BAB 22: BERTEMU GALANG

114 6 0
                                    

Kamu telah berubah
Aku sudah tidak berharga lagi
Dalam hidupmu

-Alya Habibah-

Selamat membaca...

Maaf baru up lagi agak sibuk akhir akhir ini.

Semoga suka😊
-
-
-

"Alya" Tiba tiba ada seseorang yang memegang pundaknya dan memanggilnya. Betapa kagetnya Alya saat berbalik dan mengetahui orang yang memegangi pundaknya itu.

"Ustadz" Ucap Alya lalu Alim hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ustadz kok bisa ada disini bukannya tadi masih ada di ruang operasi ya? "

"Sudah selesai Alya" Alya hanya meng-o-riakan saja jawaban Alim.

"Ayo pulang" Ajak Alim kepada Alya.

"Yaudah yuk" Balas Alya lalu berjalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh Alim di belakangnya.

Saat telah sampai depan mobil Alim keduanya langsung masuk ke dalam kemudian bertolak dari sana.

Selama perjalanan hanya ada keheningan di antara keduanya. Alya hanya sibuk memandangi setiap jalan yang mereka lewati sementara Alim fokus mengendarai.

Alim ingin memulai pembicaraan tetapi ia tidak tahu harus mengatakan apa, harus mulai dari mana. Ia juga tidak punya topik yang ingin ia bahas bersama Alya. Sampai akhirnya mereka berhenti di lampu merah. Alya masih terus memandang ke arah luar kaca mobil. Namun, atensinya teralihkan pada dua orang insan yang tengah bermesraan di atas motor tak jauh dari mobil mereka berada.

Dan dua orang itu bukan lain adalah Galang bersama seorang wanita yang Alya sama sekali tidak mengenalnya. Betapa hancurnya hati Alya ketika melihat itu. Walau mungkin Alya saat ini sedang berusaha menerima Alim tapi tetap tak bisa di pungkiri jika hatinya masih milik Galang mantan pacarnya.

Saat masih terus memperhatikan Galang menoleh ke arah Alya dan saat itu juga keduanya saling menatap namun tak lama karena Galang langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain seperti enggan melihat Alya. Melihat Galang yang seperti itu membuat hati Alya semakin teriris sepertinya ia benar benar harus mengubur harapannya untuk bisa bersama Galang kembali. Karena Galang seperti nya telah melupakannya.

Tak lama setelahnya lampu telah berganti hijau dan semua kendaraan pun kembali bergerak menuju tempat mereka masing masing begitu pula dengan Alya dan Alim. Namun, tanpa di duga Alya menangis sejadi jadinya saat masih dalam perjalanan. Alim yang tengah fokus berkendara pun akhirnya teralihkan. Ia pun segera mencari tempat parkir untuk memarkirkan mobilnya sebentar.

Saat telah dapat barulah Alim memarkirkan mobilnya. Alim terus memandangi Alya karena bingung harus melakukan apa. Ia jadi teringat dengan kesepakatan mereka waktu itu yaitu tidak boleh menyentuh Alya sembarangan tanpa seizinnya.

"Alya ada apa? Apa saya menyakitimu? " Tanya Alim dengan selembut mungkin dan Alya menggeleng.

"Lalu apa yang membuat kamu menangis seperti ini? " Alya hanya diam saja dan tak menjawab pertanyaan Alim.

Akhirnya Alim memutuskan untuk meminta izin kepada Alya apakah ia boleh memeluknya atau tidak karena hanya itu satu satunya cara yang ada di benaknya untuk menenangkan Alya.

"Alya apa saya boleh memelukmu? Saya tidak punya maksud apa apa saya hanya ingin membantumu mengurangi rasa sedihmu sungguh saya sangat tidak tahan melihatmu bersedih seperti ini apalagi tanpa saya tahu sebabnya apa"

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang