chapter 28

10.9K 1K 145
                                    

*

*

*

"Gimana di'ijinin nggak?" bisik Bow bertanya yang dibalaskan gelengan kepala oleh Kana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana di'ijinin nggak?" bisik Bow bertanya yang dibalaskan gelengan kepala oleh Kana.

"Duh mampus mana belum selesai, lagian si pak Mew kenapa sih ni proposal ditolak mulu, mana udah 2 bulan baru design bangunan inti, belum lagi nanti bangunan cabangnya, langit, bisa kah kau turunkan azab kepada bos kami, kami tersiksa tuhan."  gumam Bright kesal yang dibalaskan cubitan oleh sahabatnya.

"Mulut lu loh!" kesal Kana.

"Na, coba dong rayu pak Mew, siapa tau proposal yang kali ini diterima," bujuk Mild menepuk bahu sahabatnya.

"Kerjaan ya kerjaan, pribadi ya pribadi." balas Kana yang sebenarnya juga frustasi.

"Nggak kebayang kalau sampe ni proposal ditolak lagi, terus dibentak lagi. Huaaa.... Mau nangis aja rasanya." frustasi Bow mengusak rambutnya kasar.

"Ya lu doanya jangan begitu dong, kalau doa tuh yang bagus."

"Iya sih, tapi ya gimana, gue takut banget Na, marahnya serem banget. Lu sih enak abis dimarahin langsung di sayang-sayang dirumah, lah gue sama yang lain." celetuk Mild.

"Asal lu tau ya Na, kata-katanya dia itu, sama mukanya pas lagi marah terngiang-ngiang terus woi, bikin makan nggak kenyang tidur nggak nyenyak." timpal Bow.

"Hmm... Sama kok, gue sama kaya kalian, gue juga takut, sedih, kesel, ya tapi gimana, ini pekerjaan kita, kita kan dituntun untuk memberikan yang terbaik." balas Kana sambil merangkul bahu sahabat-sahabatnya.

"Iya sih, tapi sebenernya bangunan yang pak Mew mau tuh yang kaya gimana sih. Surga? Kastil? Istana? Lah ini kan bangunan mall, kita udah buat yang bagus beda dari yang lain juga, tapi tetep aja masih ditolak. 2 bulan loh kita ngerjain ini proyek. Dan dalam waktu 2 bulan juga proposal kita ditolak 6 kali, apa nggak gila kita!" celetuk Bright yang sangat emosi.

Kana menunduk, ia terdiam mendengar ocehan dari sahabatnya yang memang benar adanya. Sejujurnya ia pun frustasi, fisik dan fikirannya terlalu lelah hanya untuk memikirkan, mengurus dan mengerjakan tentang proyeknya kali ini. Namun apa boleh buat, ia sudah bertekad untuk menyelesaikan pekerjaan terakhirnya ini, terlebih lagi ia pun sudah berjanji akan membantu seluruh sahabat dan juga rekan satu timnya.

"Astaga mana udah jam setengah 12, Na lu mending keruangan pak Mew sekarang aja deh, siapa tau nanti lu bisa balik lebih cepet. Mepet banget Na waktunya." titah Mild yang mengkhawatirkan rapat untuk yang kesekian kalinya.

"Yaudah, kalo gitu gue keruangan pak Mew dulu ya."  pamit Kana yag langsung bergegas keruangan suaminya.

Agus yang melihat Kana meninggalkan ruangan pun berjalan kearah Mild, Bow dan Bright.

"Keruangan pak Mew kan tuh si Kana,  astaga makin nggak tega gue ngeliatnya." celetuk Agus sambil menggelengkan kepalanya.

Dua bulan yang lalu, setelah pernikahannya disaat pak Mew dan Kana masuk bersama, sebenarnya semua karyawan kantor pun sudah curiga dengan hubungan mereka berdua. Namun semua orang tidak ada yang berani membahas atau membuka mulutnya karena sangat takut dengan bosnya itu, terlebih lagi mereka tidak mempunyai bukti sama sekali. Entah sadar atau tidak, sekarang ini semua para karyawan bersikap berbeda kepada Kana, mereka lebih memperhatikan Kana dan juga lebih baik kepada Kana. Ya tidak lain dan tidak bukan semua itu karena mereka mengira hidup Kana sekarang sangat lah tertekan.

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang