang di katakan Seon berhenti dan turun dari skatenya.
Seon melihat anak itu berlari menaiki tangga menuju lantai 2 lalu berteriak, "abang anterin J ke taman skate". Setelah teriakan itu tak lama Seon kembali melihat J turun dengan pakaian yang santai yaitu celana pendek selutut kaos juga luaran jaket jeans hitam.
"Abang belum turun pi?" J berjalan kemudian duduk di sebelah Seon.
"Abang loh keluar sama Jero" kata Seon dengan tenang, pandangannya terarah ke layar Ipad miliknya.
"Lah terus adek sama siapa berangkatnya" J yang tadinya bersemangat sekarang duduk dengan lemas di atas sofa.
"Ayo sama papi, tapi nanti papi tinggal ya mau ke rumah sakit soalnya" Seon melihat J sedikit bimbang, "kenapa muka kamu gitu?".
"Aku bingung mau ke taman skate atau ke rumah sakit".
"Kamu itu kok bingung aja, yaudah sana main skate di taman belakang rumah sakit aja" Seon berdiri masuk kedalam kamar kemudian keluar lagi dengan baju yang berbeda, yaitu jaket jeans dengan dalaman hitam polos tak lupa celana jeans panjang dan sneakers putih.
"Ayo" Seon berjalan mengambil Ipad kemudian keluar rumah dengan J yang membawa skate di tangan kanannya.
"Aku anterin ke taman skate aja pi" kata J yang selesai menutup pagar lalu masuk kedalam mobil.
Seon menjalankan mobilnya, ia melaju di jalanan yang menurutnya sepi untuk ukuran ibu kota yang padat pada hari - hari biasanya. Mungkin karena masih dalam mode lebaran jadi banyak orang yang mudik dan belum kembali.
Setelah sampai di taman skate J menyalimi papinya kemudian turun, Seon bisa melihat anaknya berjalan dan di taman tersebut juga Seon lihat ada teman - teman J yaitu Cena, Hero, dan Jingga yang berhenti bermain untuk bersalaman kepada anaknya.
"Mereka gak ada yang mudik apa ya kok pada main kesini semua" Seon menggelengkan kepala kemudian menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.
# # # #
Pukul 3 sore setelah berurusan dengan beberapa pasien yang ia periksa. Seon melepas jas putih khas dokter itu, duduk di atas kursi kerjanya kemudian membuka file yang ada di laptop hadapannya.
Berkutik beberapa saat dengan pekerjaannya yang menumpuk mengenai perkembangan perusahaan yang ia kelolah sendiri dari sekolah, universitas juga rumah sakit dan tak lupa juga mengerjakan pekerjaan aslinya sebagai dokter untuk merekap salinan medis yang belum sempat ia masukkan kedalam laptop. Pintu di ketuk dengan pelan kemudian menampakkan seorang perempuan menggunakan baju khas perawat.
"Ada apa Nan?" perempuan itu masih berdiri di ambang pintu dengan wajah gusar.
"Dok pasien ruang 222, mengalami kejang dok" Seon yang mendengar itu berdiri kemudian berlari dengan menggunakan jas putihnya. Sedangkan perawat yang bernama Kinan itu juga berlari di belakang Seon.
Setelah sampai di dalam ruangan Seon memerintahkan perawat untuk memberinya diazepam sesuai dosis. Setelah Seon menyuntikkan obat tersebut ia bernapas dengan lega kemudian melihat satu persatu petugas yang menjaga ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seon Admaja || (END)
Teen Fiction(sebelum baca jangan lupa follow dulu ya semuanya 👋) Ini bukan tentang kisah cinta anak muda Ini tentang kisah ayah duda, yang bertahan dengan dua anak laki-lakinya selama ia merintis karir dan bukan hal mudah. Menjaga dan membesarkan kedua anakny...