BAB 24: KEDAPATAN

105 6 0
                                    

Selamat membaca..
-
-
-

Hari ini Alya berangkat ke kampus dan hari ini adalah pertama kalinya bagi Alim mengantarkan Alya ke kampus. Namun kedua pasangan halal ini berbeda dari pasangan yang biasanya. Jika biasanya pasangan seperti mereka ini akan saling bermesraan, tetapi mereka justru cosplay menjadi patung, sama sama tidak saling sapa dan tidak saling pandang satu sama lain.

Alim sebenarnya ingin menyapa tapi ia malu jika harus memulai terlebih dahulu soalnya Alya ini terlalu cuek. Alim pun hanya bisa bersabar menghadapi Alya. Memang menikah tanpa cinta ya seperti itu.

Lama mengendarai Alim tak sengaja melihat jari Alya yang polos tanpa apa apa. Padahal seharusnya di situ tersemat cincin pernikahan mereka.

"Alya dimana cincin pernikahan kita? " Tanya Alim kepada Alya yang masih fokus memandang ke arah jalan.

"Ada dalam tas" Jawab Alya singkat, padat, dan jelas.

"Kenapa kamu tidak memakainya Alya? " Tanya Alim lagi.

"Gak malas aja. Gak terlalu suka pake cincin"

"Loh cincin itukan pertanda bahwa kamu istri saya, milik saya"

"Gak usah lebay deh ustadz. Nih Alya pake" Alya mengeluarkan cincin dari dalam tasnya lalu memakainya di jari manisnya.

"Udah kan ustadz jadi jangan bawel lagi" Alim hanya senyum senyum menanggapi kejudesan Alya. Menurutnya Alya justru terlihat lucu di matanya.

Setelah menghabiskan waktu hampir 20 menit di perjalanan. Kini keduanya telah sampai di depan kampus Alya. Dan saat mobil Alim baru saja berhenti Alya langsung keluar begitu saja dari mobil milik Alim tanpa mengatakan apapun.

Ketika Alya baru saja keluar dari mobil Alim semua mata tertuju padanya. Tidak bukan kepada Alya lebih tepatnya kepada Alim yang berdiri di belakang Alya.

Banyak para mahasiswi yang menjerit ketika melihat Alim. Bagaimana tidak Alim yang tampan bak dewa apalagi dengan wajah coolnya sangat menarik dimata para gadis.

"Ihh ya ampun ganteng banget" Ucap salah satu mahasiswi dengan begitu heboh.

"Ihh gue mimpi apa semalam sampai bisa ketemu cowok ganteng pagi pagi begini" Ucap mahasiswi lainnya.

"Aduh itu siapa sih? Udah ada pacar belum ya? "

"Iya pengen deh di jadiin pacar" Begitulah ucapan para mahasiswi yang berada di sana.

"Ihh ustadz ngapain turun juga? " Tanya Alya dengan begitu kesalnya karena saat ini mereka menjadi pusat perhatian. Apalagi mendengar ucapan para gadis gadis kurang kasih sayang itu sangat membuat kuping nya panas.

"Kamu belum salim sama saya Alya"

"Nih udah kan" Alya mengambil tangan Alim dengan terburu buru dan menciumnya sekilas.

Alya kembali berjalan dan ternyata Alim masih mengikutinya.

"Ustadz ngapain sih masih ngikutin Alya? " Ucap Alya semakin kesal.

"Saya hanya ingin mengantarmu sampai ke dalam Alya"

"Gak ustadz Alya bisa sendiri ustadz pulang aja"

"Tapi saya hanya ingin memastikan kamu aman Alya"

"Ustadz Alya udah gede gak usah lebay kayak gitu"

"Iya ustadz gak usah khawatir ada Fiya yang bakalan jagain Alya terus" Sambar Fiya yang baru saja datang menghampiri mereka entah dari mana datangnya.

"Yaudah saya titip Alya sama kamu"

"Sip ustadz tenang aja Alya pasti aman deh kalau sama Fiya" Ucap Fiya dengan percaya diri.

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang