Chapter 24

2.1K 120 0
                                    


Happy Reading
• • • • • • • • • • • • • •

Disinilah Adnan sekarang, tepatnya dikantor polisi. Ia segera masuk menghampiri Regan.

"Lama banget lo!" Kata Regan. Adnan tidak memperdulikan itu. Ia mematap pak polisi dengan serius.

"Pak, saya mohon berikan hukuman yang setimpal untuk dia. Karena dia, istri saya jadi trauma."

"Baik pak. Kami akan memberikan hukuman yang setimpal." Tegas pak polisi.

"Apa boleh saya bertemu dengan dia?" Polisi itu mengangguk. Adnan pun berjalan menghampiri Belvita. Terlihat wajah Belvita yang tidak baik-baik saja.

"Lepasin gue! Gue mau bunuh dia! Lepasin!!"

Adnan menatap Belvita tajam. "Apa salah istri saya? Kenapa kamu mau membunuh dia? Apa?!"

Belvita tersenyum pilu. "Kesya udah ngancurin hidup gue! Karna dia, orang yang gue sayang pergi. Dia udah bikin hidup gue menderita!"

"Sahabat sekaligus cowok yang gue cinta udah pergi. Dan itu semua gara-gara Kesya. Dia udah dorong sahabat gue dari gedung. Gue gak terima! Gue benci sama Kesya!"

"Cukup! Kesya gak mungkin ngelakuin itu. Kamu salah paham!"

"Nggak!! Dia pembunuh! Gue benci! Suatu saat, gue akan bunuh dia!"

Adnan segera keluar dari kantor polisi dengan muka menahan emosi. Ia akan kembali kerumah sakit.

*****

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam. Kamu darimana?"

Adnan menghampiri Kesya seraya mengusap kepala Kesya. "Aku keluar bentar. Mau apa, hm?"

"Mau kamu ada disini." Adnan terkekeh.

"Sya." Panggil Adnan. Kesya menatap Adnan bertanya.

"Aku boleh nanya?"

"Boleh dong! Mau nanya apa?"

"Tadi aku dari kantor polisi-"

"Tunggu tunggu, jadi kamu keluar buat ke kantor polisi?" Adnan mengangguk.

"Trus?"

"Aku tadi ngomong dengan Belvita. Katanya, kamu udah dorong sahabat dia dari gedung. Beneran?"

Kesya mengalihkan pandangannya. Ia memegang dadanya yang sesak mengingat kejadian waktu itu.

"Aku...."

"Lepasin!"

"Nggak! Lo harus jadi milik gue!"

Kesya menangis menatap Bara.

"Gue gak mau sama cowok yang brengsek kayak lo! Lepasin!"

Bara mencengkram kuat pipi Kesya. "Gue suka sama lo, Kesya! Gue cinta! Kenapa lo ngehindarin gue, ha?!"

"Karna gue gak suka sama lo! Lo itu cuman terobsesi sama gue."

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang