chapter 11

11.5K 953 71
                                        

*

*

*

Kana terdiam, ia tak tau harus berbuat apa. Tubuhnya memang lelah matanya pun terasa sangat berat akibat rasa kantuknya. Namun entah mengapa kedua mata indahnya sangat sulit untuk terpejam.

"Oh iya main hp aja kali ya, siapa tau nanti bisa ketiduran." gumam Kana pelan lalu ia pun bangkit dari posisinya.

"Mau kemana kamu?" tanya Mew menoleh kearahnya.

"Mau ke toilet pak." jawab Kana yang dibalaskan anggukan oleh suaminya.

Setelah membalas pertanyaan suaminya, Kana kembali berjalan kedalam kamar mandi. Ia mengambil ponselnya yang berada didalam sakunya lalu kembali lagi merebahkan tubuhnya keatas ranjang.

 Ia mengambil ponselnya yang berada didalam sakunya lalu kembali lagi merebahkan tubuhnya keatas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kana! Kamu saya suruh istirahat kok malah main hp. Memang siapa yang menghubungi kamu?" tegur Mew tegas.

"Emh.. Gak ada pak, saya cuma iseng aja, saya gak bisa tidur pak." balas Kana yang terkejut dengan teguran suaminya. Benar saja dengan apa yang orang katakan tentang suaminya. Suaminya sangat arogan dan juga dingin.

Mew menggelengkan kepalanya sambil menutup laptopnya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri istrinya.

"Saya paling gak suka sama orang yang tidak patuh, dan jangan sekali-kali kamu memegang ponsel disaat kamu sedang bersama dengan saya." tegas Mew yang langsung mengambil ponsel Kana dari tangannya.

Kana terkejut, matanya membulat menatap wajah suaminya.

"Sekarang kamu tidur Kana, tubuh kamu membutuhkan istirahat." titah Mew sambil menatap tajam kedua mata istrinya.

"Ta-tapi pak, say."

"Sudah saya saya bilang, jangan panggil saya dengan sebutan bapak. Saya nggak mau kalau nantinya anak saya manggil saya Kakek." tegur Mew untuk kesekian kalinya.

"Maaf pak, eh Mas. Tapi saya gak bisa tidur." ucap Kana dengan wajahnya yang menunduk.

"Kenapa, masih ada yang mengganjal?"

"Enggak kok M-Mas, saya cuma beneran gak bisa tidur aja."

"Mungkin kamu gak nyaman karena ada saya disini. Kamu tenang aja Na, saya gak akan menyentuh kamu. Kamu bisa tidur dengan tenang." ucap Mew yang membuat istrinya reflek menggerakan tangannya dan menggelengkan kepalanya.

"Bukan begitu maksud saya pak, saya em.."

"Meski kamu nggak nyaman karena sekarang kita sekamar. Jangan pernah kamu berharap bisa mengusir saya dari kamar ini."

"Enggak pa.." ucap Kana menggantung karena ditatap tajam oleh suaminya.

"Mas, saya mana berani ngusir Mas dari kamar." sambung Kana yang merasa tak enak.

"Sekarang kamu pejamin mata kamu, saya akan tungguin disini sampai kamu tertidur." ucap Mew sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya dengan kedua matanya yang menatap tajam ke kedua mata istrinya.

Kana yang ditatap pun langsung menutup kedua matanya rapat sehingga dahinya berkerut. Kedua telapak tangannya mulai berkeringat karena merasa tidak nyaman dan gugup. Ya, bagaimana tidak gugup, Kana sudah seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh ibunya karena nakal dan tidak mau tidur siang.

"Mas, kalo Masnya masih ngeliatin saya seperti itu, saya malah nambah nggak bisa tidur nantinya." ucap Kana dengan matanya yang terpejam.

"Hmm... Yasudah, kalau begitu saya ikut istirahat saja." balas Mew sambil bangkit dari duduknya lalu bergegas merebahkan tubuhnya disisi ranjang tepatnya disebelah istrinya.

Jantung Kana semakin berdetak tak karuan, rasanya ingin sekali ia berlari dan berteriak meminta tolong kepada semua orang.

"Na."

"I-iya Mas." jawab Kana gugup.

"Boleh saya usap anak saya?" tanya Mew dengan suara beratnya yang membuat siapa saja merinding mendengarnya. Bagaimana tidak merinding, suaminya berbicara hanya berjarak beberapa cm dari telinganya. Bahkan dengan sangat jelas Kana bisa merasakan hembusan nafas suaminya.

Belum sempat menjawab dan mengijinkan suaminya. Tangan besar suaminya sudah mendarat lembut diatas perutnya dan mulai menggerakan tangannya perlahan mengusap perutnya yang masih datar.

Perlakuan tiba-tiba dari suaminya sontak saja membuatnya terkejut sehingga dengan refleks Kana menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya mencengkram kuat seprai yang berada dipegangannya.

"Dedek bayi kalau nanti udah lahir jangan nakal kaya Buna kamu ya, nanti kalau Daddy suruh kamu bobo, bobo ya sayang. Nanti kalau kamu gak nurut kaya Buna Daddy pasti marah." ucap Mew yang kini kepalanya ia dekatkan keperut Kana sehingga telinganya berada tepat didepan dada Kana.

Deg Deg Deg..!!!

Jantung Kana berdetak lebih kencang seperti ingin lepas dari tempatnya. Malu dan canggung itu lah yang pasti sedang ia rasakan.

"Saya usap perut kamu ya, siapa tau kamu susah tidur karena anak saya." ucap Mew dengan percaya dirinya sambil terus mengusap lembut perut Kana lalu merebahkan kepalanya disamping kepala Kana. Mew merebahkan tubuhnya menyamping menghadap Kana sedangkan Kana terlentang dengan kedua tangannya yang berada disamping pinggangnya.

Ya, satu bantal dengan Kana, hanya berjarak sedikit untuk kepala mereka saling menempel.

Kana yang tidak bisa menolak pun terpaksa diam, ia membiarkan suaminya melakukan apapun kepadanya.

Semenit dua menit ada perasaan aneh yang muncul kepadanya. Rasa yang tadinya canggung dan tidak nyaman, kini berubah menjadi perasan yang hangat dan sangat nyaman. Elusan lembut dari tangan suaminya seakan memberikan efek kantuk yang sangat kuat kepadanya. Dan semilir harum aroma tubuh suaminya pun dengan sopan masuk keindra penciumannya sehingga tanpa hitungan jam Kana sudah tertidur pulas dalam elusan dan pelukan hangat suaminya.

.

.

.

Kalian sadar gak sih bahasa cerita ini beda....kok aku ngetiknya deg-deg ser.. Kek formal gitu... Aku tuh anti formal asli😂😂😂

Astaga... Dah lah🤣🤣🤣

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang