BAB 20: KESEPAKATAN

132 3 0
                                    

Cukup dengan kau
Menghargaiku sebagai suamimu
Aku tidak meminta yang lain

-Adib Alim Rauf-

Selamat membaca
Sorry banget baru up lagi
Semoga suka ya dengan bab ini
-
-
-

Keadaan rumah Alim telah sepi. Keadaan di luar rumah pun tampak gelap karena saat ini sudah pukul 8 malam. Semua keluarga Alim dan juga Alya telah kembali pulang ke rumah mereka masing masing sejak sejam yang lalu menyisakan Alya dan Alim di sana. Alya pun sedang duduk di ruang tamu sambil sibuk memainkan handphone miliknya sedangkan Alim sedang mandi.

Setelah lumayan lama bermain dengan handphonenya Alya merasa bosan dan meletakkan handphone nya itu di atas meja lalu melirik ke arah tangga lantai dua arah kamar Alim. Alya saat ini seperti sedang memikirkan sesuatu karena ia tampak sangat serius kali ini.

"Samperin apa jangan ya? " Gumam Alya sambil terus berpikir.

"Apa gue tunggu aja kali ya" Gumamnya lagi sambil berdiri dari tempatnya duduk dan mondar mandir ke kanan dan ke kiri seperti setrikaan.

Alya terus mondar mandir sambil melirik ke arah tangga menuju lantai 2 dimana kamar Alim berada. Ia terus bergumam di sela sela kegiatan mondar mandir nya itu.

"Samperin aja deh biar cepat. Pokoknya gue harus ngomong hari ini juga" Alya berbalik dan berjalan menuju tangga dengan begitu terburu buru. Dan di saat yang bersamaan Alim juga sedang berjalan turun dari tangga itu.

Alya terus berjalan menunduk dan terus berpikir tanpa sadar ia dan juga Alim bertabrakan satu sama lain dan Alya pun hampir saja jatuh untung Alim dengan sigap menarik Alya dan akhirnya Alya dan juga Alim berpelukan di tangga itu.

"Kamu tidak apa apa kan? " Tanya Alim masih dengan memeluk Alya.

Alya diam saja. Ia pun tidak membalas pertanyaan Alim. Ia masih kaku dan pikirannya mungkin masih melayang jauh.

"Alya kamu tidak apa apa kan? " Tanya Alim lagi karena belum mendapatkan respon dari Alya.

"Alya" Panggil nya lagi.

"Ha? Eh maaf ustadz" Ucap Alya lalu menjauhkan dirinya dari Alim.

"Tidak apa apa" Balas Alim ramah.

"Kamu tidak apa apakan? " Alim kini mengulang pertanyaannya tadi karena Alya sama sekali belum memberikan ia jawaban.

"Ah iya Alya gak papa ustadz"

"Alhamdulillah"

"Emm ustadz, Alya mau ngomong sesuatu sama ustadz"

"Oke tapi sebaiknya kita turun ke bawah dulu bicara disana jangan disini takutnya kamu jatuh lagi" Alya mengangguk lalu keduanya turun ke bawah dengan Alim yang berada di depan.

Setelah sampai keduanya pun duduk saling berhadapan satu sama lain.

"Alya udah boleh ngomong sekarang ustadz? " Tanya Alya, sepertinya ia sudah tidak sabar lagi untuk mengatakan sesuatu itu kepada Alim.

"Silahkan"

"Sebelum itu Alya mau bilang kalau pernikahan kita ini masih belum ada rasa cinta dan masih dalam proses menerima satu sama lain"

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang