chapter 8

10.4K 932 80
                                    

*

*

*

Keesokan harinya disaat acara pernikahan akan berlangsung. Kana sudah selesai bersiap diruang make up yang berada disamping kuil tempatnya akan melakukan pemberkatan pernikahan.

Kana duduk dengan wajahnya yang ia tundukan. Hatinya gelisah tak karuan menjelang detik-detik pelepasan status lajangnya. Entah apa yang akan terjadi di masa depan nanti fikirnya. Entahlah, semua adalah rahasia sang pencipta dan juga semesta.

Ceklek!!

Suara pintu terbuka membuat Kana menoleh kearah pintu tersebut.

"Na." panggil Mamah sambil berjalan menghampiri Kana yang langsung bangkit dari duduknya.

"Kamu duduk aja sayang." sambung Mamah sambil menepuk bahu Kana lembut.

"Gimana kamu udah siap?" tanya Mamah sambil memperhatikan wajah calon menantunya.

"Em.. Udah Mah." jawab Kana yang terlihat sangat gugup.

"Mamah tau kamu gugup, tapi gapapa kok Na, Mamah yakin, nanti kamu pasti bahagia sama anak Mamah. Kamu juga jangan berfikiran macem-macem ya sayang. Kamu gak usah takut Mamah gak akan menganggap kamu seorang laki-laki yang aneh, justru Mamah bahagia kamu bisa ngasih cucu ke Mamah. Dan Mam.."

"Mamah tau kalo aku hamil." kaget Kana tak percaya. Bisa-bisanya orang tua dari bosnya pun menerima dirinya dan juga anak yang berada didalam kandungannya yang jelas-jelas tak tau siapa ayah kandung dari anaknya tersebut.

"Loh, Mew belum bilang kekamu?"

"Pak Mew, belum Mah."

"Astaga anak itu, pantes aja kamu keliatan masih sungkan sama si Mew " ucap Mamah sambil menggelengkan kepalanya.

"Maksud mamah?" tanya Kana dengan sejuta rasa penasarannya.

"Hmm.. Harusnya Mew yang kasih tau kekamu, tapi yaudah lah Mamah aja yang kasih tau kamu sekarang." ucap Mamah sambil mengulurkan kedua tangannya lalu menggenggam tangan Kana.

"Na, anak yang kamu kandung itu cucu kandung Mamah, anaknya Mew." sambung Mamah yang membuat Kana seketika lupa caranya bernafas.

"Pak Mew sampe segininya bohong ke orang tuanya bilang kalo ini anak kandungnya." batin Kana tak percaya. Sungguh nekat jalan yang telah dipilih bosnya.

"Mamah sama sekali gak menganggap kejadian dimalam itu adalah kecelakaan, apalagi musibah. Justru Mamah menganggap kalau kamu itu adalah seseorang yang ditakdirkan buat anak Mamah. Mamah minta sama Kamu ya Na, tolong kamu belajar mencintai anak Mamah.  Tolong kamu kasih warna dihidupnya." ucap Mamah yang membuat Kana terdiam mencerna semua perkataannya.

"Malam itu." gumam Kana yang masih kebingungan.

"Ya, malam disaat pesta kantor. Mew cerita sama Mamah dan Papah kalau dia salah masuk kamar. Dan Mew juga cerita sama Mamah kalau dia gak sengaja meniduri seseorang yang gak dia kenal. Sampai dia tau, kalo kamu yang udah dia tidurin. Sebenernya dari bulan lalu Mew udah minta ijin sama Mamah dan Papah buat nikahin kamu, tapi Mamah gak tau. Kenapa dia mengulur waktu terus disaat itu, sampai akhirnya dia dapet berita kalau kamu hamil bahkan mau menggugurkan kandungan kamu, barulah disaat itu dan didetik itu juga dia minta mamah buat dateng kerumah kamu dan meminta kamu ke kedua orang tua kamu." ucap Mamah menjelaskan membuat Kana seakan bisu tak mampu berkata.

"Ja-jadi pak Mew udah tau kalo ini anaknya, astaga gue harus apa, dia pasti terpaksa nikahin gue karena anak ini. Gue gak mau masa depan dia dan karirnya hancur." batin Kana yang semakin merasa bersalah.

"Kamu gak usah mikir macem-macem ya Na, Mamah mohon sama kamu, jaga kesehatan kamu dan juga calon cucu Mamah. Mamah yakin, kamu pasti bisa bikin Mew yang super dingin itu cinta sama kamu dan anaknya. Mamah juga mohon sama kamu, kamu harus kuat dan sabar nantinya untuk ngehadepin sikap cuek dan dinginnya Mew. Mew itu sebenernya orang yang baik, cuma memang sifatnya aja yang kaku dan cuek."

Dengan sangat lembut Mamah mengusap punggung tangan Kana sambil menatapnya dan tersenyum.

"Jangan sungkan lagi ya sayang, Mew itu Daddy dari anak yang ada didalam kandungan kamu."

"Mah, maafin Kana ya, Kayanya Kana gak pantes nikah sama pak Mew." ucap Kana menyesal yang bermaksud untuk membatalkan pernikahannya.

"Maksud kamu apa? Kamu itu anak yang baik, penuh tanggung jawab, kamu itu sangat pantas dengan Mew." balas Mamah yang sedikit khawatir.

Andai saja Mamah Mew mengetahui seberapa takut yang sedang Kana rasakan pada saat ini. Andai juga Mamah mengetahui fikiran apa saja yang langsung datang menghantui fikiran Kana.

Kana menarik nafasnya panjang. Ia sangat bingung dalam keadaan dan posisinya saat ini. Apakah ia harus melanjutkan pernikahan ini, atau kah ia harus mengakhiri sebelum semuanya terjadi dan semakin jauh nantinya.

"Na, kamu kenapa melamun?" tanya Mamah khawatir.

Ceklekk!!

Pintu ruangan terbuka, suara langkah sepatu terdengar begitu jelas mehampiri dirinya. Kana yang sangat frustasi pun mengangkat sedikit wajahnya lalu menoleh. Ya benar saja, Mew lah yang masuk kedalam ruangan.

"Na, inget pesan Mamah ya. Mamah keluar dulu." pamit Mamah yang langsung bangkit dari kursinya lalu bergegas keluar meninggalkan putera dan juga calon menantunya.

Hening. Hanya heninglah setelah kepergian sang Mamah.

"Na, ayo." ucap Mew sambil mengulurkan tangannya agar diraih oleh Kana.

"Pak, maaf...."

"Na ayo cepat, tamu diluar udah pada nungguin." balas Mew memotong ucapan Kana dan langsung meraih tangan Kana lalu menarik tubuhnya keluar.

.

.

.

Udah lah 😭😭
Lagi bingung.. Mau pegangan ama siapa gak tau..😭😭

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang