chapter 2

13.3K 1K 128
                                    

*

*

*

"Astaga Na, Lu kenapa gak langsung bilang sama kita sih." tegur Bow yang terkejut mendengar cerita dari sahabatnya.

"Huft... udah lah, tadinya juga gue gak mau ceritain ini ke kalian, lupain aja udah, gue juga udah lupain semuanya kok." balas Kana tanpa menoleh kearah Bow. Ia terus sibuk memisahkan sayuran dari kotak bekalnya yang memang sengaja dibawakan oleh sang Bunda.

Bow, Mild dan Bright pun menggelengkan kepalanya tak percaya dengan keputusan sahabatnya. Bisa-bisanya dengan mudah Kana mengucapkan akan melupakan kejadian kemarin. Meskipun Kana bukan seorang perempuan, tapi ia juga seharusnya mencari atau meminta pertanggung jawaban dari lelaki yang sudah menidurinya.

"Kalian kenapa malah pada geleng-geleng sih, udah cepetan lanjutin makannya, jam istirahat sebentar lagi udah mau abis loh." ucap Kana lalu menyuap makanannya dengan santainya.

🌞❤🌻❤🌞🌻❤🌞🌻❤🌞🌻❤🌞

Hari demi hari terus berlalu. Seperti biasa, Kana melakukan aktifitasnya. Ia fokus bekerja dan mengurus kedua orang tuanya serta kedua adiknya sampai Ia benar-benar mampu melupakan kejadian di malam itu tanpa ada yang membekas didalam ingatannya. Berbeda dengan Mew, Pria yang telah menidurinya. Ia merasa gelisah dan khawatir. Dalam pikirannya ia selalu memikirkan hal yang buruk pada Kana, orang yang telah ia tiduri. Yah Mew sudah mengetahui orang yang ditidurinya bernama Kana, bahkan bukan hanya namanya, ia juga mengetahui seluk beluk kehidupan Kana beserta latar belakang keluarganya. Ia khawatir, jika Kana akan mempermalukan dirinya dengan menyebarkan tentang kejadian pada malam satu bulan yang lalu sehingga membuat reputasinya hancur.

"Na lu gapapa? Muka lu pucet banget tau." tanya Bright khawatir.

"Iya Na, muka lu pucet banget tau, makannya kalo kerja tuh gak usah di forsir gitu lah, gila sih elu mah, udah dari pagi sampe sore kerja dikantor, eh malemnya malah kerja lagi di kafe. Kasianin badan lu kenapa Na." timpal Mild yang juga mengkhawatirkan keadaan sahabatnya.

"Gue gapapa kok, cuma kurang tidur aja palingan." jawab Kana yang terlihat sangat kelelahan.

"Serius? Bibir lu sampe putih gitu loh Na." tanya Bright.

"Iya serius, udah sana lanjutin aja kerjaan kalian." jawab Kana meyakinkan ketiga sahabatnya.

Kana mati-matian menutupi rasa sakit dikepalanya dan rasa mualnya. Ia tak mau membuat ketiga sahabatnya semakin khawatir. Bukannya apa-apa, Kana hanya tak mau terus-terusan merepotkan ketiga sahabatnya. Karena, jika ketiga sahabatnya tau saat ini ia sedang sakit, sudah dipastikan ketiga sahabatnya akan membawanya kerumah sakit lalu akan menyampaikan pesan kepada bosnya dikafe untuk memberikannya ijin.

"Oh iya, gue mau ke pantry sebentar ya, aus banget nih." pamit Kana sambil bangkit dari kursinya yang dibalas anggukan oleh ketiga sahabatnya.

Setelah agak jauh dari ruang kerjanya, Kana melangkah cepat agak sedikit berlari masuk kedalam kamar mandi kantornya.

Uweekk... Uweekk...!!

Lagi-lagi Kana memuntahkan isi perutnya yang kosong. Hanya cairan kuninglah yang keluar dari mulutnya. Entah siang ini sudah keberapa kalinya ia memuntahkan isi perutnya. 

"Huftt padahal udah tiga kali minum obat deh, tapi kok masih mual aja ya. Mana pusing banget lagi." gumam Kana sambil bersandar disisi toilet tersebut.

Disaat ia sedang mengatur nafasnya, tiba-tiba saja ada seseorang yang masuk kedalam kamar mandi tersebut sehingga membuat Kana terkejut.

"Kenapa kamu?" tanya tegas dari seseorang yang baru saja masuk.

"Em- gapapa kok pak. Maaf permisi." pamit Kana yang langsung keluar dengan wajah yang tertunduk sungkan dan takut.

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang