Chapter 22

1.5K 108 0
                                    

 Happy reading
 • • • • • • • • • • • • •

Adnan sudah tiba dirumahnya. Tetapi, dia tidak melihat Kesya.

"Sya, jangan buat aku khawatir." gumam Adnan.

Adnan mengambil hp nya dan menelpon Regan untuk meminta bantuan.

"Halo, tumben lo nelpon gue. Ngapain?"

"Lo kerumah gue sekarang!"

"Ngapain?"

"Cepat!"

Tut tut tut

Disisi lain, Regan sudah menyumpah serapahi Adnan.

"Adnan anj!" Umpatnya.

Regan menutup mulutnya. "Astaghfirullah Regan, lo gak boleh  ngomong kasar." ucapnya sendiri dengan nada lebay.

Regan tersadar. "Astaghfirullah! Gue telat. Mampuss kena amuk singa nanti." Regan segera bergegas ke rumah Adnan.

 *****

Digubuk kecil yang ada dihutan, terlihat seorang gadis yang terkulai lemah dengan tangan yang diikat.

"Mas." lirihnya.

"Umi, Abi."

"Bunda, Ayah."

"Tolongin gue!" Teriak Kesya. Tetapi tidak ada seorang pun yang mendengarnya.

Brak

Terlihat seorang gadis yang berjalan kearahnya dan membawa pisau kecil.

"Hai Kesya." sapa seorang gadis yang memakai topeng.

"Siapa lo?!" Teriak Kesya panik ketakutan.

"Lo mau tau siapa gue?"

Gadis itu membuka topengnya dan membuat Kesya kaget.

"Belvita?!"

"Iya. Kenapa?" Ucapnya tersenyum smirk.

"Lepasin gue!!"

"Gue gak akan lepasin lo sampai lo mati ditangan gue!"

"Salah gue apq?! Kenapa lo nyulik gue?!"

Belvita mencengkram pipi Kesya kuat membuat sang empu meringis kesakitan. "Diem!"

"Gue akan siksa lo sampai lo gak bernyawa." ucap Belvita tersenyum bak iblis.

Belvita mengusap pipi Kesya menggunakan pisau kecil yang sangat tajam.

"Jangan lakuin itu. Gue mohon." Kesya menggeleng ketakutan.

Belvita tidak menanggapi perkataan Kesya. Ia segera menggores pipi Kesya perlahan.

"Arghh!!"

Belvita tersenyum menyeringai. Dia menginjak kaki Kesya kuat.

"Arghh!!"

"Gue mohon lepasin." ucap Kesya yang semakin melemah.

"Tidak semudah itu! Lo harus tau gimana sakitnya gue dulu!" Teriaknya dengan wajah sedih, kemudian tertawa dengan keras.

"Gue gak tau apa salah gue! Gue gak ingat sama masa lalu! Gue juga gak pernah berurusan sama lo dulu!" Teriak Kesya dengan mata berkaca-kaca.

Plak

Plak

Belvita menampar Kesya dua kali berturut-turut. Wajah Kesya berpaling kesamping.

Belvita menunjuk Kesya. "Lo diem! Hari ini adalah hari yang paling bahagia buat gue!" Belvita saat ini seperti orang kesetanan.

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang