Happy Reading
• • • • • • • • • • • • •Sinar matahari memasuki kamar sepasang suami istri yang sedang tertidur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Tapi mereka masih belum bangun. Mereka tidur saling berpelukan, menyalurkan rasa nyaman.
Eghh
Kesya menggeliat dari tidurnya. Ia membuka matanya perlahan dan langsung dilihatkan pemandangan seorang cowok yang tertidur. Ia memperhatikan setiap sisi wajah Adnan.
"MasyaAllah suami gue." Kesya tertawa geli.
"Ngapain ketawa gitu?"
"Ngetawain Bapak."
Adnan menggeleng. "Cepat mandi. Kita kerumah kamu." Ucap Adnan.
Kesya mengangguk dan langsung mengambil handuk dan pakaian gantinya.
Berapa lama kemudian, Kesya keluar dengan baju panjang beserta rok nya.
"Pak, kok gak mandi? Masa istrinya udah wangi gini suaminya enggak."
Adnan yang sedang sibuk dengan ponsel nya mengalihkan pandangan ke arah suara.
"Saya gak mandi juga gak papa. Tetep wangi kok."
"Mana ada. Bau tuh huek."
Adnan mendelik. "Kenapa tadi meluk, hm?"
"Y-ya itu gak sengaja Bapak."
"Alesan! Saya mandi dulu." Adnan mencium kening Kesya dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
"Jantung gue kenapa ya. Ck bahaya nih, harus segera di cek. Bilang lah sama Pak Adnan." Gumamnya terkikik geli.
Adnan yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat Kesya yang terkikik geli. "Sya, sehat?"
"Gak Pak, saya sakit. Bapak sini deh." Adnan menurut.
"Kenapa? Apa yang sakit?" Tanya Adnan khawatir.
"Jantung saya sakit Pak aduhhh."
"Haa?! Yaudah cepetan kita ke rumah sakit." Panik Adnan.
Plak
"Salah Pak. Maksud saya, setiap dekat Bapak jantung saya berdetak lebih cepat dari biasanya. Apa jangan-jangan—
Seketika wajah Adnan menjadi datar. "Sudah. Jangan banyak omong kamu. Sana siap-siap."
"Ini udah siap, Pak. Kuy jalan!" Kesya menarik tangan Adnan yang hanya pasrah dengan kelakuannya.
•••••
Sekarang Adnan dan Kesya didalam perjalanan menuju rumah Kesya. Sedari tadi, tidak ada yang membuka suara hingga terdengar
"Pak, nginep dulu dong rumah Ummi. Ya dua atau tiga hari gitu."
"Iya. Setelah dari rumah Ummi kita langsung kerumah saya ngemasin barang saya buat pindah."
Kesya menatap Adnan memicing. "Pindah kemana, Pak? Ihh Bapak nggak asik, nggak ngasih tau saya." Ucap Kesya cemberut.
"Ini saya kasih tau kamu. Makanya diem dulu."
"Kit—
Kesya mengangguk patuh. "Kemana?"
Adnan menatap Kesya datar. "Dengerin dulu. Ya Allah ini anak." Ucapnya mengusap dada sabar.
"Oke oke."
"Kita akan pindah rumah. Saya udah beli rumah kemarin. Ya walaupun gak seberapa besarnya, muatlah buat kita berdua. Rumahnya juga gak jauh dari sekolah. Jadi kamu jalan kaki juga gak papa." Ucapnya enteng.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happiness
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Murni pikiran sendiri‼️ Mengisahkan seorang guru dan murid yang bersatu karena sebuah ikatan suci yang berawal dengan perjodohan diantara mereka. Adnan dan Kesya dijodohkan atas rencana keluarga mereka dulu. Apakah mereka...