BAB 2

1.4K 87 2
                                    

~happy reading~

"Waaahhhh kesingan dong" ia berlari keluar kamar dengan membawa handuk di bahunya menuruni tangga dengan tergesa - gesa kemudian masuk kedalam kamar mandi.

Pagi ini pukul 06.00, J sudah membuat keributan dengan dirinya yang telat bangun, bahkan ia menyalakan papi dan abangnya karena tidak membangunkannya. Mereka hanya memutar kedua matanya malas bagaimana bisa anak itu menyalahkan Seon dan Juno karena tidak membangunkannya.

"Mangkanya kalau subuh di bangunin itu jangan tidur lagi!" teriak Juno yang sudah duduk di meja makan bersama Seon, "sarapan roti tawar lagi nih pi?" Juno menaikkan satu alisnya.

"Hmm" Seon yang sudah menggigit roti hanya menganggukkan kepala.

"Lama - lama wajah ku kek roti tawar pi, sepet di liat karena gk ada manis - manisnya" Juno mendengus dan memutar kedua bola matanya karena mendengar tawa papinya.

"Roti tawar lagi?" J yang melihat abang dan papi nya hanya mendapat anggukkan, "sarapan di sekolah aja deh, ayo bang" J yang sudah menyalami papi nya berjalan meninggalkan meja makan.

Juno juga melakukan hal yang sama dengan J kemudian menyusul adiknya dengan membawa piring kecil berisikan dua roti tawar yang sudah di beri selai.

"Bang itu ngapain bawa piring?" Seon menunjuk piring di tangan Juno.

"Meskipun cuman roti tawar, rugi lah kalau gak di makan" ia melanjutkan berjalannya.

"Assalamuallaikum" kata mereka berdua yang hanya menunjukkan kepala dari pintu depan rumah.

"Waalaikumsalam" Seon menggelengkan kepalanya, "masa gue senakal itu sih dulu" ia mengangkat kedua bahunya. Membersihkan piring kotor, setelah itu berangkat menuju universitas karena ia ada kelas untuk mengajar hari ini.

# # # #

Lebih dari 50 mahasiswa memasuki ruang kelas yang berbentuk seperti auditorium, tak lama seorang pria dengan hoddie dan luaran flanel yang ia pakai masuk membuat semua mahasiswa di dalam ruangan itu terdiam.

"Selamat pagi semuanya" serentak seluruh mahasiswa menjawab, "hari ini banyak sekali yang mengikuti kelas saya" ia mengedarkan pandangannya dari pojok kanan ke pojok kiri kemudian berhenti di satu orang yang sedang duduk di barisan ke 4 dari meja paling atas.

Kelas dimulai dengan hikmat penerangan demi penerangan yang di sampaikan oleh Seon di dengar dengan baik oleh semua mahasiswa disana. Sampai jam menunjukkan pukul 10.00 tanda kelas berakhir ia keluar mendahulu mahasiswa disana dengan menenteng tas ransel di satu sisi bahunya.

"Pak dosen" suara yang tidak asing itu membuat Seon semakin cepat berjalan.

"Yaelah pak dosen cepet banget jalannya" anak yang memanggilnya itu terkekeh dan berhasil menghadang Seon.

"Ini di kampus loh, jangan bikin ribut" anak yang berada di depan Seon itu menganggukkan kepala dengan senyum.

Semua orang yang sedang berlalu-lalang melihat interaksi mereka karena tidak biasanya dosen mereka ini banyak waktu. Jika pun bisa di temui pasti harus secepatnya.

"Katanya gak mau di ketahui identitasnya, sekarang ngapain deket-deket papi" mereka jalan  bersisihan menuju ruang dosen.

"Sekarang gak papa deh, capek kalau mau temuin papi harus pakek alesan. Lagian pasti beritanya di rumah sakit sudah tersebar karena kemarin bukan" Seon hanya menganggukkan kepalanya.

Sesampainya di ruang dosen mereka jadi pusat perhatian karena biasanya setelah kelas Seon akan langsung keluar kampus dan berpindah ke rumah sakit sebelah tanpa harus repot menuju ruang dosen terlebih dahulu.

Seon Admaja || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang