BAB 18: KEMBALI

151 7 0
                                    

Sepertinya menerima dia
Adalah pilihan yang
aku ambil

-Alya Habibah-

Maaf lama upnya
Selamat membaca ya readers


"Sekarang kakak tanya kamu benaran mau bercerai dengan Alim? "

"Iya Al. Kamu benaran mau cerai sama ustadz Alim. Dia baik loh Al"

Alya menundukkan kepalanya. Ia bingung harus menjawab apa.

"Alya... " Fiya dan juga Syila kini memperhatikan apa yang akan Alya katakan dengan begitu penasaran. Bahkan keduanya menatap begitu intens ke arah Alya.

"Alya gak tahu kak. Tapi ustadz memang orang yang baik hanya saja hati Alya yang belum bisa menerima"

"Karena pacar kamu itu" Alya mengangguk.

"Sebenarnya apa lagi yang lu harapin dari Galang Al. Dia aja udah gak peduli lagi sama lu" Tukas Fiya seraya menatap Alya kesal.

"Lia, apa salahnya kalau kamu coba buka hati kamu untuk Alim. Dan Alim juga setahu kakak sedang berusaha untuk membuka hatinya untukmu" Ucap Syila begitu lembut layaknya seorang ibu yang tengah menasihati anaknya. Memang pantas jika Alya menjadikan Syila pengganti ibunya.

"Akan Alya coba pikirkan lagi. Masih ada 5 hari lagi untuk Alya memikirkan semuanya"

"Berpikirlah dengan matang dan dewasa. Kakak tahu kamu lebih tahu apa yang terbaik untuk dirimu"

"Iya kak, Terima kasih"

"Kakak pamit dulu ya Fiya, Lia" Syila kini sudah berdiri dari tempat ia duduk tadi.

"Iya kak hati hatihati, kapan kapan datang kesini lagi ya kak" Ucap Fiya sedangkan Alya hanya tersenyum ke arah Syila.

" Iya, Assalamu'alaikum" Salam Syila lalu melambaikan tangannya ke arah keduanya.

"Wa'alaikumsallam" Balas keduanya dengan melambaikan tangan pula.

Fiya dan juga Alya hanya mengantarkan Syila sampai depan pintu lalu setelahnya Fiya masuk ke dalam rumah kembali sedangkan Alya masih terdiam di sana dengan begitu banyak yang ia pikirkan.

Fiya pula sengaja tidak mengajak Alya untuk ikut masuk karena ia ingin membiarkan sahabatnya itu bisa memikirkan masalah yang ia hadapi dengan baik dan bisa mengambil keputusan yang benar.

                           •••

Kini 5 hari pun telah berlalu. Dan selama 5 hari itu Alya terlihat melamun setiap harinya karena memikirkan keputusan apa yang akan ia ambil. Dan Fiya pun juga sesekali memberikan nasehat kepada Alya.

Bukan hanya Fiya yang memberikan nasehat tapi Lisa mama Fiya pun juga ikut ikutan bahkan Reza papa Fiya pun ikut ikutan memberi nasehat walau melalui via videocall karena papa Fiya itu sedang berada di luar negeri mengurus perusahaannya yang di sana bersama dengan Haikal kakak Fiya. Ya, bisa di bilang keluarga Fiya dan juga keluarga Alya ini begitu dekat layaknya kerabat.

"Jadi gimana keputusan lu? " Tanya Fiya dengan ekspresi seriusnya.

"Gue gak tahu Fi"

"What? Udah seminggu loh Al masa belum ada keputusan juga"

"Iya gue tahu, tapi gue ragu"

"Ragu dengan keputusan lu? " Tanya Fiya penuh selidik.

"Al kalau memang lu gak mau sama ustadz gak papa Al, gue yakin yang lain juga akan menerima keputusan lu ini. Karena gue tahu perasaan itu gak bisa di paksain" Fiya kini memegangi kedua pundak Alya berusaha memberi kekuatan.

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang