02

385 88 3
                                    

Dita masih merasa sedih. Dalam perjalanan pulangnya menuju apartemen, ia mengambil jalan memutar yang cukup jauh untuk menjernihkan pikiran. Tanpa sadar, ia sudah berjalan cukup lama, sekarang matahari benar-benar sudah tenggelam. Dita melihat sekeliling banyak sekali pasangan di sekitarnya, ternyata ia berada di daerah jalan yang banyak terdapat kedai bar menampilkan live musik jazz.

Dita ingin sekali masuk ke salah satu bar, tapi selama hidupnya ia tak pernah meminum alkohol. Dita terpikir sebuah ide, ia menuju mini market terdekat dan membeli air mineral, lalu kembali ke kedai bar itu. Saat duduk di salah satu sudut meja yang kosong, bartender segera menghampiri dan menanyakan pesanan, Dita tidak memesan apapun dengan alasan ia menyetir dan hanya ingin menikmati musik disana.

Dita menopang kedua pipi dengan tangannya, ia menikmati alunan musik disana dengan tenang. Rasa sedihnya sedikit terobati saat mendengarkan lagu cover Happier-Olivia Rodrigo yang dibawakan dengan style klasik.

"Wah mereka hebat" ucapnya disela alunan musik itu, ia juga mengangguk-anggukkan kepala. Dita sangat menikmati momen itu. "Aku merasa kembali hidup, terima kasih kaki telah membawaku kemari"

Dita melihat suasana sekitar sebelum mengeluarkan air mineral yang dibelinya tadi, saat situasi aman dengan cepat Dita meminumnya.

Dita juga memeriksa ponselnya dan melihat ternyata hari sudah semakin larut, Dita segera berdiri dan keluar dari sana. Dalam perjalanan pulang Dita bersenandung dengan ceria, ia melupakan Fabian sejenak dan menikmati malam itu dengan perasaan tenang.

"Aku menemukan tempat terbaik! Aku tak sabar untuk kembali kesana"

Senyum Dita memudar saat ia melihat Fabian berada di sekitar gedung apartemennya. Dita berdecak, dan mencari jalan lain untuk masuk ke apartemen tanpa menemui Fabian.

'Dia gigih sekali menemuiku. Apa sih maunya' Batin Dita, saat akan menuju jalan belakang, ia melihat seorang wanita keluar dari gedung apartemennya dan langsung memeluk Fabian.

"Ternyata bukan aku yang dicarinya." Wajah Dita menjadi masam, hatinya kembali terasa teriris. Padahal Dita dan Fabian tidak pernah bertengkar selama hubungan mereka yang hampir 7 bulan itu, Fabian selalu bersikap manis padanya. Entah apa yang membuat Fabian menjadi seperti itu.

Setelah Fabian pergi dengan wanita itu, Dita masuk dengan tenang ke dalam apartemen. Dita duduk di sofa dan mengingat-ingat kenangannya dengan Fabian, dimana letak salahnya hingga menjadi hancur seperti ini.

Pertemuan pertamanya dengan Fabian adalah ketika Dita dalam perjalanan ke Amerika 3 tahun lalu, mereka duduk bersebelahan di pesawat. Fabian baru kembali dari liburannya di Bali, ia menanyakan banyak hal pada Dita. Mereka mengobrol dengan nyaman hingga tak terasa waktu penerbangan itu, mereka bertukar kontak. Pada tahun awal kuliahnya, Fabian selalu membantu Dita untuk beradaptasi, juga membantunya mencari keperluan perkuliahan. Setelah menjalin pertemanan cukup lama, Fabian tiba-tiba mengajak Dita meresmikan hubungan.

Fabian adalah pria yang sangat sopan, ia menghargai Dita, walau terkadang ucapannya sungguh menyebalkan dan seolah tidak dipikirkan dahulu. Tapi hal itu tidak membuat mereka bertengkar, mereka saling memahami kesibukan masing-masing. Dita sibuk berkuliah, sedangkan Fabian sibuk dengan pekerjaannya sebagai salah satu asisten koki.

Dita ingat sekali kejadian saat itu. Menjelang musim dingin tahun lalu, Dita berniat untuk memberikan kejutan kecil untuk Fabian. Dita datang ke restoran tempatnya bekerja, saat tiba restoran itu sangat sepi tidak seperti biasanya. Dita dapat masuk karena pintu restoran tidak dikunci dan papan tanda restoran telah tutup disimpan di halaman. Dita berpikir mungkin para staff lain sedang membersihkan restoran karena lampu masih menyala.

Chapter of Life: Sweet Pea✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang