chapter 39

10.9K 862 201
                                    

*

*

*

Setelah mengeluarkan kata mautnya, benar saja, tak lama kemudian suaminya kembali kedalam ruangannya setelah dua jam lamanya rapat bersama dengan klient'nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengeluarkan kata mautnya, benar saja, tak lama kemudian suaminya kembali kedalam ruangannya setelah dua jam lamanya rapat bersama dengan klient'nya.

"Ayo sayang." Mew mengulurkan tangannya agar diraih oleh istrinya yang masih berbaring diatas sofa ruangannya.

Kana pun tersenyum lalu bangkit dari sofa tersebut.

"Mas marah ya sama aku?" tanya Kana disaat melihat wajah suaminya yang muram.

"Ndak sayang, Mas ndak marah. Ini loh badan Mas dari pas rapat kaya pegel-pegel, Mas juga sebenernya dari tadi mau sudahi rapatnya, cuma pak Agungnya ndak berenti-berenti ngomongnya, kan jadinya ndak enak kalau Mas tinggal." jawab Mew menjelaskan sambil memeluk istrinya.

"Loh, ini buktinya Mas bisa udahin rapatnya. Kenapa nggak dari tadi aja."

"Kamu mau tau ndak caranya Mas bisa keluar dari ruangan rapat gimana."

"Mau, emangnya kaya gimana? Mas pasti marah-marah ya." tebak Kana yang dibalaskan gelengan oleh suaminya.

"Tadi Mas sengaja sambungin chattan kita keproyektor jadi..."

"Astaga Mas, kamu mah... Kan aku'nya jadi malu!" kesal Kana mencubit lengan suaminya.

"Hehehe.. Habisnya Mas bingung mau cari alasan apa, Mas ndak enak sama pak Agung."

"Ya tapi ini mah namanya Mas numbalin aku." kesal Kana yang malu karena ulah suaminya. Entah apa nanti yang akan dipikirkan oleh para karyawan dan juga kolega suaminya. Terlebih lagi pak Agung adalah salah satu patner suaminya yang terbilang lumayan berpengaruh diperusahaannya bahkan diperusahaan lainnya.

"Ndak papa sayang, mereka ngerti kok." ucap Mew dengan santainya lalu mencium pipi istrinya gemas.

"Yuk kita kerumah Bunda sekarang." ajak Mew yang dibalas anggukan oleh istrinya.

Disaat Mew hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja Kana melepaskan pelukan lengannya.

"Mas jalan duluan, aku jalanya dibelakang Mas aja ya." pinta Kana sambil meremat kedua tangannya.

"Na.." tegur Mew sambil menatap tajam kearah istrinya yang keberatan dengan permintaan istrinya.

Kana menggeleng, ia memanyunkan bibirnya dan tetap diam tak mau melangkah sebelum suaminya melangkah.

"Jangan buat Mas marah ya sayang, ayo jalan." Mew mengulurkan tangannya hendak memeluk pinggang istrinya namun sang istri malah menghindar dan semakin memanyunkan bibirnya.

"Kamu jadi mau makan opor buatan Bunda ndak, kalau kamu ndak mau yasudah, Mas saja yang makan kalau begitu!" ucap Mew yang membuat istrinya semakin cemberut.

"Mas serius loh, Mas laper banget mau makan kamu sampe habis, gemesnya istri Mas ini." gemas Mew lalu dengan sangat cepat ia meraih tubuh istrinya memeluknya dan melumat bibir istrinya lembut.

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang