Happy Reading
• • • • • • • • • • • •Mitha sudah tiba dirumahnya. Ia melihat rumahnya yang sepi. Dia menghela nafas. Apakah Adi ada dirumah?
Tok tok tok
Mitha beranjak membuka pintu. Ia mengendap-endap supaya tidak ketahuan. Tapi usahanya gagal.
"Awsshhss." Ringis Mitha karena rambutnya ditarik oleh seseorang.
"Dari mana kamu?!" Tanya Adi ( Papa Mitha ).
"Aku kemana, Papa nggak perlu tau!" Jawab nya.
"Berani ya kamu ngelawan papa. Papa itu orang tua kamu!"
Mitha tertawa kecil. "Orang tua?"
"Orang tua yang berani nyiksa anaknya sendiri?" Sinis Mitha kepada papanya sendiri.Plak
Mitha memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan papanya yang cukup keras.
"Tampar lagi dong." tawar Mitha seperti orang yang sudah hilang akal. Adi terdiam sesaat, kemudian menatap tajam Mitha.
"TAMPAR!"
"Hidup aku udah hancur! Itu semua gara gara Papa! Papa tau gak, aku capek! Capek! Papa gak pernah ngertiin aku. Papa selalu aja nyiksa aku. Emang salah aku sebesar itu ya hiks. Aku capek Pa. Aku butuh Papa, tapi hiks kenapa gak bisa. Aku butuh pelukan Papa." Ucap Mitha yang terdengar pilu.
Adi menatap putrinya itu sendu. Tapi dalam beberapa saat mata itu kembali tajam. Ia meninggalkan putrinya yang menangis. Ego mengalahkan semuanya.
Mitha masuk ke kamarnya dan berteriak. Untungnya kamarnya itu kedap suara.
"ARGGGRHH!"
Ting
Mitha beranjak mengambil hp ny diatas nakas dengan keadaan sedikit berantakan.
Dokter Rian
Mith, besok kamu harus check up yaMitha
Iya, Dok. Besok pulang sekolah aku ke rumah sakit.Mitha mematikan hp nya dan menghela nafas lelah. Dia berjalan ke balkon kamarnya menatap langit malam yang dihiasi bintang.
"Ma, mama pasti liat aku kan. Hidup aku udah hancur setelah mama pergi." Lirihnya.
"Aku capek ma, kenapa Papa jahat sama aku. Aku cuman mau dapet kasih sayang dari Papa, bukan siksaan." Ucap Mitha terdengar pilu. "Aku mau nyerah, tapi kata mama aku anak kuat. Ya kan, Ma?" Lanjutnya dengan lirih.
"Dah mama! Aku mau tidur dulu. jangan lupa datang ke mimpi aku ya." Mitha menghapus air matanya dan beranjak untuk tidur.
•••••
"Kak Aira!"
Aira yang sedang tertidur terganggu dengan teriakan Kesya.
"Kak, gue terlambat!"
"Salah kamu sendiri tidur lagi setelah subuh."
"Namanya juga orang ngantuk."
"Nggak usah sekolah aja deh Sya. Udah terlambat 30 menit juga kamu." Ucap Aira enteng.
"Enteng banget ya kakak nyuruh gue nggak sekolah. Kalo ketinggalan pelajaran gimana? Siapa yang rugi?"
"Gue, bukan kakak! Walaupun gue males sih sama Pak Adnan." Jawabnya.
"Idih. Gitu gitu dia calon suami kamu loh, Sya."
"Emang. Ganteng loh Kak."
Aira memutar bola matanya malas. "Terserah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happiness
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Murni pikiran sendiri‼️ Mengisahkan seorang guru dan murid yang bersatu karena sebuah ikatan suci yang berawal dengan perjodohan diantara mereka. Adnan dan Kesya dijodohkan atas rencana keluarga mereka dulu. Apakah mereka...