76

98 5 7
                                    

Hai 🙋 aku comeback, ada yang kangen dengan Hwang bersaudara kah?
Sebenarnya nanggung waktu memutuskan cerita ini harus hiatus dulu bulan lalu karena part nya tinggal dikit lagi kelar. Tapi mau bagaimana lagi ya kan..
Sekarang kalian bisa menikmati kelanjutan cerita ini lagi.
Happy Reading 🌚🌚
.
.
.

Yeorin

Setelah kami mengikat diri dengan darah, para Ksatria mengitariku, lalu berlutut. Aku melangkah maju, dan mereka menundukkan kepala mereka yang tertutup tudung.

Jimin bergerak di belakangku dan mengumpulkan rambutku di tangannya, menundukkan kepalanya untuk mencium leherku.

"Apa yang kau inginkan, ratuku?"

"Kau," bisikku.

Jari-jari Jimin menelusuri kulitku yang panas, sentuhannya yang penuh dosa meninggalkan api di belakangnya. Aku bersandar di dadanya, menikmati kenikmatan bibirnya di leherku, lidahnya meluncur di kulitku. Para Ksatria menunggu dengan sabar di hadapan Raja dan Ratu mereka.

"Apakah kau ingin mengklaim Ksatriamu?" Jimin bertanya di antara ciuman, jari-jarinya mencap dagingku.

Aku menatap Iblis tampanku. "Ya."

Jimin mencengkeram daguku dan memiringkan kepalaku sampai mata kami bertemu. "Pilih Ksatriamu."

Aku memikirkan paman Jimin, yang diusir dari Daegok oleh ibunya. Mataku menyapu ruangan, dan hatiku membengkak dengan sukacita. Aku tidak punya niat untuk membiarkan salah satu dari mereka pergi. Orang-orang sebelumnya telah mempertaruhkan hidup mereka untukku. Dengan Jimin dan para Ksatria, aku akhirnya memiliki keluarga, sesuatu yang ku inginkan sepanjang hidupku.

Jari-jari Jimin menyentuh lengan kananku, dan kulitku berkerikil dengan tonjolan-tonjolan kecil dari sentuhan lembutnya. Dia melanjutkan membaca perlahan tubuhku, tangannya bergerak ke payudaraku. Aku mengerang saat ibu jarinya menggulung putingku.

Aku membiarkan dia menyentuhku selama beberapa detik lebih lama sebelum aku melepaskan tudung kepala Taehyung dari kepalanya. Dia memiringkan kepalanya ke belakang sehingga aku bisa menatap irisnya yang sedih. Dadaku sakit saat aku berdiri di hadapannya. Kami tidak banyak bicara sejak penculikanku, kebanyakan karena Jimin telah menghabiskan begitu banyak waktuku.

Dengan sekali pandang, pangeran seksiku membuat jantungku melompat keluar dari dadaku. Aku mencintainya, hanya saja tidak seperti kakaknya. Malam ini adalah tentang ikatan dengan para Ksatria, tetapi dengan Taehyung dan aku, ini adalah perpisahan.

Mata Taehyung menyapu setiap inci tubuhku yang telanjang. Aku mengulurkan tanganku, dan dia menyelipkan jarinya di antara jariku. Kulitnya hangat dan kasar, dan aku tahu tidak akan pernah melupakan apa yang ku miliki dengannya. Taehyung istimewa bagiku, seorang Ksatria yang telah mengukir tempat di hatiku.

"Aku memilihmu, Hwang Taehyung. Apakah kau bersumpah untuk melindungi ratumu, sekarang dan selamanya?"

Taehyung mengangguk. "Aku bersedia."

Aku memindahkan tangannya yang besar ke paha bagian dalamku, dan dia melihat ke arahku untuk meminta petunjuk. Itu adalah ritual yang aneh. Pria alfa seperti Taehyung dan Ksatria tidak menerima perintah dari siapa pun, namun di kuil ini, mereka mendengarkanku.

Sebuah sensasi mengalir di lenganku saat aku membimbing tangannya ke atas pahaku. Taehyung menjilat bibirnya, menatapku dengan hasrat di matanya. Jimin memasukkan jarinya ke pinggulku dan menekan dadanya ke punggungku. Dia melanjutkan ciuman lembutnya di sepanjang leher dan rahangku, tangannya meluncur ke bawah perutku.

Taehyung tahu apa yang ku inginkan dan mengambil alih, mencengkeram pahaku dengan kedua tangan saat dia menjilat klitorisku. Aliran panas menjalar ke seluruh tubuhku. Mataku terpejam, dan aku mengerang ketika lidah Taehyung menyelinap di antara lipatanku.

The Devil i HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang