BAB 32: PENGAKUAN

123 7 0
                                    


HAPPY READING
READERS

Di dalam kamar Alya terus memikirkan tentang kejadian tadi. Ia merasa bersalah karena sudah membentak Alim seperti tadi. Padahal maksud Alim itu baik. Hanya saja saat itu ia merasa kesal karena Alim menyalahkan Galang yang sudah membantunya.

Ia pula merasa sedikit takut dengan sikap Alim yang tadi. Dan juga kaget dengan pengakuan Alim yang mengatakan kalau ia mencintai dirinya.

Alya terus termenung di kamarnya sampai sampai ia lupa jika dirinya belum makan sama sekali sejak tadi. Saat ini waktu menunjukkan pukul 10 malam. Dan perut Alya terasa benar benar sakit sekali. Alya pun akhirnya memutuskan untuk keluar kamar untuk makan.

Alya berjalan keluar dengan terus memegangi perutnya yang sakit. Ia berjalan dengan tertatih-tatih karena harus menahan rasa sakit hingga sampai ke dapur. Saat dirinya telah benar benar berada di dapur. Ia memperhatikan sekeliling namun semuanya terasa gelap. Kepalanya tiba tiba terasa sangat pusing. Alya memegangi meja yang ada di dapur untuk menopang tubuhnya.

Namun....

Brukkk......

Crackkk.....

Alya terjatuh ke lantai dan tak sengaja menyenggol sebuah gelas yang berada di atas meja dengan tangannya hingga pecah dan menimbulkan suara riuh. Alim yang berada di lantai atas akhirnya turun ke bawah karena mendengar suara itu. Ia langsung mengarah ke dapur karena ia yakin suara itu pasti dari dapur.

Saat ia sampai dapur justru ia dibuat terkejut dengan apa yang ada disana. Matanya membola seketika saat melihat Alya terbaring di lantai tak sadarkan diri sementara di samping nya ada begitu banyak sekali pecahan gelas.

"Al Alya bangun Alya" Alim merengkuh tubuh Alya yang lemas sambil menepuk nepuk pipi Alya pelan berusaha menyadarkannya.

"Alya bangun... "

Namun usahanya itu nihil. Alya sama sekali tak sadar dan terlihat begitu pucat. Akhirnya Alim pergi menuju kamarnya mengambil kunci mobilnya lalu ia turun ke bawah lagi dan ia angkat tubuh Alya perlahan.

Alim kini merebahkan tubuh Alya di kursi mobil dengan perlahan. Ia berniat membawa Alya ke rumah sakit dengan mobilnya. Karena melihat kondisi Alya yang sekarang sangat tidak memungkinkan jika dibiarkan terlalu lama  dan tidak mendapat perawatan medis.

                          •••

RUMAH SAKIT PRAMUDYA

"Ga, gimana keadaan Alya? " Tanya Alim penuh khawatir.

"Alya sakit perut akibat telat makan dan rasa sakit itulah yang menyebabkan dia pingsan" Terang Angga.

Saat ini Alim sedang berada di rumah sakit tempat ia bekerja. Ia langsung membawa Alya kemari karena rumah sakit itu dekat dengan rumahnya. Dan dokter yang menangani Alya adalah Angga sahabat Alim.

"Udah tenang aja Alya baik baik aja. Lu kan dokter pasti lu lebih paham" Ucap Angga lagi menenangkan Alim yang terlihat begitu panik.

"Makanya istri itu di kasih makan jangan di biarin aja kan sakit tuh. Suami macam apa yang nelantarin istri sendiri" Sambungnya lagi menggoda Alim agar suasananya tidak terlalu tegang. Selain itu ia juga ingin melihat raut kesal Alim.

"Enak aja, gue itu suami yang baik" Balas Alim tak terima.

"Iya deh iya. Suami yang baik. Udah gue mau lanjut kerja lu jagain tuh istri lu" Ucapnya lagi dengan masih terus menjaili sahabatnya itu.

"Iya gue juga tahu kali dokter Angga" Balas Alim sedikit kesal.

"Bagus lah. Gue cabut ya assalamu'alaikum"

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang