Chapter 8

1.9K 132 0
                                    


Happy Reading

• • • • • • • • • • • • •

Sudah seminggu SMA GARUDA mengadakan ulangan dan hari ini adalah hari terakhir beban mereka selesai.

Kesya dan Mitha sedang berada dikantin.

"Sya, lo pulang sekolah ada urusan ngak?" Tanya Mitha.

"Enggak. Emang kenapa?"

"Kita ke Gramedia kuy!" Ajak Mitha.

"Boleh. Gue juga mau beli novel. Soalnya nggak ada lagi stok yang mau dibaca dirumah." Ucap Kesya.

"Ok. Nanti ya pulang sekolah." Kesya mengangguk.

Mitha dan Kesya yang sedang asik asik mengobrol, diganggu oleh Aldo dan temannya. Mereka langsung duduk didepan Mitha dan Kesya yang dibatasi meja.

Mitha memuta bola matanya malas. Dia jengah melihat Aldo yang selalu datang hanya untuk mengganggu.

"Kalian ngapain duduk disitu?!" Tanya Mitha.

"Elah Mith, numpang duduk aja nggak boleh." Saut Farel.

"Tau tuh. Kantin ini kan milik umum. Ya terserah kita dong mau duduk dimana." Ucap Aldo. Mitha tidak menanggapi perkataan Aldo. Dia hanya memakan makanannya.

"Eh Do, Rel. Itu kelewatan woi!"

"Haa?!"

"Maksudnya, lo berdua gantengnya kelewatan."

"Jiakh!" Seru Aldo dan Farel.

Mitha memutar bola matanya malas. Ia sudah biasa melihat kelakuan temannya ini. "Tobat woi!!"

"Hahahahahah."

Tak lama setelah kedatangan Aldo, Clara bersama teman temannya masuk kekantin dengan gaya angkuhnya. Baju mereka semuanya ketat dan dandanannya seperti tante Tante.

"Woi! Pesenin kita makanan!" Ucap Clara menyuruh seorang yang berada di kantin.

"I-ya kak." Dia mengangguk patuh.

"Woi Clara! Gak usah sok berkuasa lo. Mentang mentang kakak kelas, lo seenaknya." Teriak Kesya.

"Terserah gue. Ngapain lo ngurusin hidup gue."

"Hello. Siapa juga yang mau ngurusin hidup lo itu. Gak guna tau gak? Gue bilang ya sama lo, lo itu kan kakel, seharusnya lo beri contoh yang baik buat adik kelas. Bukan malah bersikap songong kayak tadi. Muak gue liat lo."

Clara mengepalkan tangannya. Ia menarik jilbab Kesya yang hampir saja terlepas. Untung saja ada Mitha.

"Eh nenek lampir! Kalo lo mau ngelawan ya jangan narik kerudung orang dong. Lo gak tau, gimana dia jaga auratnya?"

"Dih sok suci!"

"Maksud lo apaan?"

"Sok suci!"

Kesya menanggapinya hanya tersenyum. Clara yang benci dengan itu, ia mengambil mangkok yang berisi kuah panas. Ia menyemburkan kuah tersebut ke tubuh Kesya.

Kesya yang melihat itu segera berpindah, tapi terlambat. Kuah panas itu sudah tumpah ke tubuh Kesya.

"Arghhh!!"

"Kesya!!"

"Hahaha. Makanya, jangan main-main sama gue." Clara tersenyum sinis dan segera berlalu meninggalkan kantin.

"Sya, kita ke uks ya."

"Gak usah."

"Ish lo mah. Lo tunggu sini. Pinjam hp lo."

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang