44

171 41 5
                                    

Halo! 👋

🤍🤍🤍

Dita sudah berada di apartemen Mark selama hampir 5 hari, Mark dan Jinny sangat khawatir karena Dita terlihat semakin murung setiap harinya. Entah apa yang Dita pikirkan selama berhari-hari.

"Kau. Apa punya ide bagus?" Tanya Mark berjalan mendekat pada Jinny yang kini sedang sibuk membaca novel dengan posisi tengkurap di sofa ruang tengah

Mark duduk di dekat Jinny, "Hey! Kita harus melakukan sesuatu untuk menghibur Dita. Sebentar lagi liburan akan berakhir" Mark mengguncang tubuh Jinny. Tapi Jinny sama sekali tidak merespon. Ternyata Jinny tertidur dengan posisi tengkurap, wajahnya di tutupi buku novel.

Mark jadi ingin menjahilinya, "JINNY! Pencuri JINNY!!" Mark berteriak tepat di telinga Jinny

Jinny tiba-tiba berdiri di atas sofa dan menyikut Mark hingga Mark jatuh tersungkur. "Mana pencurinya?!" Mata Jinny terlihat merah dan terdapat air liur mengalir di sudut bibirnya, cepat-cepat ia mengusap sisa air liur itu

Mark yang berada di lantai, tertawa keras melihat Jinny, ia sampai sakit perut karena melihat reaksi Jinny yang menurutnya lucu ini.

Jiwa Jinny tampaknya belum terkumpul, ia masih di posisi berdiri dan tertegun menatap Mark. "Ha? Kenapa kau tertawa?" Tanyanya dengan wajah sangat polos

Tawa Mark semakin keras, ia kini membangunkan penghuni lain di apartemennya itu.

Dita berjalan ke arah mereka, menatap keduanya bingung. "Ada apa?" Tanyanya

Jinny hanya menggeleng, ia sama terkejutnya dengan Dita. "Padahal baru saja aku hampir berciuman dengan pangeran Sungchan" ucapnya pelan. "Ternyata itu mimpi" tambahnya dengan sangat pelan

Mark akhirnya berhenti tertawa, "haaaa~ pipiku, rasanya pegal sekali."

Dita kini duduk di sofa ruang tengah, ia menyetel siaran berita. Pada siaran berita utama ditampilkan kasus ayah tiri Jaehyun. Dita melihatnya dengan serius.

"Jinny, sepertinya kita harus memberikan ruang untuknya." Mark kini menarik Jinny. "Dita, kami akan ke super market terdekat ya"

Dita tiba-tiba berdiri. "Tidak. Aku akan ikut dengan kalian. Oh sebelum itu, kita harus membuat keputusan untuk pria yang ada di ruang cuci Mark."

"Ah benar!" Mark dan Jinny memekik bersamaan, tampaknya mereka lupa kalau ada penghuni lain disana selain mereka bertiga

"Apa yang ingin kau lakukan padanya?" Tanya Jinny

"Serahkan saja pada polisi" Dita terlihat sangat serius

Mark berpikir serius. "Oke. Bagaimana kalau kita mengabari Jaehyun atau profesor Jin? Sekalian memberi tau kalau kau baik-baik saja"

Sebelum Dita menjawab, Jinny menyodorkan ponselnya. "Telepon Jaehyun saja, dia khawatir sekali". Setelah memberikan ponsel, Jinny ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya

"Ayo kita melakukannya sambil jalan." Mark membawa tas belanja dan memimpin jalan mereka ke super market.

Dalam perjalanan ke super market, Jinny melihat ada seekor kucing kecil di dekat pohon. "Astaga..kucing kecil yang malang, kau kelaparan ya? Aku akan menyelamatkanmu". Jinny langsung memeluk kucing itu dan berlari menuju arah super market.

Dita dan Mark berjalan berdampingan, Dita tampaknya ragu untuk menelepon Jaehyun. Sejak tadi, ia hanya melihat nomornya saja. Dita tampak mengurungkan niatnya, ia kini menyimpan ponsel Jinny di kantung celananya.

Chapter of Life: Sweet Pea✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang