BAB 10

629 40 0
                                    

~Happy Reading~

"Papi tuh sebenernya gak usah masukin aku ke kamar rumah sakit, gak lama juga sembuh" J melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah cemberut.

Yap, setelah kejadian pembulian di sekolah, J akhirnya berada di ruang inap rumah sakit. Hasil rontgen yang keluar membuat Juno dan Seon memendam amarah mereka karena tulang di bagian pergelangan kaki J retak meskipun kata Dony tidak parah.

"Kaki kamu itu gak lagi baik - baik aja. Jangan banyak omong deh" kata Seon dengan nada yang naik satu oktaf.

"padahal papi bisa rawat J di rumah aja" anak itu menundukkan kepalanya.

Seon yang melihat itu berjalan mendekat ke arah J Ia duduk di depan anaknya, "bukan papi terlalu over J, tapi papi gak pernah sedikit pun mukul kamu atau hanya sekedar mencubit kamu dan abang aja rasanya papi gak bisa. Dan hari ini papi liat kamu sampai babak belur kayak gini buat papi merasa gagal jadi ayah yang harus lindungin anaknya."

J bergerak ia mencondongkan badannya kedepan. Kemudian memeluk Seon melingkarkan kedua tangan anak itu di leher Seon, "papi gak pernah gagal kok lindungan J sama abang, papi selalu ada buat J dan abang. Sampai - sampai kita yang takut untuk di tinggal papi bahkan jarak sedekat kota A dan B" J melepas pelukannya.

"Kata Om Donya tadi J kan gak perlu operasi. Cukup dengan kursi roda beberapa haru bakal sembuh kan jadi papi bisa jagain J di rumah aja gak perlu juga di rumah sakit, lagian juga cuman gini doang" Seon menganggukkan kepalanya ia berdiri dari duduknya mengambil kursi roda di dekat tempat tidur yang sedang di duduki J. Ia di bantu oleh Juno memindahkan J ke kursi roda.

# # # #

Minggu pagi yang sedikit mendung tetapi sinar matahari masih terpancar, J dan Juno berada di ruang tengah dengan setumpuk baju yang baru saja Seon ambil dari taman belakang karena sudah kering. Mereka berdua sama - sama melakukan pekerjaan melipat baju dengan tontonan drama korea yang baru saja rilis di Netflix.

"Kok aku ikut deg - degan sih" J memegang dadanya dengan tatapan yang masih tertuju ke layar televisi.

"Alay" sedangkan Juno duduk di sofa panjang dengan posisi menyamping karena ia melipat baju juga di atas sofa.

Sedangkan J hanya mendengus kemudian melanjutkan melipat bajunya di atas kedua kakinya karena ia duduk di kursi roda.

"Bang, J boleh minta tolong gak?" Juno menolehkan kepalanya kemudian mengangguk.

"Kalau abang udah selesai lipatin baju sekalian masukin baju aku ke lemari ya. Kasihan abang sama papi kalau harus gendong J terus kan capek ya."

"Ngapain sih pakek kasihan segala, gak ada kasihan - kasihan."

Situasi saat ini dimana J membawa keranjang sedangkan Juno yang menggendong J di punggung menaiki tangga menuju kamar Juno terlebih dahulu untuk menaruh pakaian miliknya, setelah selesai berpindah ke kamar sebelah untuk menata milik J.

"Bang" kata J yang duduk di atas tempat tidur miliknya pandangan anak itu tertuju ke satu kaki yang terbalut perban.

"Hmm?" Juno masih sibuk dengan menata baju J yang menurutnya lebih banyak dari miliknya.

"Besok aku sekolahnya gimana?" ia mendongakkan kepalanya melihat Juno yang sedang bersandar di lemari J.

"Ya seperti saat ini pakai kursi roda terus abang anter deh" Juno berjalan kearah J ia sedikit berjongkok di depan J, "Ayo" Juno berdiri setelah merasa J sudah melingkarkan kedua tangan anak itu ke bahunya.

Seon yang melihat kedua anaknya turun dari lantai atas tersenyum, bahkan disaat seperti ini Juno tidak pernah sedikit pun meninggalkan adiknya bahkan tidak ingin.

Ia teringat bagaimana semalam ketika J sudah tertidur lelap di kamarnya sedangkan Juno dan dirinya masih ada di ruang tengah. Pembicaraan yang ringan dan menuntut dari Juno itu membuat Seon tersenyum. Dimana anak itu memohon kepadanya untuk memberi hukuman ke anak yang sudah membuat adiknya sulit berjalan.

"Duduk sini abang taruh ini dulu" Juno menurunkan J duduk di sebelah papinya kemudian berlalu menuju taman rumahnya untuk menaruh semula keranjang tersebut.

"Serunya bisa seharian di rumah, biasanya aja udah ngajakin keluar" J duduk bersandar sofa.

"Iya, kerjaan rumah juga udah selesai lebih awal jadi bisa gak ngapa - ngapain seharian" kata Juno yang datang dari berakang Seon dan J.

"Gak mau keluar?" Seon melipat koran yang baru selesai ia baca dan menaruhnya di bawah meja.

"Nggak" kedua anak itu menjawab bersamaan.

"Berarti papi boleh kerja nih?" kedua anak itu menggelengkan kepala, "papi juga bosen tau kalau gak ngapa - ngapain dari pagi sampek malem."

"Mau pizza" kata J yang sangat random dengan percakapan mereka.

"Iya nih, kayaknya seru makan pizza sama main ps gak lupa cola apa lagi kalau ada tambahan ayam."

"Wihh, mantap" kata Juno dan J bersamaan.

"Yaudah mau pilih mana?" Seon yang sudah membuka aplikasi untuk memesan makanan membuat Juno yang duduk di sofa single berpindah ke sebelah kanan Seon.

"Yang ini pi" tunjuk Juno kearah layar ponsel Seon.

"Sama ini juga" kali ini J yang menunjuk layar ponsel.

"Udah?."

"Sama chikin boleh gak pi?" kata dua anak itu dengan pelan dan puppy eyes yang di perlihatkan.

"Boleh" Seon menganggukkan kepalanya lalu memesan chikin atau lebih tepatnya ayam goreng. Entah kenapa mereka sering menyebutnya chikin.

Tak lama pesanan mereka datang, bersamaan dengan kedatangan Juno yang tadi keluar menuju mini market untuk membeli cola.

"Terima kasih pak" J mengambil dua kardus pizza yang di berikan oleh kurir, lalu menaruh di pangkuan kakinya.

Setelah semua makanan yang di pesan datang mereka makan dengan lahap dengan pandangan lurus ke televisi yang menampilkan serial Netflix yaitu stranger things. Tanpa sadar ini adalah weekend pertama mereka tidak kemana - mana dan di rumah saja. Seon menyadari bahwa di rumah seperti ini saja juga sangat nyaman bersama kedua anaknya.

# # # #

Hallo semua, selamat pagi hehehe... Rasanya ini upload terpagi ya.

Saya mau bilang kalau maaf udah beberapa minggu baru sekarang bisa upload, hehehe....
Tugas kuliah saya terlalu menumpuk, jadinya jadwal upload molor terus.

Juga selamat bulan ramadan buat kita semua yang beragama islam, selamat berpuasa. Semoga masih semangat ya puasanya karena baru minggu awal ini, hehehe....

Kalau gitu selamat membaca bab 10, dan jangan bosen buat nunggu bab selanjut - selanjutnya ya, bye.

Salam sayang dari Juno yang lebih sayang sama J.

Seon Admaja || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang