BAB 28

338 30 1
                                    

~Happy Reading~

Pagi hari ini Seon yang sudah mengantar J dan berada di rumah sakit bersama Juno menikmati kopi buatan Rani mendapatkan ponsel miliknya berdering. Pria itu mengambilnya dari dalam saku hoddie karena ia belum mengenakan jas putih miliknya.

"Siapa pi?" Juno menaikkan satu alisnya melihat Seon yang sudah meenmpelkan ponsel ke telinganya.

Seon hanya menautkan kedua alisnya, kemudian membelalakkan kedua matanya kearah Juno. Sedangkan Juno hanya menautkan kedua alisnya.

"Papi ke UGD dulu ya" Seon yang sudah memasukkan ponselnya kedalam saku berdiri dari duduknya kemudian berlari meninggalkan stan kopi itu.

"Kenapa No?" Juno menolehkan kepala kearah suara itu.

"Gak ngerti Ran, kayaknya ada pasien baru. Aku ikut papi dulu ya" Rani menganggukkan kepala kemudian ia ditinggalkan oleh Juno.

Sesampainya di UGD Seon segera berjalan kearah Dony yang sudah menunggunya di luar bilik.

"banyak darah yang keluar, sekarang lagi di tangani sama anak didik lo" jelas Dony yang membuka tirai bilik.

Disana terlihat seorang perempuan cantik dengan hijab yang sudah bersimbah darah dan satu laki - laki seumuran Juno yang memegang tangan wanita itu erat dengan air mata yang mengalir.

"Gimana?" tanya Seon kepada salah satu anak didiknya.

"Terjadi benturan di bagian kepala, sepertinya harus melakukan Ct - Scan setelah pasien siuman dok" Seon menganggukkan kepalanya melihat monitor di sebelah brangka sudah berbunyi normal.

"Ayo lakukan sekarang, agar bisa di tangani dengan cepat jika terjadi operasi" Seon berjalan menuju Dony yang ada di counter jaga bersama dengan Juno.

"Kenapa pi?" Juno menunjuk pasien yang di bawa pergi dengan dagunya.

"Kecelakaan, terus terjadi benturan di kepala. Tapi kayaknya gak parah sih" Seon berjalan meninggalkan kedua laki - laki itu dengan tangan yang masuk ke dalam saku hoddienya.

"Santai bener" Juno mengikuti Seon yang berjalan meninggalkan UGD.

# # # #

Siang hari, setelah terjadinya penanganan pasien wanita kecelakaan. Seon kembali mengunjungi wanita tersebut di kamar VIP nomor 2. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu, lalu masuk setelah mendapat persetujuan dari orang yang ada di dalam.

"Selamat siang ibu Wina" Seon menganggukkan kepala untuk menyapa pasien yang sudah bisa duduk di atas ranjang rumah sakit itu.

"Selamat siang dokter Seon, panggil saya Wina saja, karena saya rasa umur kita sama" wanita itu sernyum ke arah Seon.

'Sudah gila, senyumnya bikin meleyot' kata Seon dalam hati. Ia menggelengkan kepala untuk menepis pikiran anehnya.

"Bagaimana kondisinya saat ini, apa ada rasa nyeri di daerah kepala?" kedua tangan Seon masuk kedalam saku jas dokternya.

"Sejauh ini, sejak saya siuman semua baik - baik saja" Seon menganggukkan kepalanya.

"Baik kalau begitu, saya ijin undur diri Wina" Seon menundukkan kepala untuk memberi salam kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

Saat sudah berada di luar ruangan pria itu mendengar percakapan yang membuatnya mengangguk - anggukkan kepala.

"Gimana kabar mama kamu?" suara pria itu menggema di telinga dan ruangan itu.

"Baik, sekarang pergilah. Anda dan Ibu saya sudah tidak ada hubungan apa - apa" kata laki - laki yang menurut Seon itu adalah anak dari Wina.

Ia berpura - pura untuk mengambil minum yang ada di finding machine agar percakapan kedua lelaki itu tak ia lewatkan satu pun. Setelah kepergian pria paruh baya itu Seon berjalan menghampiri laki - laki yang berumur sama dengan Juno.

"Ini" Seon memberikan satu kaleng minuman kepada laki - laki itu, "nama kamu siapa?" Seon duduk di salah satu kursi tunggu di sana.

Anak laki - laki itu juga duduk disana bersebelahan dengan Seon tetapi berjarak satu kursi kosong.

"Nama saya Rega dok" Rega membuka penutup kaleng tersebut kemudian menegak isinya.

"Itu tadi siapa Ga?" tanya Seon dengan kaki kanan yang sudah bertumpuh pada kaki kirinya.

"Tadi mantan ayah saya".

"Oh iya, nanti pukul empat jangan lupa ingatkan ibu kamu buat minum obat ya" Seon melihat Rega menganggukkan kepala dengan senyum mengembang.

Saat Seon akan mengeluarkan suara, ponsel di sakunya bergetar dan berakhir berada di telinganya saat ini.

"Halo bang ada apa?" Seon menautkan kedua alisnya.

"Yang jelas ih, males banget gue" Seon memutus panggilan saat terdengar anak pertamanya itu tertawa.

"Siapa dok?" entah kenapa Rega ingin sekali tahu itu siapa.

"Oh ini anak pertama saya, namanya Juno" Rega hanya menganggukkan kepala dengan lemas mendengar pernyataan Seon barusan, "yaudah kalau gitu saya pergi dulu ya Ga" Seon berdiri saat sudah mendapat anggukkan dari Rega.

# # # #

J yang baru saja masuk kedalam rumah sakit dengan membawa skateboard di tangannya berjalan riang menuju stan copi yang sedang dijaga oleh Rani.

"Assalamuallaikum, Mbak Sam" J berdiri tepat di barisan untuk order.

"Waalaikumsalam, kayak biasa?" tanya Rani yang mendapat anggukan dari J.

"Tumben sepi mbak?" J berjalan menuju meja yang tadi pagi sempat di duduki oleh Seon dan Juno.

Anak itu duduk disana menganggukkan kepala untuk menyapa remaja yang ada di depannya.

"Tadi rame banget" J lagi menganggukkan kepalanya.

"Tadi pagi papi kamu ada pasien baru, kayaknya gak parah tapi harus cepet di tangani sih. Karena korban kecelakaan" Jelas Rani yang sudah duduk di sebelah J.

Anak itu menganggukkan kepala, "tadi juga abang hubungin papi, katanya pasiennya cantik. Tapi udah punyak anak sih pasti juga udah punyak suami" jelas J.

"Terus papi bilang apa?" tanyak Rani yang sesekali menatap stannya karena takut ada pelanggan.

"kata papi gini" J berdehem kemudian menirukan suara dari Seon, "gak jelas ih, males banget gue".

Rani terkekeh, kemudian ia berdiri dari duduknya, "kalian lucu banget sih. Bisa kayak temen sama papi sendiri" kata Rani dengan berjalan menuju stan.

"Itu tujuan papi, kalau bisa kita berdua selalu cerita sama papi tiap ada masalah seperti teman sendiri. Sebenernya juga aku sama abang gak papa aja kalau papi nikah lagi. Tapi yang di takutin adalah hal sesederhana itu bakal hilang nantinya. Juga kita udah nyaman tinggal bertiga" jarak antara J dan tempat Rani berdiri tidak begitu jauh. Jadi anak itu masih bisa menceritakan apa yang ingin dia ceritakan.

Sedangkan remaja yang ada di seberang J hanya mendengarkan dengan saksama. Ia tersenyum mendengar apa yang di katakan J. Sejak J bilang bahwa ibunya cantik.

# # # #

Hallo semuanya.... Akhirnya saya comeback, hehehe......

Gimana kabarnya nih, semoga dalam keadaan sehat ya semua.

Maaf baru bisa upload hari ini, karena kemarin - kemarin lagi sibuk sama laporan praktikum dan tugas kuliah lainnya.

Juga terima kasih buat 2k lebih pembacanya, kalian luar biasa, terima kasih juga buat yang sudah mau menunggu update nya.

Semoga juga untuk di bab 28 ini mendapat feel ya teman - teman.

Terima kasih semuanya.

Seon Admaja || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang