Chapter 18

2K 126 0
                                    

Happy Reading
• • • • • • • • • • • • • •


Sudah seminggu kepergian Mitha. Kesya juga sudah bersikap seperti biasanya. Saat ini, Adnan dan Kesya berangkat bareng ke sekolah.

"Sya, nanti kamu pulang pake taksi ya. Aku pulang sekolah ada urusan." ucap Adnan.

"Iya. Kamu pulang ke rumah jam berapa?" Tanya Kesya.

"Nggak tau masih. Kalo aku pulang larut malam, kamu tidur duluan ya." Ucap Adnan yang dibalas anggukan Kesya.

Tidak terasa, mereka sudah tiba di sekolah. Murid-murid sudah ramai yang berkeliaran diparkiran, lapangan, dan koridor.

"Mas, gimana nih? Nanti mereka tau gimana. Aku gak mau ya ada yang gosipin aku. Risih tau gak." ucap Kesya sebal.

"Halah biasanya kamu juga digosipin sama mereka."

Kesya menatap Adnan sebal. "Ihh terserah!"

Adnan terkekeh seraya mengusap lengan Kesya lembut. "Udah, tenang aja.  Nanti kalo mereka nanya, jawab aja sejujurnya." jelas Adnan.

"Tap-

"Ok?"

"Yaudah deh. Aku keluar." Kesya menyalami tangan Adnan. Begitu juga dengan Adnan, ia mengecup singkat kening Kesya.

Kesya keluar dengan santai. Ia tidak memperdulikan berbagai tatapan dan omongan para siswa. Benar, semua murid melihat Kesya yang keluar dari mobil Adnan. Bisik bisik murid terdengar oleh Kesya.

"Guys, itu Kesya kan? Ngapain dia berangkat bareng pak Adnan?"

"Pasti ada hubungan tuh si Kesya, selain guru dan murid."

"Dih, caper terus sama guru itu anak ya!"

"Tau tuh. Sok sok an pake jilbab. Tapi kayak iblis!!"

"Kayak gak pernah diajarin sama orang tua ya hahaha."

"Siapa tau orang tuanya juga kayak gitu."

Berbagai bisikan siswa yang membuat Kesya mengepalkan tangannya. Ia memejamkan matanya meredam emosi.

Tapi emosinya semakin memuncak ketika mendengar murid yang mengejek orang tuanya. Ia menghampiri murid tersebut.

Plak!

"Lo apa apaan sih?!"

"Lo yang apa apaan! Ngapain lo hina ortu gue. Kalo mau ngomongin orang tuh sini sama orangnya langsung. Jangan berani di belakang doang."

"Y-ya emang bener kan yang gue omongin."

Kesya tertawa renyah. "Kok gugup gitu? Takut?"

"Cih! Ngapain gue takut sama lo."

Kesya mengangguk anggukkan kepalanya. "Yaudah." Kesya melenggang pergi ke kelas dengan santai tanpa mempedulikan mereka.

Sebelum Kesya sampai di kelas, ada yang menarik tangannya.

"Ish lepasin!"

Adnan menatap datar Kesya. "Ngapain tadi nampar murid?"

"Itu salah dia. Ngapain hina ortu aku."

"Ya tapi jangan sampai main fisik."

Kesya menatap Adnan sebal. "Belain aja terus. Kamu pikir aku diam aja saat orang tua aku dihina. Gak akan!"

"Tapi kamu harus tau, ini di area sekolah. Kamu selalu aja buat rusuh dengan masalah sepele kayak gini. Coba aja sehari aja jangan buat rusuh." Ucap Adnan cape.

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang