~Happy Reading~
senin pagi, dimana J yang biasanya bisa berlari kesana kemari dengan lincah kali ini hanya bisa duduk di atas kursi roda dengan Juno atau Papinya yang akan membantu. Sama seperti saat ini, Seon berjongkok didepan anaknya mengikat tali sepatu J dengan rapi lalu berdiri setelahnya.
"Udah siap?" J menganggukkan kepalanya.
"Bang ayo, nanti J telat" Teriak Seon dari lantai bawah.
"Iya" Juno turun dengan ransel miliknya dan milik J yang baru saja ia ambil karena tadi tertinggal saat ia menuruni tangga bersama J.
"Let's go" Juno memberikan tas berwarna abu kepada J, lalu ia mendorong kursi roda tersebut, "bahagia banget" ia melihat J yang tersenyum sejak tadi ia turun dari lantai dua.
"Iya dong, kan besok mau selesai masa buat duduk di kursi rodanya" J menaik turunkan kedua alisnya.
"Kata siapa?" Juno menghentikan kursi roda itu, memasukkan tas J kedalam mobil lalu berpindah membantu J masuk ke mobil.
"Kata Om Dony, kan katanya cuman tiga hari udah selesai gak perlu lama - lama" ia membenarkan duduknya, "makasih abang" Juno menganggukkan kepala lalu menutup pintu mobil, setelah itu melipat kursi roda J dan memasukkannya di dalam bagasi.
"Udah bang?" teriak Seon dari dalam mobil.
"Udah pi" Seon yang mendengar jawaban Juno melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah, sedangkan anak pertamanya itu menutup pagar.
Perjalanan menghatar J menuju sekolah seperti biasanya dinpenuhi nyanyian dan debat kecil ala J dan Juno yang berakhir dengan Seon terkekeh mendengarnya, karena yang di debatkan oleh mereka sesuatu tidak penting menurutnya, seperti ada 'berapa lobang di sedotan?'.
Tak lama Mobil Seon memasuki halaman sekolah J memarkirkan disana mobil berwarna hitam yang sebenarnya milik Juno.
"Siang pak" salah satu satpam disana menyapa Seon.
"Siang juga pak Tejo, gimana kabarnya?" Seon menepuk ringan lengan satpam yang bernama Tejo itu.
"Alhamdulillah baik pak, bapak sendiri gimana?" kata Pak Tejo dengan senyum yang mengembang.
"Alhamdulillah juga baik."
"Tumben pak ke sekolah?."
"Ini, saya lagi antar anak saya ke sekolah, sekalian mau urus masalah dia, karena waktu jumat atau sabtu saya lupa. Dia dateng ke rumah sakit sudah dalam keadaan babak belur" jelas Seon yang membuat satpam tersebut menutup mulutnya tidak percaya, "kenapa pak?" Seon menaikkan satu alisnya.
"Berarti itu anak bapak? Saya gak tau kalau itu anak bapak, kalau taau mungkun saya udah lapor dari seminggu yang lalu, bahkan anak bapak gak sekali aja di pukuli udah hampir saya liat empat kali pak" Seon yang mendengar itu menggeretakkan rahangnya kedua tangannya mengepal.
Sedangkan Juno yang sedari tadi membantu J turun dari mobil juga sangat marah mendengar perkataan satpam itu.
"Assalamuallaikum" suara yang sangat nyaring itu membuat mereka berempat menoleh.
"Allah, J lo kenape?" Salah satu anak dengan seragam yang sama dengan J maju menghampiri anak kedua Seon.
"Jatuh ketimpa durian gue" kata J yang masih bisa - bisanya bercanda, "bang, pi kenalin mereka teman J" ia menunjuk ke lima temannya menggunakan dagu.
"Halo om, bang, saya Hiro" anak yang berdiri di sebelah kiri sendiri dan terlihat tengil itu melambaikan tangannya.
"Halo om, bang, saya Cena" sedangkan anak yang bernama Cena hanya menganggukkan kepala tanda memberi salam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seon Admaja || (END)
Teen Fiction(sebelum baca jangan lupa follow dulu ya semuanya 👋) Ini bukan tentang kisah cinta anak muda Ini tentang kisah ayah duda, yang bertahan dengan dua anak laki-lakinya selama ia merintis karir dan bukan hal mudah. Menjaga dan membesarkan kedua anakny...