~Happy Reading~
selasa pagi, seperti hari - hari biasanya mereka akan berangkat bersama kemudian berdebat di dalam mobil yaitu J dan Juno, tapi jika J sudah turun akan di gantikan deep talk antara anak pertama dan sang bapak, kemudian setelah Seon menurunkan Juno di depan gedung universitas ia akan bergeser sedikit menuju gedung sebelah yaitu rumah sakit. Seperti itu lah keseharian Seon yang akan mengantar anak - anaknya menuju sekolah masing - masing.
Kemudian pada saat siang hari Seon akan di repotkan dengan kedua anaknya ia akan menghubungi mereka dan menanyakan keberadaanya, ia akan lega ketika mendapat jawaban kedua anak tersebut karena terkadang mereka akan menjawab dengan berbelit - belit.
Seperti siang ini, ia baru saja menghubungi J yang ternyata sudah berada di rumah sakit, entah di bagian mana anak itu tetapi Seon tidak masalah jika anaknya masih berada di area gedung ini. Sedangkan Juno masih berada di universitas bersama teman - temannya.
Pukul 4 sore, Seon sudah kembali keruanganya tetapi ia sedikit heran karena kedua anaknya masih belum berada disini. Biasanya Seon sudah mendengar kegaduhan sebelum masuk atau akan terkejud karena keduanya sudah tertidur lelap di sofa. Tetapi kali ini hanya sunyi yang menyapa.
Ia duduk di sofa kemudian mengambil ponselnya dari dalam saku dan menghubungi Juno terlebih dahulu. "Assalamuallaikum, abang dimana?" kata Seon ketika sudah terhubung.
"Waalaikumsalam, kan tadi Juno udah bilang pi" jawab laki - laki itu di seberang sana.
"Oh yaudah kalau gitu" Seon mematikan sambungan tersebut kemudian berganti menghubungi J.
"Assalamualaikum, adek dimana?" katanya ketika sudah terhubung.
"Waalaikumsalam, lagi di Nicu pi, kenapa?."
"Gak papa, papi cuman mau pastiin adek udah di rumah sakit aja" Seon yang sedang berdiri di balik mejanya memandang kedepan seseorang disana, "yaudah papi tutup dulu ya, assalamualaikum" setelah mendapat jawaban dari J, Seon menaruh ponsel tersebut kemudian berjalan mendekati anak dengan seragam SMA tersebut.
"Kamu siapa?" anak laki - laki yang mendapat pertanyaan dari Seon hanya bisa menundukkan kepala.
"Duduk" ia memiringkan kepalanya seperti ketakutan ketika Seon akan menepuk lengannya dengan ringan.
Anak berseragam SMA itu duduk di sofa berwarna coklat, ia masih menundukkan kepalanya tidak berani berbicara.
"Gak papa, bilang aja. Keperluan kamu buat datang kemari itu apa?" Seon menyanggah badannya dengan kedua siku yang berada di atas lutut.
"Se-sebelumnya sa-saya minta maaf pak, saya ingin meminta bantuan bapak untuk menyembuhkan satu - satunya ponakan saya yang sekarang berada diruang Nicu. Mungkin saya tidak tahu malu datang seperti ini, dengan kesalahan saya kepada J. Tapi saya harus melakukan ini demi keselamatan ponakan saya" badan anak itu bergetar, ia sudah menangis tetapi tidak terisak. Menangis dalam diam tanpa suara.
"Nama kamu siapa?" Seon yang masih dengan posisinya hanya bisa melihat anak yang ada di depannya tertunduk dan sesenggukan.
"Nama saya Laskar om" setelah menyebut namanya anak itu mendongakkan kepalanya dengan pipi yang basah penuh air mata.
"Kenapa kamu memohon seperti ini ketika kedua orang tua kamu memiliki uang banyak dan bisa memberi pengobatan untuk cucunya?"
Laskar hanya terdiam dan menundukkan lagi kepalanya, dia memikirkan bagaimana caranya menyampaikan semua yang dialami oleh kakaknya.
"Mereka tidak suka dengan Adeline, karena mereka bilang Adeline adalah keturunan orang miskin."
"Kenapa bisa begitu?" Seon menaikkan satu alisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seon Admaja || (END)
Teen Fiction(sebelum baca jangan lupa follow dulu ya semuanya 👋) Ini bukan tentang kisah cinta anak muda Ini tentang kisah ayah duda, yang bertahan dengan dua anak laki-lakinya selama ia merintis karir dan bukan hal mudah. Menjaga dan membesarkan kedua anakny...