BAB 4: KELUPAAN ALYA

194 12 0
                                    

Hari ini Alya begitu senang sekali karena hari ini adalah hari dimana ia akan belajar bersama Alim. Ia senang bukan karena ia bisa bersama Alim. Tapi karena ia akan punya doa yang ia panjatkan kepada Illahi untuk sang ibu ketika ia berziarah nanti.

Pagi sekali Alya telah berada di kampusnya dan sedang melewati setiap koridor kampus dengan senyum yang terus merekah dari wajah cantiknya. Tentu ini bukanlah hal biasa melainkan hal yang tidak biasa. Karena seperti kita tahu Alya termasuk mahasiswi yang terus terlambat jika datang ke kampus. Bahkan ia selalu datang ketika tinggal beberapa menit lagi kelasnya akan selesai.

Alya kali ini sudah tiba di kelas dan akan segera masuk, tetapi lagi lagi harus ia tahan karena ada seseorang yang memanggilnya.

"ALYA.. " Teriak Fiya dari kejauhan sambil berlari ke arah Alya. Alya pun menoleh.

Saat baru saja sampai tiba tiba saja Fiya menyentuh dahi Alya dengan punggung tangannya layaknya orang yang tengah memeriksa orang sakit.

"Al lu lagi gak sakit kan? " Tanya Fiya yang di balas gelengan kepala oleh Alya.

"Lu habis di ruqyah? "Tanyanya lagi dan di balas gelengan pula oleh Alya.

" Lu habis kesambet ya? "Seketika senyum Alya luntur saat mendengar pertanyaan Fiya, ia pun tak segan segan menimpuk pipi sahabatnya itu.

Plakk...

" Awww... Sakit Al" Ringis Fiya sambil memegangi pipi sebelah kanannya yang tampak kemerahan akibat ulah Alya.

"Rasain.Makanya ngomong itu di filter" Ucap Alya dengan wajah songongnya.

"Habisnya gue kaget Al, tiba tiba aja lu datang sepagi ini kan biasanya juga telat"

"Ya bagus dong, bukannya seneng malah ngomong yang aneh aneh"

"Ya sorry Al, inikan sesuatu yang langka jadi gue belum terbiasa" Ucap Fiya cengengesan.

"Terserah lu deh" Alya pun berbalik hendak masuk ke dalam, namun lagi lagi Fiya menghentikan langkahnya.

"Eh Al mau kemana lu? "Tanya Fiya dengan polosnya.

" Mau ke Paris" Sahut Alya tanpa ekspresi.

"Beneran Al? "

"Ya enggaklah, ni lu gak liat gue mau ke kelas" Sahut Alya dengan emosi yang semakin meningkat. Ia pun juga heran kenapa mempunyai sahabat seperti Fiya yang polosnya minta ampun.

"Iya juga ya, yaudah deh masuk sana jangan marah marah terus nanti cepat tua" Sahut Fiya cepat lalu mencelos kabur dari sana sebelum mendapat amukan yang lebih parah lagi dari Alya.

Alya pun hanya geleng geleng kepala. Memang tingkah sahabatnya yang satu itu sangat aneh. Dan Alya pun sudah terbiasa dengan hal itu.

•••

"Al temenin gue ya belanja ke mall sebentar" Ucap Fiya seraya menyeruput pop Ice miliknya.

"Nggak ah, sebentar gue sibuk" Jawab Alya sambil memainkan hpnya menunggu pesanannya datang.

Alya dan juga Fiya saat ini sedang berada di kantin kampusnya dan sedang menunggu pesanan mereka. Keduanya kali ini berniat untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu sebelum pulang. Keduanya memang telah menyelesaikan kelas mereka sekitar 5 menit yang lalu.

"Yaelah, sibuk apaan lu paling juga jalan sama Galang pacar lu itu kan. Gak penting mending sama gue aja"

"Bukan gue mau belajar sebentar sama ustadz gue"

"WHAT? " Teriak Fiya di kuping Alya.

"Ya ampun Fi, bisa gak sih gak usah teriak teriak tuli gue lama lama" Ucap Alya sambil menutup kedua kupingnya yang terasa sakit karena teriakan Fiya.

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang