Hari kini sudah menjelang sore. Suara adzan ashar pun telah berkumandang sejak 5 menit yang lalu. Keadaan rumah Alya pun telah sepi sejak adzan di kumandangkan di sebabkan Hasan dan Fahmi saat ini sedang berada di Masjid melaksanakan shalat ashar berjamaah.
Kini rumah tersebut hanya terdapat Alya di dalamnya. Itu pun ia tidak keluar dari kamarnya sejak 20 menit yang lalu karena masih terus memandangi pantulan dirinya dari cermin. Ia terus membolak balikan badannya dari depan, samping kanan, samping kiri, kemudian belakang. Ia terus melakukannya secara berulang ulang tanpa berhenti.
"Kita kira cocok gak ya kalau pake ini" Gumam Alya sambil membalikan badannya ke arah samping kanan.
"Aduh Alya gak pernah lagi pake gamis kayak gini" Gumamnya lagi seraya mengubah posisinya ke samping kiri.
"Ini juga jilbabnya gimana sih cara pake nya, mana mencong mencong terus. Perasaan kalau orang yang pake bagus bagus aja kok Alya malah aneh ya" Alya sungguh pusing dengan jilbab yang terus terus saja mencong.
Padahal ia sudah terus membuka dan memasangnya berulang kali. Selain itu ia juga sudah menonton tutorial cara memakai hijab dari youtube tapi sepertinya itu percuma saja. Jilbab yang ia pakai tetap sama tak bisa benar. Memang susah jika pemula memakai jilbab segi empat seperti ini. Mana ustadznya itu tidak membelikannya jilbab instan. Pemula seperti Alya memang tidak cocok jika harus memakai jilbab modelan seperti itu.
Alya pun mendengus sungguh ia sudah sangat begitu capeh. Padahal kali ini ia berniat untuk membuat ustadznya itu merasa senang. Tapi sepertinya sia sia saja. Walau ia coba berapa kali pun tetap tidak akan bisa.
"Tau gini gue ke rumah kak Syila aja. Jadikan bisa langsung di pakein sama dia"
Ya, Syila adalah satu satunya di keluarga nya yang memakai jilbab. Bahkan jilbab yang di pakai oleh kakak iparnya itu sudah termasuk syar'i. Kakak iparnya juga tak pernah sekalipun Alya lihat memakai celana. Ia selalu saja memakai gamis jika akan pergi kemana pun.
Tiba tiba terdengar suara Hasan ayahnya dan juga Fahmi kakaknya yang telah datang dari Masjid selesai melaksanakan shalat ashar. Terdengar keduanya sedang berbincang bincang bersama namun ada satu suara lagi. Suara tersebut tidak terdengar seperti Dafa kakak pertamanya.
"Ayo nak Alim silahkan masuk" Ucap Hasan mempersilahkan Alim untuk masuk ke dalam rumahnya.
Deg..
Seketika Alya menegang di kamarnya ketika mendengar nama Alim di ucapkan oleh Hasan ayahnya. Ia spontan kembali berdiri dan kembali memandangi dirinya di cermin setelah tadi ia sempat duduk sejenak beristirahat."Aduh kok gugup ya" Ucap Alya.
Tiba tiba...
Tok.. Tok..
"Alya ayo keluar nak ada Alim di depan" Hasan kini mengetok pintu kamar Alya anaknya."Hmm" Sahut Alya singkat.
Setelah mendengar jawaban anaknya yang sangat singkat itu Hasan pun pergi dari sana dan kembali ke ruang tamu untuk bergabung kembali bersama Alim dan juga Fahmi dan sekalian menunggu Alya keluar dari kamarnya.
Ceklek...
Alya membuka pintu kamarnya dengan perasaan takut dan juga malu. Ia takut jika kakak dan juga ayahnya akan memandang ia aneh dan juga malu berpakaian seperti itu didepan ayah dan kakaknya dan juga ustadznya.Alya berjalan dengan perlahan sambil menundukkan kepalanya. Sungguh rasanya ia ingin kabur saat ini juga.
"Eh itu Alya sudah... Da-tang" Ucap Fahmi sambil menjeda ucapannya di ujung dan sedikit ia pelankan akhirnya.
Fahmi dan Hasan kini menatap Alya tanpa berkedip. Sungguh mereka begitu syok melihat penampilan Alya yang terkesan sangat berbeda itu. Baju gamis yang terjuntai ke bawah, jilbab segi empat besar yang menutupi kepalanya. Benar benar tidak seperti Alya yang biasanya. Kali ini ia terlihat begitu menyejukkan dan kalem.
![](https://img.wattpad.com/cover/296851055-288-k822369.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGULANG KISAH [END]
Любовные романыAlya Habibah adalah seorang gadis yang begitu jauh dari agamanya. Ia pula terkenal begitu cuek dan pemarah jika kepada keluarganya. Hal tersebut di sebabkan karena suatu peristiwa di masa lalu yang menyebabkan ibunya meninggal dunia. Dan Alya mencur...