"Kalau gitu, siapkan kencan buta!!" Pekik Jinny bersemangat
"Hah? Untuk siapa?" Johnny mengerutkan dahinya, kucing yang berada di tangan Johnny tampak tidak menyukainya dan memberontak.
"Tentu saja untukku!" Jawab Jinny disertai kekehan. Ia mengambil alih kucing kecil dari Johnny.
Johnny mendesis sambil menggelengkan kepalanya, "hey, itu kan bukan urusanku."
"Urusanmu dong. Kan aku sudah bantu kalian"
Johnny cemberut, "coba sebutkan ciri pria yang kau ingin kencani"
Jinny bicara panjang lebar sambil menambahkan hal-hal yang cukup menarik seperti pria itu harus tetap tampan walaupun sedang mengorok, atau ia tidak akan buncit walau usianya sudah 40an.
Johnny menyatukan alisnya, dan memegang keningnya. "Sepertinya kau salah orang, aku bukan biro jodoh"
Jinny mengedikkan bahunya acuh. "Tolong carikan ya. Ah sebagai referensi aku sangat sangat sangat suka wajah tampan seperti Sungchan, anaknya madam Wu" bisik Jinny sambil cekikan
Johnny memperhatikan Jinny dari kepala hingga kaki. "Kau tau, itu di luar kuasa ku. Sebaiknya kau dekati Sungchan langsung saja, bagus kalau kau buat dia jatuh cinta padamu. Atau cari pria lain, dan buat dia terpesona" Johnny kini mendekat pada Jinny dan berbisik "kalau pria sudah jatuh cinta dia bisa melakukan hal yang tidak masuk akal. Bahkan jika kau botak atau ompong, pria itu akan tetap mencintaimu"
"Benarkah?" Tanya Jinny dengan tatapan curiga
"Yah mungkin karena matanya buta"
Setelah Johnny mengatakan itu, ia menerima pukulan di bahunya
Jinny terlihat kesal sekarang. "Bisakah serius sebentar, aku tidak bercanda!"
Johnny menyengir, ia mendekatkan wajahnya pada Jinny, "kamu itu cantik Jinny, lebih cantik lagi kalau sedang tidak bicara"
Jinny kini menaikan salah satu alisnya dan tersenyum. "Hmm bagaimana kalau kau saja yang jadi teman kencanku? Setelah aku lihat-lihat kamu cukup menarik, bagaimana John?"
Johnny terlihat sangat terkejut, ia memeluk dirinya sendiri. "Maaf aku alergi pada wanita, terutama yang sepertimu"
Jinny menganggap Johnny sedang membuat lelucon, jadi ia tertawa keras. "Benarkah? Apa yang salah denganku?"
Dalam kepalanya Johnny berteriak keras menyebutkan semua hal yang membuatnya kesal, terutama malam dimana ia menjaga Jinny dan Mark. "Wah kau sungguh tidak punya hati nurani ya. Bisa-bisanya kau menanyakan itu?"
Jinny kini tersenyum lebar. "Baiklah sudah ditentukan. Kamu adalah teman kencanku! Kitty ayo cium dia, dia ayah barumu" Jinny menyodorkan kucing itu ke dekat wajah Johnny. Saat sudah dekat kucing itu malah memukul wajah Johnny.
"Aw!" Johnny berusaha melindungi wajahnya, "jauhkan!! Dan aku tidak pernah setuju!!!"
"Kan tadi kau bilang, cari pria lain kan, dan aku memilihmu. Bersiaplah terpesona pada 'Jinny yang cantik saat diam' ini" Jinny mulai mengedipkan matanya dengan genit. "Nah kitty ayo kita berikan serangan ciuman untuk ayah barumu!"Jinny mengangkat kucing itu tinggi di udara, kucing kecil itu bersiap untuk kembali memukul Johnny
Johnny yang tidak ingin dipukuli(?) Oleh kucing kecil itu pun melarikan diri sambil mengatakan "Tuhan, dosa apa yang pernah ku lakukan?"
"Sejak kapan kau jadi relijius?" Jinny dan kucing kecil itu mengejar Johnny yang berlari di sekitar lorong
.
.
."Dita"
"Dita"
"Dita" Jaehyun terus menerus mengikuti Dita dan menyebutkan namanya, Dita tidak menjawabnya sejak tadi, tampaknya Dita lebih tertarik dengan produk ekspor yang berada di rak
KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter of Life: Sweet Pea✅️
FanfictionPeach Boy Proudly present! Sinopsis: "Hidup itu sebuah perjalanan. Pertemuan dan perpisahan. Pertemuan denganmu adalah suatu keberuntungan, aku sangat bersyukur untuk itu. Bagaimana? Bukankah aku sangat romantis? Hahaha" -Jaehyun "Aku sangat memb...