BAB 46: SIUMAN

142 7 0
                                    

H A P P Y
R E A D I N G
-
-
-

Malam menjelang Alya masih terus termenung di dalam kamar Fiya. Rasanya ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja menimpanya. Ia terus berpikir apa yang akan terjadi setelah ini.

Kini berita mengenai Alya telah sampai ke telinga seluruh keluarga Alya juga Fiya dan juga tentunya Angga, sahabat Alim. Mereka terus berusaha menguatkan Alya dan mereka berjanji akan membantu Alya agar bisa kembali bertemu Alim dan meyakinkan Hanifah.

Ceklek..

Fiya masuk ke dalam kamar dan duduk di samping Alya. Ia memperhatikan Alya sejenak, ada rasa tak tega yang kini menyelimutinya. Rasanya beban hidup yang di tanggung oleh Alya semakin berat saja.

"Al makan dulu yuk. Mama gue udah masak makanan enak, yuk! " Ajak Fiya namun Alya sama sekali tak menggubris.

"Al makan dulu ya nanti lu sakit? " Ajaknya lagi tapi tetap saja Alya tak menanggapi.

Fiya kini mendekat dan memeluk Alya dengan sangat erat. Alya menoleh ke arah Fiya. Dan dari tatapan matanya tersirat jika ia ingin bertanya ada apa?

"Al, sampai kapan lu mau diam terus kayak gini. Gue tahu ini semua berat buat lu. Tapi Al gue mohon jangan nyiksa diri lu sendiri. Tubuh lu gak salah Al"

Mendengar itu Alya langsung membalas pelukan Fiya dengan sangat erat. Ia benar benar bahagia memiliki sahabat seperti Fiya yang selalu khawatir mengenai dirinya.

"Makasih Fiya" Bisik Alya di telinga Fiya.

Fiya kini melepaskan pelukannya dan menatap Alya lekat.

"Kita makan ya. Lu perlu ngisi perut. Perut lu butuh makan Al"

Alya mengangguk dan tersenyum ramah kepada Fiya. Dan Fiya pula langsung menarik Alya dan menuntunnya ke lantai bawah untuk makan malam bersama keluarga nya yang lain di bawah. Fiya benar benar tak mau menyia nyiakan kesempatan ini, takut jika Alya berubah pikiran lagi.

                          •••

Di dalam sebuah kamar rumah sakit, Angga kini sedang memeriksa keadaan Alim apakah ada perkembangan atau tidak. Setelah selesai Angga tak langsung buru buru keluar, ia masih menetap disana duduk di kursi di samping tempat Alim berbaring.

Angga memperhatikan Alim lekat. Sampai saat ini Angga masih tidak percaya jika Alim akan berada di rumah sakit dalam keadaan terbaring tak sadarkan diri seperti sekarang. Sebagai seorang sahabat terkadang terbesit rasa rindu saat mereka dahulu masih bersama sama, tertawa bersama maupun sedih bersama. Angga jadi teringat hari dimana Alim kecelakaan, di hari itu Alim terlihat begitu bahagia ingin bertemu Alya bahkan Alim sampai berpakaian begitu rapih dan sempurna. Lagi lagi semuanya kembali kepada takdir. Dan tidak ada yang bisa menolaknya jika Sang Ilahi sudah berkehendak.

Lama melamun, Angga tak sengaja melihat mata Alim yang bergerak secara perlahan. Seketika Angga berdiri dan kembali memeriksa keadaan Alim. Ia melihat jika ada tanda tanda Alim akan sadar. Senyum bahagia kini tercetak jelas di wajahnya.

Dengan sangat pelan Alim membuka matanya dan Angga kini masih setia menunggu di sampingnya. Kini mata yang selama ini terpejam sangat lama akhirnya telah terbuka kembali.

"Lim, lu bisa lihat gue gak? " Tanya Angga untuk kembali memastikan keadaan Alim. Apakah setelah sadar ia akan kembali normal seperti biasanya atau ada masalah lain.

Dan Alim langsung menanggapi pertanyaan Angga dengan mengedipkan matanya.

Tak lama setelah itu datang Hanifah dan juga Nafisah. Sontak keduanya kaget melihat Alim kini telah kembali membuka matanya. Dan berlari mendekat ke samping Alim.

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang