chapter 43

10.3K 873 562
                                        

*

*

*

Baca perlahan nikmati alurnya, yok bisa yok,,, aku cape banget loh asli...
Mueheheh..... Ampe ada yg dilewat awas aja sih.. Kita gak temenan...😏

Biar tambah gurih, videonya ditonton sampe abis ya... WAJIB!!

*

*

*

Hoaamm!!

Kedua mata Kana terbuka, dengan perlahan ia membalikan tubuhnya mencari keberadaan sang suami yang entah kemana. Biasanya, meski sang suami sudah terbangun lebih dahulu, suaminya akan tetap berada diranjang memeluk tubuhnya bahkan menciumi wajahnya.

"Mas, Mas dimana, aku mau peluk." panggil Kana sambil bangkit dari ranjangnya. Ia turun dari ranjangnya lalu berjalan kearah kamar mandi mencari sang suami.

"Loh kok nggak ada." disaat ia tak melihat suaminya didalam kamar mandi, Kan pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya menuju kearah dapur.

"Astaga, pasti Mas Mew sekarang lagi ngelanjutin berkas yang semalem deh. Padahal masih jam lima subuh. hmm... Aku kedapur dulu deh bikinin Mas Mew sarapan sama susu, lagian juga dia pasti ada diruangan kerjanya." gumam Kana sambil berjalan kearah dapur.

"Pagi bi." sapa Kana ke bi Nah yang sedang menyiapkan sayuran untuk sarapan.

"Pa-pagi tuan."

"Loh bibi kenapa kok gugup begitu, bibi sakit?" tanya Kana yang khawatir.

"Ti-tidak tuan, tuan mau buat apa, biar saya buatkan, tuan mau sarapan?" tanya bi Nah yang hendak mengambil roti dari tangan tuannya namun Kana menolak bantuan dari bi Nah.

"Maaf bi, nggak papa, saya mau buat sendiri saja, saya mau buatin sarapan buat bapak, sudah lama kan saya nggak boleh kedapur sama bapak." balas Kana dengan sopannya.

"Ta-tapi tuan, nanti kalau tuan Mew tau, saya nanti dimarahi." gugup bi Nah yang ketakutan dan khawatir.

"Nanti kalau bapak marah sama bibi, bapak yang saya marahin balik ya." Kana menepuk lembut punggung tangan bi Nah meyakinkan sang bibi.

Setelah meyakinkan bi Nah, Kana kembali melakukan niat awalnya yang hendak membuatkan sarapan untuk dirinya dan sang suami. Ia kembali memgambil roti tawar yang tadi ia letakan lalu mengoleskannya dengan selai strawberry kesukaan suaminya. Setelah rotinya selesai, Kana pun berjalan kearah kulkas lalu membukanya dan mengambil satu kotak susu ultra milk vanilla dan juga satu kotak susu prenagen miliknya.

"Biar bibi yang bawa saja tuan, tuan tunggu saja dikamar." ucap Bibi yang hendak mengambil nampan yang berisi sarapan.

"Astaga bibi, nggak papa biar saya aja, nanti kalau bibi takut dimarahi bapak, nanti saya bilang deh kalau ini buatan bibi."

"Ta-tapi.."

"Udah bibi lanjutin aja masaknya, saya keatas dulu ya." ucap Kana lalu ia pun beranjak naik keatas untuk  menghampiri sang suami.

"Maafin bibi tuan."

Dengan senyum yang terus mengembang, Kana melangkahkan kakinya perlahan menaiki satu persatu anak tangga dirumahnya. Ia berjalan dengan sangat berhati-hati karena kandungannya yang sudah sangat besar dan berat.

"Pasti Mas seneng banget aku bawain sarapan kaya begini, udah lama banget kan aku nggak buatin Mas sarapan." gumam Kana yang tak sabar hendak menghampiri suaminya. Senyumnya sangat lebar, membayangkan ekspresi suaminya disaat ia datang membawakan sarapan. Sudah dipastikan ia akan mendapatkan pelukan hangat serta ciuman yang bertubi-tubi dari bibir tebal suaminya.

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang