Kisah seorang bos besar yang menikahi salah satu karyawan diperusahaanya...
🌻🌻🌻🌻🌞🌞🌞🌞🌞
Bahasa campuran ✔
Bahasa kasar ✔
Cerita halu dimana yang gak mungkin bisa menjadi mungkin ✔
Buat happy happy aja ✔
Jangan lupa follow, vote and comment ✔
Mew membuka pintu ruangannya membuat Kana terkejut.
"Loh kamu kenapa gak rebahan?" tanya Mew sambil berjalan kearah Kana.
"Em anu pak." jawab Kana dengan wajahnya yang sedikit mengkerut sambil memijit kepalanya.
"Mual?" tanya Mew yang dibalas anggukan.
Uweekk Uwekk..!!
Mual Kana yang reflek langsung menutup mulutnya dengan tangan lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi diruangan tersebut yang diikuti oleh bosnya.
Uwekk.. Uweekk!!
Kana lagi-lagi memuntahkan isi perutnya ke kloset.
"Emh nggak us.. Uweekk.. " Kana menepis tangan sang bos di saat bosnya memijat leher belakangnya. Sungguh canggung, malu dan takut yang ia rasakan.
Mew yang diperlakukan seperti itu pun menatap tajam ke arah Kana. Sedangkan Kana yang di tatap seperti itu langsung menundukan wajahnya sambil terus mengeluarkan isi perutnya. Peduli setan dengan keberadaan bosnya. Sungguh rasa mual itu sangat menyiksa dirinya.
"Muntahin aja semuanya biar lega." ucap Mew sambil memijat leher belakang Kana.
Kana yang sudah lemas pun benar-benar tak mempedulikan bosnya. Terserah saja bosnya akan merasa jijik atau tidak kepadanya. Bahkan mau dianggap kurang ajar sekalipun saat ini sudah tidak ia pedulikan.
"Huftt.." Kana menarik nafasnya lalu menekan pembuangan air dikloset tersebut.
"Nih handuknya." ucap Mew sambil memberikan handuk kecil yang baru saja ia tarik dari lemari penyimpanan dibelakangnya.
"Terima kasih pak." balas Kana sambil mengambil handuk tersebut lalu mengelap bibirnya.
"Yuk keluar pelan-pelan." ucap Mew yang langsung merangkul Kana membuat Kana terkejut dan menoleh kearahnya.
"Udah ayo gak usah ngeliatin saya." balas Mew yang membuat Kana menjadi salah tingkah dan semakin canggung.
"Astaga ini kenapa pak Mew kok beda banget ya, gue tuh abis muntah loh. Apa dia gak jijik sama gue ya!?" tanya Kana dalam hatinya.
"Sini kamu duduk dulu, sebentar saya ambilkan air." ucap Mew setelah membantu Kana untuk duduk dan bersandar ditepi ranjangnya.
"Duh pak nggak usah, biar saya aja." tolak Kana yang benar-benar merasakan canggung.
"Udah gapapa, muka kamu udah pucet begitu loh. Nih minum."
Mew memberikan segelas air putih yang baru saja ia ambil dari nakas samping ranjangnya ketangan Kana.
"Mm-makasih pak." ucap Kana berterima kasih lalu ia pun langsung meminum sedikit air tersebut.
Setelah meminum air tersebut, Kana yang hendak bangkit dari posisinya pun ditahan oleh lengan besar bosnya.
"Sini gelasnya." ucap Mew sambil mengambil gelas tersebut dari tangan Kana lalu meletakan gelas itu kembali ke nakas.
"Masih mual?" tanya Mew sambil mendudukan bokongnya ke sisi ranjang tepatnya benar-benar berdekatan dengan Kana sehingga bokongnya menyentuh paha Kana membuat Kana benar-benar merasa tak nyaman dan juga tak mampu berkata-kata karena saking canggungnya.
"Kamu kalo saya ajak ngomong itu ngeliat muka saya, bukannya malah nunduk kebawah." tegur Mew sambil mengangkat dagu Kana membuat Kana terkejut setengah mati.
"M-mamaaf pak." gugup Kana.
"Oh iya saya mau ngomong sama kamu, tapi kamunya sambil tiduran aja ya biar gak pusing." ucap Mew sambil membetulkan posisi bantal yang sedang disandarkan oleh punggung kana.
"Eh pak, aduh gak usah pak." panik Kana yang benar-benar tak tau harus berbuat apa. Sungguh ia bingung sangat-sangat bingung dengan sikap bosnya sampai-sampai hampir menangis ketakutan.
"Kamu ken.." tanya Mew menggantung sambil tangannya ia gerakan hendak mengusap ujung bibir Kana yang masih tersisa sedikit kotoran bekas muntahnya. Namun Kana yang sudh terlau over thinking pun dengan sangat cepat Kana menepis tangan bosnya karena salah paham. ia berfikir bosnya itu hendak memukulnya hingga akhirnya tangisannya pun pecah.
"Pak saya minta maaf pak kalo saya punya salah sama bapak, tapi tolong pak jangan bersikap kaya begini sama saya, demi apapun saya takut pak. Bapak kalo marah dan mau melakukan apapun, sama saya aja pak gapapa, tapi saya mohon jangan kekeluarga saya pak." tangis Kana ketakutan.
"Kasian Ayah sama Bunda saya pak mereka udah tua, adik-adik saya juga bukan anak yang sempurna pak, saya mohon lepasin keluarga saya pak." sambung Kana memohon.
"Apa saya kasar sama kamu?" tanya Mew bingung sambil meraih tangan Kana namun Kana yang sangat ketakutan pun memundurkan tubuhnya menghindar.
Kana berdoa semoga bosnya dapat mendengarkan permohonannya. Semoga bosnya dapat mengasihani dirinya dan memaafkan kesalahannya yang sebenernya ia tak tau apa.
"Kamu takut sama saya?" tanya Mew dengan suaranya yang lembut sambil tangannya terulur kearah pipi Kana lalu mengusapnya lembut membuat Kana semakin takut kepadanya.
"Apa saya berbuat kasar sama kamu? Atau ada yang salah dengan sikap saya?" tanya Mew lagi yang kini mengangkat dagu Kana agar Kana dapat menatap wajahnya.
Kana menggeleng dan mengibaskan tangannya.
"Maaf pak, bapak gak salah. Disini kan saya yang salah pak, saya salah gara-gara kemarin ngomong sambil jalan ninggalin bapak." jawab Kana gelagapan.
"Dasar kamu." jawab Mew datar yang membuat susana semakin menegang.
"Saya itu gak marah sama kamu Na, dan saya juga gak mau apa-apain kamu. Kok bisa-bisanya sih kamu berfikiran seperti itu, apakah tampang saya ada tampang kriminalnya?" tanya Mew yang langsung dibalaskan gelengan kepala.
"Kamu gak usah berfikir macam-macam Kana, saya gak akan berbuat seperti apa yang ada di dalam fikiran kamu." ucap Mew menegaskan.
"Ta-tapi pak, kenapa bapak mau nikahin dan nolongin keluarga saya? Saya hanya orang kecil pak, bahkan kekurangan. Saya gak pantas buat bapak." tanya Kana penasaran. Akhirnya keluar juga seluruh pertanyaan yang selalu mengganggu fikirannya.
Mew menghela nafasnya panjang sambil berdiri lalu memasukan tangannya kedalam sakunya.
"Saya nikahin kamu ya karena saya mau, gak ada alasan apapun. Oh iya saya lupa mau ngomong sama kamu. Nanti setelah mendarat kita langsung kerumah sakit, besok pagi adik kamu langsung operasi mata, dan lusanya kita akan menikah dikuil. Mamah dan papah saya sudah duluan kesana semalam, mereka sudah mengurus buat pernikahan kita." ucap Mew yang membuat Kana terkejut setengah mati.
"Nikah. Lusa??"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.