~Happy reading~
Minggu pagi pukul 5 mereka bertiga sudah berada di luar rumah karena Seon menggiring dua anaknya untuk ikut dengannya jogging meskipun hanya di depan rumah.
"Papi ngapain sih?" bisik J kearah Juno yang ada di sebelah kanannya.
"Gak ngerti deh, pagi-pagi bikin mood turun aja."
Mereka, dua anak itu hanya duduk dan melihat Seon yang sedang jogging, posisi mereka sama dengan beberapa menit yang lalu saat mereka baru saja keluar rumah dan langsung duduk di trotoar depan rumah.
"Ayo dong jangan lemes gitu, yang mau jogging papi tambahin uang saku nya" kata Seon dengan iming-iming uang saku.
Mereka berdua menghela nafas tetapi tidak bergerak dari duduknya, "papi gak usah tambahin juga itu uang masih utuh" J menganggukkan kepalanya.
Fakta kedua, anak - anak Seon selain super jahil dan nakal mereka juga tergolong anak yang rajin menabung. Karena uang bulanan yang di berikan Seon menumpuk di dalam atm. Juga mereka jarang sekali menyentuh uang tersebut.
"Udah pi abang masuk dulu."
"J juga"
"kalian masuk uang bulanan berhenti" kata Seon yang masih berlari.
"uang kita masih cukup buat satu tahun kedepan" J menganggukkan kepala.
"Fasilitas papi sita."
"Kayak kita gak pernah naik bis aja" Lagi J menganggukkan kepala.
"Tidur di luar."
"Alhamdulillah uang kita cukup buat ngekos yang murah-murah" dan lagi J menganggukkan kepala.
Kali ini Seon berhenti dan tersenyum miring, "uang saku berhenti selamanya."
Juno yang akan membuka gerbang rumahnya berhenti seketika, dan J yang mendengar itu langsung berjalan kembali duduk di trotoar.
Sedangkan Seon melanjutkan larinya dengan tersenyum karena pagi ini ia bisa menang dari anak-anaknya.
# # # #
Siang hari di ruang tengah yang ramai dengan teriakan J karena berhasil mencetak gol di dalam permainan PlayStation Seon duduk di sofa single dengan banyak kertas berserakan di meja depannya.
Sampai di satu waktu kedua anaknya sama-sama bersender di sofa dan analog PlayStation yang mereka pegang tetapi setengah tergantung dari tangan.
"Kenapa kok pada lemes gitu?" Seon berhenti mengetik di laptopnya dan melihat kedua anaknya.
"Bosen" jawab mereka bersamaan.
"Tumben bosen?" Seon menaikkan satu alisnya, "biasanya juga main ps gak ada berhenti" kata Seon dengan melanjutkan mengetiknya.
"Bang keluar yuk, beli es serut di depan perumahan" J menoleh kearah Juno di sebelah kanannya.
"Bisa bayar pakek kartu gak?" Kata Juno yang masih menyandarkan badannya dengan malas lalu menolehkan kepalanya kearah J.
"Entar gesekin di tempat bapaknya nyerut es aja."
Juno terkekeh sejenak kemudian mengembalikan ekspresi semula yang datar, "males ah, harus ambil duit dulu di atm."
"huh" J menekuk kedua tangan di depan dada, "terus kemana beli es serut yang bisa gesek atm?."
"Ya mana ada oneng beli es serut pakek atm" juno menggelengkan kepalanya heran dengan J.
Sedangkan Seon hanya tersenyum dan sedikit terkekeh. Ia menutup laptopnya setelah akhirnya menyelesaikan semua pekerjaan, merapikan kertas yang berserakan, "mau jalan-jalan?" Seon berdiri dari duduknya dengan membawa laptop dan kertas tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seon Admaja || (END)
Fiksi Remaja(sebelum baca jangan lupa follow dulu ya semuanya 👋) Ini bukan tentang kisah cinta anak muda Ini tentang kisah ayah duda, yang bertahan dengan dua anak laki-lakinya selama ia merintis karir dan bukan hal mudah. Menjaga dan membesarkan kedua anakny...