Chapter 39

1.1K 83 2
                                    

Happy Reading
------------------------------

5 bulan kemudian......

Adnan dan Kesya sedang berada di rumah Liya. Mereka nginap 1 minggu disana.

"Adek, kamu dengar aunty gak?" Tanya Liya menusuk-nusuk perut Kesya.

Dug

"Awshh" ringis Kesya.

Ia tersenyum tipis. "Mmmm nakal nih anak umma. Denger aunty Liya ya nak?"

"Dia kenapa, kak?" Tanya Liya polos.

"Dia nendang-nendang, karna kamu ngomong sama dia" balas Kesya.

Mata Liya berbinar. "Beneran?!"

"Adek lagi ngapain disana? Main bola ya? Kok gak ngajak aunty?" Ucap Liya.

Kesya terkekeh geli. Ia mengusap perutnya. "Denger, aunty mau diajak main katanya" perut Kesya pun bergerak.

"Ihh gemes! Kalo adek udah lahir, kita main sama-sama ya"

"Iya, aunty" jawab Kesya dengan suara anak kecil.

"Sayang" panggil Adnan yang ada diambang pintu kamar.

"Iya?"

"Ayo makan. Hari ini kita check up" ucap Adnan.

"Iya. Liya ayo!" Titah Kesya.

"Iya, kak"

*****

Mereka semua makan siang bersama.

"Abang!"

"Hm?"

"Aku boleh gak, ikut sama abang kerumah sakit?" Tanya Liya.

"Boleh"

"Yes! Makasih abang" Liya memeluk pinggang Adnan.

"Iya, sekarang lanjut makan ya" ucap Adnan lembut. Liya mengangguk setuju.

"Abang, jagain istri nya ya" ucap Laura.

"Iya, Bunda"

"Zeva masih kerja disana ya, bang?" Tanya Fahmi sambil mengunyah makanannya.

"Iya, yah. Katanya, dia gak mau kemana-mana lagi. Dia mau menetap disini aja" jelas Adnan.

"Ohh, kirain mau ke Amerika lagi" gumam Fahmi.

"Abang ayo!! Aku udah gak sabar ketemu kak Zeva" ucap Liya yang sangat antusias.

"Sabar Liya. Abang kamu belum selesai makan itu" jawab Laura.

"Hehehe"

"Zero kemana ya, Bang?"

"Zero lagi di Amerika. Dia lagi ketemuan sama klien disana" Fahmi hanya manggut-manggut.

Our HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang