chapter 9

11.1K 889 94
                                        

*

*

*

"Pak, saya mohon hentikan semua ini." ucap Kana menghentikan langkahnya hingga genggaman tangan bosnya terlepas.

"Na, kamu kalo mau ngomong sama saya pasti saya dengerin, tapi setelah pemberkatan kita." balas Mew yang sangat terburu-buru karena tak enak dengan seluruh orang yang sudah menunggunya.

"Ayo Na, semua sudah pada nungguin kita." Mew kembali meraih tangan Kana namun dengan sigap Kana melepaskan tangan bosnya tersebut.

"Pak, saya mau membatalkan pernikahan ini." ucap Kana membuat Mew menatap matanya tajam.

"Bapak sudah terlalu banyak membantu saya, semua sudah cukup pak, saya gak mau merusak masa depan bapak, seharusnya bapak mendapatkan orang yang lebih baik dari saya." sambung Kana menunduk lalu membungkukan tubuhnya mengucapkan maaf dan juga berterima kasih.

Hmmm!!

Mew berdeham lalu berjalan mendekat kearah Kana.

"Kamu gak merusak masa depan saya. Na kita sudah tidak punya banyak waktu untuk ngobrol lagi, kita udah terlalu lama disini. Untuk masa depan, nanti kita bicarakan setelah pemberkatan saja ya." ucap Mew yang langsung menggandeng tangan Kana bergegas kealtar pernikahannya.

"Oh ya, tolong jangan panggil saya bapak, nanti disana semua keluarga besar saya ada semua, gak etis kalau kamu manggil saya bapak." sambung Mew menoleh kearah Kana yang sambil berjalan.

Sesampainya di kuil, Mew dan Kana langsung melakukan pemberkatan pernikahannya, mereka melakukan pernikahannya dengan sangat hikmat dan juga tenang sesuai dengan adat dan keyakinan mereka berdua.

"Na kenalin, ini bude Wiwik, Kakak pertamanya Mamah." ucap Mew memperkenalkan sang bude kepada Kana yang saat ini sudah sah menjadi pendamping hidupnya.

"Manisnya anak menantu bude. Kapan-kapan main ke Solo ya sayang." senyum bude sambil menepuk bahu Kana pelan yang dibalaskan senyuman juga oleh Kana.

"Nah kalo ini namanya pakde Noko, Kakak keduanya Mamah." ucap Mew lagi memperkenalkan pakdenya lalu setelah itu, Mew juga memperkenalkan semua keluarganya yang lain.

Sungguh, tak ada sedikitpun dalam benaknya jika Mew akan menggundang seluruh keluarga besarnya diacara pernikahannya. Selama acara berlangsung, Kana lebih banyak diam dan hanya melayangkan senyuman kepada para mata yang memandangnya.

Bukan karena sombong, tapi rasanya ia terlalu malu meski hanya untuk sekedar menjawab apalagi berbicara banyak kepada keluarga besar dari bosnya yang kini sudah sah menjadi suaminya.

Keluarga Mew bukan lah keluarga yang sembarangan. Seluruh keluarga besar suaminya adalah keluarga pengusaha dan keluarga yang sangat terpandang.

Setelah empat jam acara berlangsung, mulai dari pengucapan ikrar, pemasangan cincin, pemasangan pita,  pemberkatan oleh kedua orang tua, dan juga pandita lokapalasraya.

Mew berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua Kana untuk kembali terlebih dahulu kehotel. Ia kahawatir dengan Kana, sejak dua hari yang lalu istirahat Kana telah berkurang. Ia lebih banyak terjaga karena menunggu kedua adiknya dirumah sakit.

🌞❤🌻❤🌞❤🌻❤🌞❤🌻❤🌞❤

Sesampainya dipintu masuk hotel Kana langsung berpamitan kepada Mew untuk kembali kekamarnya.

"Pak saya ijin kekamar saya ya pak." pamit Kana yang langsung ditahan oleh suaminya.

"Kamu mau kemana? Kamar kamu ya sama saya sekarang. Kita ini sudah nikah Kana, gak mungkin kan kalau kamu tidur sama orang tua kamu lagi. Nanti apa kata orang tua kamu."

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang