Fiya menepikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah yang tak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil namun terlihat begitu nyaman untuk di tinggali. Fiya kini keluar dari mobilnya di ikuti oleh Alya.
Kini Alya yang berjalan di depan sedangkan Fiya mengekor di belakang Alya. Keduanya saat ini telah berada tepat di depan pintu depan rumah tersebut. Alya masuk begitu saja karena memang pintu itu tidak di kunci dan ia pula tidak mengucapkan salam sama sekali. Sedangkan Fiya hanya terus mengikuti langkah Alya tanpa berbicara sedikit pun. Bahkan saat Alya masuk begitu saja tanpa mengucapkan salam ataupun tanpa mengetuk pintu Fiya tidak berkomentar sama sekali karena ia sudah terbiasa melihat pemandangan tersebut.
Bagaimana tidak ia sering mengantar Alya ke rumah tersebut. Jadi ya ia tak pernah mempermasalahkan hal tersebut karena ini juga adalah rumah Dafa kakak pertama Alya. Ya, rumah yang mereka datangi saat ini adalah rumah kakak Alya.
"Loh Alya Fiya" Keduanya menghentikan langkahnya tepat di depan seorang wanita yang umurnya jauh lebih tua dari mereka.
"Ada apa lagi kali ini? " Tanya Syila dengan tersenyum tipis seakan tahu jika keduanya pasti menginginkan sesuatu sampai sampai mereka kemari.
"Kak Syila tahu aja" Celetuk Fiya dengan cengengesan.
"Kalian kan memang suka gitu, datang kalau ada maunya aja, kalau gak ada mah boro boro mau kesini" Ucap Syila dengan sedikit terkekeh sedangkan Fiya hanya menyengir mendengar itu.
"Kak Syila bisa minta tolong gak? " Tanya Alya dengan serius.
"Minta tolong apa? " Bukannya menjawab Syila justru kembali bertanya. Sebenarnya ia hanya kepo saja karena melihat wajah Alya yang tampak serius. Ia pun berpikir pasti ada sesuatu yang penting.
"Ajarin Alya cara pakai jilbab"
"WHAT? " Teriak Fiya tak percaya dengan apa yang barusan saja di katakan oleh Alya. Seorang Alya ingin di ajarkan pakai jilbab sungguh ini bukanlah Alya yang ia kenal.
Sementara Syila kini melongo. Ia sama tidak percayanya dengan Fiya. Bagaimana mungkin Alya yang tak pernah mau mengenal Tuhannya, Alya yang tak mau di ajarkan ilmu agama tiba tiba saja ingin di ajarkan cara memakai jilbab.
"Sepertinya Alim benar benar bisa merubahmu Alya" Ucap Syila dalam hati dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.
"Jadi gimana bisa gak? " Syila pun hanya menganggukkan kepalanya sebagai pertanda jika ia bersedia.
"Ayo kita ke kamar tamu. Belajar disana saja" Ucap Syila lalu pergi dari sana menuju kamar tamu di ikuti oleh Alya dan juga Fiya.
Syila, Alya dan juga Fiya kini sudah berada di dalam kamar tamu. Alya kini duduk di depan sebuah cermin yang lumayan besar dan Syila berdiri di belakangnya. Sedangkan Fiya memilih duduk di atas kasur yang ada di dalam kamar tersebut dan akan memperhatikan dari situ saja.
"Kakak ikat ya rambutnya" Ucap Syila dan Alya pun menganggukkan kepalanya.
Kini tangan Syila bergerak untuk mengikat rambut Alya yang terurai sebahu itu. Setelah selesai ia mulai mengambil jilbab yang di beli oleh Alya tadi lalu ia Pakaikan secara perlahan kepada Alya.
Selama memakaikan jilbab kepada Alya, Syila sesekali memberi kan instruksi tentang bagaimana cara membentuk jilbabnya agar terlihat indah. Selain itu ia juga mengajarkan berbagai macam model jilbab kepada Alya. Bahkan apa yang dilakukan Syila saat ini sudah persis seperti orang yang tengah membuat video tutorial jilbab.
"Nah gimana cantik kan? " Syila kini membalikkan badan Alya yang semula menghadap dirinya agar kembali mengharap ke arah cermin.
"Wah Al lu cantik banget" Heboh Fiya ketika melihat Alya telah selesai memakai jilbabnya dengan sempurna. Sedangkan Syila kini menganggukkan kepalanya serta tersenyum kepada Alya yang menandakan bahwa ia setuju dengan pendapat Fiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGULANG KISAH [END]
Любовные романыAlya Habibah adalah seorang gadis yang begitu jauh dari agamanya. Ia pula terkenal begitu cuek dan pemarah jika kepada keluarganya. Hal tersebut di sebabkan karena suatu peristiwa di masa lalu yang menyebabkan ibunya meninggal dunia. Dan Alya mencur...