BAB 8

598 37 4
                                    

~ Happy reading ~

Siang ini, dengan suasana yang canggung dan sunyi yang tak biasa di telinga bapak dengan dua anak itu karena pukul berapa pun di rumah ini akan selalu bising dengan teriakan J yang digoda oleh abangnya.

"Aku kesini mau lihat J sama Juno" ya, siang itu yang mengganggu istirahat Seon adalah Renia.

"Aku panggilin dulu" Seon yang akan berdiri dari duduknya seketika tidak jadi karena kedua anak itu sudah turun dengan piring yang berisi kertas bungkus dan sendok saja.

"J, Juno, ini mama mau ketemu kalian" kata Seon dengan berdiri.

J hanya melirik perempuan itu dengan tidak suka sedangkan Juno memasang wajah datarnya, mereka berdua tidak ada yang ingin membuka percakapan sedikit pun.

"Pi, abang sama adek mau pergi ke indomaret depan mau nitip" kata Juno yang masih berdiri di tempat yang sama, sedangkan J sudah membuang bungkus bekas nasi dan menaruh kembali piring di dalam lemari tak lupa mencuci sendok yang sudah di pakai.

"Boleh deh, teh kotak satu. Ren kamu mau apa?" belum selesai Renia menjawab kedua anak itu sudah berpamitan kepada Seon dan berjalan meninggalkan rumah tersebut.

"Maafin mereka ya Ren, nanti biar aku kasih mereka pelajaran buat lebih sopan lagi ke kamu."

"Gak papa kok mas, itu juga salah aku yang ninggalin mereka gitu aja" Renia menundukkan kepalanya melihat jari - jari kakinya yang menapaki karpet putih berbulu.

"Gimana Ren kerjaan? Lancar?" Seon membuka percakapan kembali karena ia tidak suka suasana canggung seperti ini.

"Alhamdulillah, lancar mas, sesuai apa yang aku fikirkan seperti dulu" Seon menganggukkan kepala.

Mereka berbincang sesekali di selingi tawa, Seon berfikir kemana kedua anaknya itu akan melarikan diri dengan sarung yang masih mereka kenakan.

# # # #

Malam harinya, setelah Seon mendapat istirahat cukup ia keluar dari kamar pukul 7 malam. Seon melihat kedua anaknya berada di luar rumah sedang duduk di pelataran rumah dengan memandang langit cerah dengan banyak bintang disana bersama bulan yang bersinar terang.

"Ngapain?" Seon duduk di kursi belakang dua anaknya.

"Itu pi, bintangnya banyak" kata J yang menunjuk atas sana dengan dagu.

"Mau cari makan di luar gak?" mereka berdua kompak menganggukkan kepala.

"Yaudah ganti sana, papi juga" mereka bertiga memasuki rumah.

"Ngapain?" kali ini Juno yang sedang bertanya kepada J.

Anak bungsu itu berjongkok di depan bak pasir kucing, "kasihan banget nih cicak bang, kalau gak di tolongin dia bakal mati dan species cicak bakal berkurang, kalau di tolongan siapa yang mau?" J sedikit memundurkan badannya karena cicak yang ada di dalam bak melompat - lompat berusaha keluar dari sana.

Juno menghela nafasnya, ia sudah tidak tahu lagi mau menjawab pertanyaan adiknya seperti apa, karena Juno juga tidak. Paham dengan pemikiran anak itu yang sangat random.

"Mati? Kok bisa?" kata Juno yang masih berdiri di sebelah J tanpa ada niatan berjongkok.

"Ya mau gimana gak mati entar kalau dia kenak pipisnya si Meng terus sama kena pup nya Meng gimana?".

"Ya berarti udah takdir itu" J hanya menghela nafasnya pasrah dengan yang dikatakan oleh abangnya.

"Ngapain? Ayo" Seon keluar dari kamar dengan setelan celana pendek kaos hitam polos kemudian luaran jaket denimnya.

"Lah" dua orang itu menolehkan kepalanya kearah J.

"Kenapa?" kata Juno dan Seon serempak.

"Gak papa J seneng aja kita bisa kembaran pakek celana pendek semua, ayo" J menggandeng tangan Seon dan Juno berjalan menuju luar rumah sedangkan yang di gandeng anak tersebut hanya bisa melihat kearah celana masing - masing.

# # # #

Setelah sampai mereka turun dari mobil yang di kemudikan oleh Seon. Di tempat sari laut yang selalu mereka kunjungi setiap malam dengan tenda hujau ciri khasnya itu membuat Seon dan kedua anaknya tertarik dan berakhir menjadi tempat favorit.

"Loh Mas Seon, sudah lama ndak kesini" kata wanita tua yang sedang menyajikan nasi untuk pengunjung lain.

"Iya bu, beberapa hari ini lagi sibuk sama pekerjaan."

"Monggo mas duduk disana" Wanita paruh baya itu menunjuk meja di tengah yang sudah kosong beberapa menit lalu.

"Bu" Kata J yang baru saja datang, karena ia dan Juno menuju Indomaret terlebih dahulu untuk membeli air putih.

"Ya allah, cah ganteng, gimana kabarnya le?".

J dan Juno menyalimi wanita paruh baya tersebut. Ya, seperti itu lah kedekatan mereka yang hanya penjual dan pembeli tetapi layaknya keluarga yang sudah lama tidak bertemu. "Alhamdulillah, baik bu" jawab mereka serempak.

"Ibu gimana kabarnya? Sehat?" kata J.

"Alhamdulillah sehat ibu, udah duduk sana ibu siapin dulu pesanan kalian" J dan Juno menganggukkan kepalanya kemudian duduk di meja yang sudah ada Seon disana.

"Beli minum apa?" Seon melihat tak kresek yang baru saja di taruh oleh J di atas meja.

"Air putih, kan J sukanya air putih" Seon hanya menganggukkan kepala.

Tak lama seorang pria berumur 60 tahun membawa tiga piring nasi beserta lauk, "cah ganteng sudah besar - besar rupanya" kata bapak tersebut dengan tersenyum.

"Iya nih pak, udah besar tapi masih aja manja sama papinya" Jawab Seon.

"Nggak pak, kita gak manja kok, ya gak bang" Juno hanya menganggukkan kepala, ia tidak terlalu berminat dengan percakapan tersebut setelah makanan kesukaan anak itu datang.

Bapak tersebut terkekeh mendengar pertengkaran J dan Seon, "monggo di makan, bapak tinggal dulu geh."

"Terima kasih pak" kata J dan Juno bersamaan.

Hari ini memurut Seon banyak kebetulan - kebetulan yang terjadi di antara mereka bertiga kebetulan tersebut bisa di bilang seperti menggunakan celana yang sama, selalu menjawab bersamaan dan lain sebagainya. Seon merasa bahwa sinyal antara dirinya dengan kedua anaknya sudah sangat lekat sampai mereka terkadang mempunyai satu pemikiran yang sama.

"Gimana makan malam hari ini?."

"Mantap" kata kedua anak yang duduk di depan Seon dengan mengangkat ibu jari masing - masing.

Seon terkekeh melihat tingkah laku anaknya, ia berdiri membayar makanan yang ia dan kedua anaknya pesan. Setelah selesai Seon memanggil dua anak tersebut untuk berpamitan kepada sang penjual karena mereka akan menuju pulang.

# # # #

Hallo semua, selamat malam. Ciieee akhirnya hampir rutin saya upload cerita ini.

Tapi bab ini mungkin words nya gak sebanyak di bab sebelum - sebelumnya. Setidaknya kalian happy bacanya ya.

Terima kasih buat yang sudah mau membaca cerita ini.

Salam sayang dari J dan Juno.

Foto di atas adalah foto di dalam mobil setelah mereka makan sari laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto di atas adalah foto di dalam mobil setelah mereka makan sari laut.

Seon Admaja || (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang