chapter 44

9.3K 843 147
                                    

*

*

*

Mamah dan papah baru saja tiba dirumah sakit, mereka turun dari mobilnya lalu bergegas masuk dan langsung bertanya kepada resepsionis  menanyakan ruangan menantunya.

Setelah mendapatkan jawaban dari resepsionis tersebut, Mamah dan papah pun langsung bergegas kearah yang diberikan oleh sang resepsionis.

"Mew, Kana kenapa?" tanya Mamah dan Papah khawatir.

"Kana demam Pah, Mah. Sepertinya Kana mimpi buruk, soalnya tadi Kana mengigau dan menangis." jawab Mew yang juga sangat khawatir. Kini ia dan juga kedua orang tuanya sedang berdiri didepan ruang pasien menunggu sang dokter yang sedang memeriksa Kana.

Klekk!!

Pintu ruangan pun terbuka, sang dokter keluar dari ruangan tersebut dan langsung memberitahukan keadaan Kana.

"Bagaimana dok keadaan istri saya?"

"Istri bapak sudah sadar, ia hanya mengalami demam biasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kandungan istri bapak baik-baik saja, hanya saja tolong diperhatikan istrinya untuk tidak terlalu lelah dan banyak fikiran." ucap sang dokter menjelaskan.

Hufftt!!

"Syukurlah, terima kasih dok, kalau begitu apa boleh saya masuk sekarang?"

"Silahkan pak." ucap sang dokter lalu mempersilahkan Mew dan kedua orang tuanya masuk kedalam ruangan.

"Sayang." Mew menghampiri Kana lalu hendak membelai rambutnya namun Kana justru mengalihkan pandangannya tak mau menatap Mew.

"Sayang, kamu kenapa, kok malah buang muka sih?" tanya Mew bingung.

"Sana Mas, Mas pergi aja." usir Kana yang mulai kembali menangis.

"Loh, kok anak Mamah nangis, Kana kenapa?" tanya Mamah sambil menggenggam kedua tangan menantunya khawatir.

"Mas Mew jahat Mah, hikkss... hiksss!" balas Kana dengan air matanya yang semakin mengalir.

"Kana mau pulang aja ke rumah Bunda." sambung Kana yang masih tak mau menatap Mew dan juga kedua mertuanya.

"Kamu mau pulang, nanti pulang sama Mas ya, kita nginep dirumah Bunda ya sayang." ucap Mew sambil mengusap pipi istrinya namun lagi-lagi sang istri menghindari sentuhan suaminya.

"Kalian bertengkar?" tanya Papah yang kini membuka suaranya.

"Kamu marah sama Mas? kalau Mas ada kesalahan kasih tau Mas sayang."

"Mas nggak salah, yang salah aku udah cinta sama Mas, udah sana Mas pergi aja sama perempuannya Mas, aku nggak papa kok."

"Apa. Perempuan!!" kaget Papah yang langsung menatap wajah puteranya.

PLAKK!!

Murka Papah menampar wajah puteranya kencang.

"Badjingan kamu Mew, istri kamu lagi hamil besar dan kamu malah selingkuh!!"

"Enggak Pah, Mew nggak pernah selingkuh." kaget Mew dengan ucapan sang istri dan amarah sang Papah.

"Papah tidak pernah mendidik kamu menjadi laki-laki yang berengsek Mew. Apa kamu lupa pantangan terbesar di keluarga Ayudha!! Perselingkuhan dan perceraian Mew!! Apa kamu lupa semua itu. Ap..."

"Tapi Pah Mew memang nggak selingkuh, jangankan untuk melakukannya, terlintas sedikit pun difikiran Mew saja tidak pernah." ucap Mew memotong ucapan sang Papah.

"Pah sudah Pah, ini rumah sakit, lebih baik kamu coba ajak ngomong menantu kamu dulu, biar Mamah yang bicara sama Mew." ucap Mamah sambil menghampiri suaminya.

BIG BOSS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang