Up lagi ya..
Selamat membaca..
Semoga suka
-
-
-Semua masalah kini telah selesai. Alya sudah mau untuk kembali melanjutkan pernikahannya bersama Alim walau ada syarat yang ia ajukan. Tapi tak masalah karena Alim akan berusaha yang terbaik untuk membuat Alya jatuh cinta kepadanya begitu pula ia yang juga akan berusaha mencintai Alya.
Mungkin bagi Alim untuk mencintai Alya adalah hal yang mudah karena sejak awal ia memang telah tertarik dengan Alya karena sifatnya yang cukup unik di mata Alim. Dan ya, tak bisa di pungkiri pula sifat Alya yang begitu kasar kepada keluarganya terutama ayahnya membuat Alim juga terketuk hatinya untuk merubah Alya menjadi lebih baik lagi. Dan Alim pula tahu sikap Alya yang seperti itu di sebabkan suatu peristiwa di masa lalu.
Kini baik Alim maupun Alya sedang sibuk berkemas untuk kepindahan mereka ke rumah Alim karena saat ini mereka masih tinggal di rumah Alya. Jika kalian ingin tahu apakah Alya dan Alim tidur sekamar jawabannya ya. Namun, Alim tidur di lantai sementara Alya tidur di atas kasur karena kasur Alya hanya cukup untuk satu orang dan Alya pun tidak mau tidur sekasur dengan Alim.
Keadaan rumah Alya saat ini tampak ramai karena di penuhi oleh keluarga Alya dan juga Alim yang ikut membantu kepindahan keduanya.
"Kak kenapa sih harus pindah kan Alya sama ustadz bisa tinggal disini saja" Ngeluh Alya kepada Syila yang sedang membantunya memasukkan pakaiannya ke dalam koper.
"Lia, kan kamu sama Alim sudah menjadi sepasang suami istri akan lebih baik jika kalian tinggal berdua saja"
"Tapi kak, rumah ini bakalan sepi kalau aku sama ustadz pergi dan kak Fahmi bakalan sendiri disini" Ucap Alya yang sebenarnya hanya ingin membuat alasan agar tidak pergi dari rumah tersebut karena ia tidak mau jika tinggal hanya berdua bersama Alim.
"Lia, kamu gak perlu khawatir tentang itu. Fahmi bisa jaga diri disini. Dia kan laki laki jadi gak masalah" Ucap Syila berusaha memberi penjelasan.
"Tapi kak Syila, Alya gak... "
"Alya tidak perlu khawatir, oke"
"Iya kak" Pasrah Alya. Seperti nya walau bagaimanapun dia akan tetap pindah. Walau mungkin ia memberikan sejuta alasan.
Alya dan Syila kembali melanjutkan kegiatan mereka yaitu memasukkan seluruh baju Alya tadi kedalam koper. Ya, walau Alya melakukannya dengan ogah ogahan karena ia masih belum terima dengan baik kepindahan mereka ini.
Sekitar beberapa menit kemudian Alya maupun Syila telah membereskan pekerjaan mereka. Dan sedang berusaha mengeluarkan koper itu.
"Berat Lia, ayo kakak bantu" Syila berdiri dan membantu Alya untuk mendorong koper itu keluar kamar.
Koper itu terbilang berat karena ukurannya yang lumayan besar. Apalagi hanya di dorong oleh dua orang wanita tentu itu hal yang lumayan sulit untuk di lakukan keduanya.
Tiba tiba..
"Mari saya yang bawa" Ucap Alim menawarkan diri untuk membantu saat dirinya tidak sengaja lewat dan melihat keduanya yang tengah kesusahan untuk mendorong koper itu.
"Gak usah ustadz Alya bisa kok. Ustadz gak perlu repot repot bantu" Balas Alya dengan angkuhnya.
"Lia biar Alim yang bawa kopernya" Tambah Syila memberi saran kepada Alya.
"Gak usah kak, Alya bisa kok" Alya masih tetap angkuh dan merasa diri bahwa dia bisa. Ia juga tidak mau terus bergantungan kepada Alim. Ia ingin bisa lebih mandiri.
Alya pun kembali mendorong koper itu. Saat percobaan pertama koper itu belum bergerak sedikitpun. Percobaan kedua masih sama. Dan percobaan ketiga hanya berpindah sejengkal tangan saja. Ia melakukan percobaan keempat namun usahanya nihil tetap saja ia tak mampu. Bagaimana bisa badan kecil dan kurus seperti Alya ingin mendorong koper yang lumayan besar seperti itu tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGULANG KISAH [END]
RomanceAlya Habibah adalah seorang gadis yang begitu jauh dari agamanya. Ia pula terkenal begitu cuek dan pemarah jika kepada keluarganya. Hal tersebut di sebabkan karena suatu peristiwa di masa lalu yang menyebabkan ibunya meninggal dunia. Dan Alya mencur...