12

228 58 8
                                    

Happy reading!❤

🌻🌻🌻

"Ku rasa dia wanita yang beruntung. Selamat ya!" Dita terlihat sangat tulus saat mengatakan itu membuat Jaehyun sedikit kecewa dengan reaksinya

"Apa kau tidak ingin mengetahui siapa wanita yang seperti tulip itu?" Tanya Jaehyun berusaha menyembunyikan kekecewaan dari wajahnya

"Tidak" jawab Dita dengan lugas, tanpa ada sedikitpun keraguan saat mengatakannya

"Bukannya tadi kau bilang penasaran?" Jaehyun mulai kesulitan menyembunyikan rasa kecewanya

Dita memandangi wajah Jaehyun, lalu menampilkan senyuman khasnya "Jae, aku akan mendukungmu. Aku yakin siapapun yang kau maksud itu adalah wanita baik yang pantas bersanding denganmu"

Jaehyun sepertinya kehilangan kata-kata, ia hanya tersenyum getir dan kini melihat ke arah lain. "Aku jadi ingin memainkan piano.."

Jaehyun berjalan ke sebuah piano yang diletakan dekat jendela. Ia mulai menyentuh tuts disana dengan anggun dan mengalunkan musik. Jaehyun memilih memainkan salah satu instrumen kesukaannya, yaitu Yiruma - Maybe.

Dita diam memperhatikannya, rasanya seperti tersihir oleh alunan lembut permainan piano. Dita merasa seperti Jaehyun sedang menumpahkan emosinya dalam permainan piano itu. Dita mendekat dan berdiri di dekat piano untuk melihat dengan lebih jelas.

Jaehyun menyelesaikan alunan musik itu dengan gerakan yang anggun, ia merasa hatinya jadi lebih tenang. Jaehyun kini menatap Dita, "apa yang kau pikirkan saat mendengarkan alunan tadi?" Tanyanya dengan ekspresi wajah datar

"Entahlah.. seperti sebuah harapan dan rasa sedih di waktu yang bersamaan"

Jaehyun kini tersenyum sambil menatap dalam pada Dita, "benar, aku merasakan hal yang sama."

Sebuah tatapan yang bisa menusuk langsung ke relung jiwa, Dita kini menjadi salah tingkah dan tiba-tiba merasa canggung dengan situasi itu. "Aku akan ke toilet dulu" tanpa menanti jawaban Jaehyun, Dita langsung keluar dari ruangan itu

Dita berjalan dengan sangat cepat menuju toilet, ia memperhatikan wajahnya dari pantulan cermin. "Kenapa aku merasa begini? Dita, ingat dia sudah memiliki tunangan. Kamu tidak boleh ikut campur dalam hubungan orang lain" Dita meyakinkan dirinya dan menarik napas dalam berkali-kali. Dita membuka keran air lalu membasahi tangannya.

"Tapi benar-benar deh, tadi itu sangat gawat. Aku mungkin akan jatuh cinta padanya kalau tidak kuat iman. Tapi kenapa seolah-olah dia menggambarkan.. aku?" Dita mengingat kembali ucapan Jaehyun mengenai wanita yang seperti Tulip, Dita kini menepuk kedua pipinya "SADARLAH DITA! Ini bukan kencan benaran" lalu kembali menghirup oksigen dalam-dalam seolah seluruh dunia akan kehabisan oksigen jika Dita tidak melakukan itu. Dita mematikan keran air dan mengelap pipinya yang basah.

Dita kembali menatap pantulan dirinya di cermin, dan mengangguk. "Baiklah aku siap"

Dita berjalan kembali menuju ke tempat dimana Jaehyun berada tadi, saat itu seseorang menarik tangannya. Dita sudah dapat menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Dita" Fabian mengatakan itu dengan lembut

Dita menghela napasnya dan berbalik menatap Fabian dengan berani. "Ada apa?"

"Dita aku ingin memperingatkanmu. Dia bukanlah pria yang bisa digapai oleh orang-orang seperti kita, aku tidak mau kau terluka jika jatuh cinta dengan pria sepertinya"

Chapter of Life: Sweet Pea✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang