Chapter 32

1.2K 92 2
                                    


Happy Reading
------------------------------

Kesya dan Adnan sudah pulang dari rumah sakit setelah shubuh tadi. Saat ini Kesya sedang membuat sarapan dengan seragam yang sudah lengkap.

Adnan tiba-tiba datang dan langsung memeluk pinggang Kesya dari belakang.

Kesya sudah terbiasa dengan sikap Adnan ketika dia sedang memasak, pasti Adnan akan memeluknya dari belakang.

"Lepasin dulu. Aku mau mindahin nasi nya ke piring." ucap Kesya.

Adnan mengangguk dan melepaskan tangannya dari pinggang Kesya. Ia langsung duduk, bersiap-siap untuk menyantap makanan masakan istrinya.

"Aroma nya aja udah enak, apalagi rasanya. Mmmm.." Ucap Adnan mencium aroma masakan Kesya yang membuatnya sumringah.

"Kamu bisa aja." ucap Kesya sambil mendudukkan bokongnya ke kursi.

Adnan tertawa kecil dan langsung menyantap makanannya.


*****

Adnan dan Kesya sudah tiba disekolah. Kesya langsung keluar dari mobil. Tiba-tiba ada suara notifikasi membuatnya membuka ponselnya.

Aurel
Sya, kalo lo udh datng di seklh, samperin gue dikantin ya?

Kesya
Oke Rel. Gue udh datng kok, otw kantin ya

Aurel
Gue tunggu

Read.

"Mas." panggil Kesya.

"Hm?"

"Aku duluan ya, aku mau nyamperin Aurel dikantin." ucap Kesya meminta izin.

"Iya." Adnan mengulurkan tangannya.

Kesya yang melihatnya langsung mencium tangan Adnan.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

*****

Aurel sibuk dengan ponselnya sambil menunggu Kesya sampai datang.

"Hai Rel, maaf lama. Lo mau ngapain nyuruh gue kesini? Tumben banget." Tanya Kesya yang baru saja datang dan langsung duduk.

"Ehh Sya?!"

"Gue mau ngomong sesuatu." ucap Aurel gugup.

"Mau ngomong apa?" Tanya Kesya to the point.

"Gue boleh gak, jadi temen lo? Biarpun gue gak kayak Mitha yang selalu buat lo bahagia. Gue tulus banget mau temenan sama lo. Tapi, kalo lo gak mau, juga gak papa kok." ucap Aurel menundukkan kepalanya.

Kesya tertawa kecil, ia memegang pundak Aurel. "Gue gak mandang apapun kalo mau temenan. Dari dulu kita juga temenan kok." Jawab Kesya dengan kekehan.

"Iyasih. Tapi rasanya gue pengen lebih deket gitu sama lo." Ucap Aurel.

"Kenapa enggak. Lo boleh temenan sama gue. Malah seneng gue."

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang