~Happy Reading~
Sore itu, setelah pemeriksaan pasien terakhir Seon berjalan menuju ruangannya. Disana sudah ada dua anaknya tawa mereka terdengar hingga luar ruangan.
Ia membuka pintu, hal pertama yang ia lihat yaitu Juno yang tertawa hingga tersungkur ke sofa, kemudian Seon semakin lebar membuka pintunya dan terlihat satu laki - laki asing tetapi Seon tahu itu siapa. Dan terakhir yang ia lihat yaitu J anak itu tertidur di sofa dengan tawa yang lepas.
"Assalamuallaikum" Seon berjalan masuk melewati ketiga anak itu.
"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.
"Kok ada Rega disini?" Seon membuka jas dokternya kemudian ia duduk di kursi kerjanya.
"Iya pi, tadi J ketemu Bang Rega di stan kopinya Mbak Sam" Seon hanya menganggukkan kepala mendengar apa yang dikatakan J.
"Rega udah makan?" Tanya Seon yang berjalan kearah sofa.
"Jawab belum bang" bisik J perlahan.
"Belum sih dok kalau makan malam" Rega menuruti apa yang di katakan J.
"Kita mau makan malam apa?" Seon membuka aplikasi di ponselnya untuk memesan makanan.
"Gak mau pesen online, kita makan di kantin aja pi. Menunya hari ini mantep bener".
"Emang apaan dek?" Juno menaikkan satu alisnya melihat kearah J.
"Nasi lodeh, lauknya dadar jagung sama kerupuk, terus minumnya es teh. Wih, mantep gak tuh".
"Let's go" Seon berjalan meninggalkan ruangnya ia sudah keluar ruangan itu dengan kedua tangan masuk kedalam saku hoodie nya.
J terkekeh, ia berdiri menyusul Seon dengan beberapa cerita yang ia bagikan kepada pria itu seperti bagaimana hari - harinya di sekolah, bagaimana moodnya hari ini. Seon selalu mendengarkan apa yang di ceritakan kedua anaknya itu. Ia akan memberikan saran atau nasehat jika menurutnya ada satu peristiwa yang baru mereka hadapi.
Seon tidak pernah mengacuhkan apa yang diceritakan oleh kedua anaknya, bahkan hingga J yang sebenarnya menyukai Lensya pun ia tahu. Seon selalu menerima dan mendengar apa yang di ceritakan kedua anaknya. Dari hal yang kecil hingga hal yang menurutnya penting untuk di bahas bersama.
Sedangkan Rega yang berjalan bersama Juno di belakang Seon dan J, melihat kedekatan kedua orang di depannya itu sedikit iri. Bahkan mungkin level irinya sudah mencapai sangat iri, karena ia tidak bisa memiliki sosok orang yang bisa mendengarkan ceritanya selama ini.
"Kenapa ngelamun aja?" Juno menyenggol tangan Rega menggunakan sikunya.
"Dokter Seon kalau sama anaknya emang gitu?".
Juno menganggukkan kepala, ia melihat Seon dan J yang sudah memasuki kantin bersama dengan Seon yang memegang bahu Kanan J.
"Papi gak pernah mengabaikan apa yang kita ceritakan, bahkan papi lebih suka melihat anaknya berkata jujur. Menceritakan kejadian - kejadian setiap hari dari anaknya yang gak bisa papi pantau setiap saat. Seperti J yang ada di sekolah. Aku yang selalu di kampus meskipun jaraknya dekat. Tetapi tidak memungkinkan buat papi selalu melihat aku setiap saat dan detik".
Juno mengambilkan tempat makan untuk Rega kemudian mereka berdua masuk kedalam barisan antrean. Bahkan saat malam pun kantin rumah sakit ini sangat ramai.
"Papi kamu gak ada niatan buat nikah lagi gitu?".
Juno yang mendengar itu terkekeh. Ia yang selesai mengmbil nasi beserta lauknya berjalan menuju meja yang sudah ada J dan Seon.
"Gimana bang, mantep gak makanannya" J yang sudah menghabiskan setengah makanannya melihat kearah Juno yang duduk di sebelah Seon.
"Mantep pakek banget lah, ini mah bisa sampek porsi kuli" J terkekeh mendengar apa yang di katakan oleh Juno.
Mereka makan dengan diam, sesekali Seon yang bertanya mengenai bagaimana kuliah Juno. Apakah ada kesusahan dan sebagainya terkadang Seon juga bertanya kepada Rega apa yang dia lakukan saat ini kemudian apa yang akan ia lakukan dimasa depan nantinya.
Setelah selesai makan malam, mereka kembali keruangan Seon tetapi tanpa Rega karena anak itu berpamitan kembali ke ruang inap ibunya.
"Kalian ketemu Rega kapan?" Seon yang sudah duduk di kursi kerjanya bertanya dengan membuka beberapa berkas.
"Barusan tadi siang, di stannya Mbak Sam" jawab J yang sedang serius memainkan ponselnya.
Seon hanya menganggukkan kepalanya. Ia dan kedua anaknya tenggelam dalam kesibukan masing - masing, sampai waktu menunjukkan 10 malam Seon memfokuskan pandangannya yang tertuju ke J dan Juno. Ia kira dua anak itu sudah tertidur dengan lelap, ternyata mereka berdua sedang memainkan ponsel masing - masing.
"Papi kira kalian tidur" Seon yang sedang memasukkan barang bawaannya kedalam tas ransel beberapa kali memandang kedua anaknya yang masih tidak bergerak dari tempat mereka, "kalian mau pulang apa nggak?" Seon menyampirkan tasnya ke satu bahu saja.
"Mau" kedua anak itu bangun dari tidurnya mengambil tas ransel masing - masing lalu menyusul Seon yang lebih dulu keluar ruangan.
# # # #
Perjalanan menuju rumah di iringi oleh J dan Juno yang bernyanyi, keduanya memadu suara merdu mereka bahkan Seon tak mau kalah, ia juga bernyanyi bersama kedua anaknya itu.
"Oh iya" Juno yang entah kenapa hari ini duduk di belakang. "dek kecilin dulu suaranya" setelah volume music tidak terdengar Juno kembali membuka mulutnya, "masa tapi si Rega nanyak gini 'Dokter Seon gak ada niatan buat nikah lagi?' gitu" kata Juno dengan suara yang ia buat semirip mungkin dengan Rega.
"Wihhhh, kayaknya ada yang tertarik nih sama bos besar" timpal J dengan senyum jailnya.
"Apaan deh" kata Seon yang masih fokus ke jalan raya.
"Gimana pendapat. Papi?" kata Juno dengan mencondongkan badannya diantara J dan Seon.
"Entah, emang kalian bolehin papi?" kali ini, di lampu merah Seon menoleh ke arah dua anaknya.
"Sebenernya juga kita gak rela, tapi kalau papi mau coba silahkan" kali ini yang menjawab bukan Juno melainkan J, "yang kita takutkan cuman hilang rasa dekat kita seperti ini, ngobrol santai layaknya teman" J tersenyum kearah Seon dengan anggukkan setuju dari Juno.
"Mungkin kita coba terlebih dahulu, hanya sekedar dekat saja" Seon mendapat anggukkan dari kedua anaknya untuk menyetujui.
Seon kali ini akan memikirkan baik - baik, kedua anaknya pun sudah membuka hatinya memberikan Seon kesempatan untuk memiliki pendamping hidup lagi. Tapi entah kenapa dirinya lah yang kali ini sedikit tidak berminat dengan tawaran yang kedua anaknya berikan.
# # # #
Selamat siang yuhuuu, gimana kabarnya semua.... Semoga dalam keadaan sehat dan baik - baik saja.
Selamat datang untuk yang baru baca semoga enjoy dengan cerita ini,
Untuk yang udah lama baca maaf ya hehehe, karena saya baru bisa update hari ini.
Terima kasih atas votenya, juga terima kasih buat 3k pembaca kalian semua luar biasa 👍.
Bab 29 ini semoga bisa dapet feel antara bapak dan anak - anaknya ini.
Selamat membaca semua, bye 👋, enjoy ya.
Salam sayang dari si Juno
KAMU SEDANG MEMBACA
Seon Admaja || (END)
Teen Fiction(sebelum baca jangan lupa follow dulu ya semuanya 👋) Ini bukan tentang kisah cinta anak muda Ini tentang kisah ayah duda, yang bertahan dengan dua anak laki-lakinya selama ia merintis karir dan bukan hal mudah. Menjaga dan membesarkan kedua anakny...