BAB 30

415 28 1
                                        

~Happy Reading~

Seon dengan kebingungannya sendiri saat ini, ia terbangun pukul 2 pagi duduk di ruang tengah sendiri dengan wajah yang mendongak. Pandangan tertuju kearah langit - langit rumah yang putih. Helaan nafas terdengar karena sangat sunyi rumah itu hingga suara jarum jam saja terdengar jelas.

Untuk saat ini mungkin dia akan mencoba dekat saja tetapi apakah nantinya ia akan tega jika melepaskan ketika satu sama lain sudah saling merasa nyaman.

Bahkan Seon tidak mendengar suara langkah kaki dari Juno yang turun pria paruh baya itu masih dengan posisinya dan pikiran yang entah kemana.

"Gak usah di pikirin, belum juga usaha. Iya kalau di terima kalau nggak, kan jadi berabe pikirannya" Juno berjalan kearah dapur untuk mengambil minum.

Seon yang mendnegar apa yang di katakan anaknya itu hanya memutar bola matanya malas, bahkan disaat seperti ini bisa di katakan anaknya itu antara mendukung dan tidak dirinya untuk dekat dengan seseorang.

"Papi cuman mikirin gimana caranya deket aja. Kan aneh ya mendadak bilang kalau mau ngedeketin" ia melihat Juno berjalan kearahnya dengan membawa segelas air minumnya.

"Saran aja sih, kalau papi memang mau deket aja seperti just friends mending gak usah bilang. Udah deket biasa aja gitu" Juno meneguk minumannya hingga tandas, "kalau papi suka ya bilang aja mau pdkp. Tapi agak ngeri ya kalau ngomong gitu soalnya udah pada tua" Juno terkekeh kemudian merebahkan kepalanya di atas paha Seon memejamkan matanya karena terasanya nyaman.

# # # #

Pukul 7 pagi, mereka baru selesai dengan aktivitas masing - masing, Seon dengan olahraganya di komplek perumahan. Juno dengan tangan yang bergerak sesana kemari membersihkan bodi mobil miliknya, sedangkan adik kesayangannya hanya duduk di halaman rumah setelah bermain skateboard bersama ketiga temannya.

Saat itu juga menantu idaman Seon Rani datang dengan tersenyum karena baru saja ia turun dari ojek sudah di sambut oleh 3 lelaki itu di halaman rumah bahkan gerbang rumah itu terbuka sangat lebar.

"Assalamuallaikum" Rani melepas topinya kemudian menyalami Seon yang duduk di sebelah J.

"Waalaikumsalam" jawab ketiga laki - laki itu dengan serempak.

"Tumben pagi banget kesini" pertanyaan itu bukan keluar dari mulut Juno melainkan J.

"Kamu aja yang gak ngerti kalau Rani selalu kesini lebih pagi dari ini" Jelas Seon.

"Oh ya".

"Iya" Jawab Seon dengan Juno bersamaan.

"Tumben tangan kamu kosong, biasanya udah bawa rentengan" Juno yang sudah selesai dengan membersihkan mobilnya berdiri di sebelah Rani kemudian mencium dahi perempuan itu.

"Ya iya, kemarin kan Rani udah kesini buat naruh stok sayuran, terus bilang ke papi juga kalau mau masak spesial".

"Oh ya".

"J mau abang tampar mulutmu" J hanya menggelengkan kepala kemudian berjalan masuk dengan skateboard yang ia naiki.

"Sewot bener" kata Seon dengan berjalan di belakang J.

"Kenapa dia?" Rani menolehkan kepala kearah Juno.

"Lagi berantem sama Lensiya keknya" Juno beralan menutup pagar. Tetapi ia tarik kembali karena ada gojek yang berhenti di depan pagar rumahnya.

"Apa benar ini rumah Dokter Seon?" bapak gojek itu turun dari motornya dengan membawa tas keresek.

"Iya benar" Juno menganggukkan kepala.

Seon Admaja || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang