36

161 43 17
                                    

Halo!
Mengingatkan lagi ini adalah fiksi gengs, semua kejadian dan karakter dalam seri ini sepenuhnya karangan author, so sikapi dengan bijak ya🥰

I wuff u💜

🦥🦥🦥

Dita mengelilingi daerah sekitar sambil mengendarai motor Jinny, ia menemukan beberapa museum yang berada di sekitar Universitas Yale.

Dita yang tidak fokus sempat salah jalan, ia melewati jalan yang seharusnya satu arah. Mobil-mobil yang melewatinya membunyikan klakson dengan keras. Dita sangat terkejut tapi tetap melajukan motornya dengan percaya diri, ia sampai di dekat gelanggang es yang bernama Inggalls Ice Rink. Dita memilih memarkirkan motor Jinny disana, ia berniat melihat-lihat ke gelanggang es tempat latihan permainan hoki es itu. Desain arsitektur dari tempat itu sangat unik, dari luar terlihat seperti paus yang sangat besar? Dita berjalan memasuki gelanggang es yang megah itu dari salah satu pintu utama. Ia berjalan melewati banyak anak tangga sampai menuju ke dekat gelanggang es.

Saat itu klub hoki es Universitas Yale sedang melakukan latihan rutin, jadi tidak banyak orang yang duduk di kursi penonton.

"Hmm, sepertinya ini tempat yang bagus untuk merenung." Gumamnya sambil mencari tempat terbaik diantara banyaknya kursi penonton.

Dita akhirnya memilih di barisan tengah, ia duduk sambil menatap kosong ke arah gelanggang es di hadapannya.

Klub hoki es itu masih sibuk berlatih, Dita merasa sesi latihan mereka cukup menarik untuk diperhatikan, tidak sengaja ia jadi memperhatikan salah satu pemain yang badannya cukup kecil tapi terlihat tangguh. Dita terus memperhatikannya bahkan hingga sesi jeda istirahat latihan mereka.

Merasa tidak ada yang dapat dilihat lagi, Dita kini memutuskan untuk keluar dari gelanggang es itu, belum sempat ia beranjak dari kursinya, ada satu pemain yang bertubuh sangat tinggi datang mendekat. "Permisi nona, apakah anda salah satu pendukung Yale Bulldogs?"

"Oh, saya kebetulan lewat sini dan tertarik menyaksikan permainan hoki es" jawab Dita

Pria itu masih mengenakan helm hoki nya, "ah begitu rupanya.. pantas aku belum pernah melihatmu" setelah mengatakannya pria itu membuka helmnya. Wajahnya terlihat sangat familiar untuk Dita.

"Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya.." ucap Dita sambil masih menatap wajah pria itu

Pria itu tertawa keras, "apakah ini salah satu kalimat yang populer untuk pick-up-lines? Hahahaha" (pick-up lines tuh kalimat yang digunakan untuk membuka percakapan dengan seseorang yang ga dikenal di tempat umum, kadang berujung gombalan). "Tunggu sebentar seharusnya aku pura-pura tidak tahu, baiklah aku akan mengikuti alurmu hahahaha"

Dita menggeleng heboh, "bukan bukan, maksudku aku sepertinya familiar dengan wajahmu"

"Hahahaha, haruskah aku jawab 'karena wajah ini seperti jodohmu?' " jawabnya masih sambil terpingkal

Dita menunjukan ekspresi bingungnya, ia sungguh tidak tau kenapa pria ini berpikir ia akan menggombalinya.

"Ah maaf, aku pikir kau akan mengatakan itu hahaha" pria itu masih tertawa

Dita tersenyum canggung melihat pria itu, ia tidak tau harus bertindak seperti apa. Saat pria barusan masih sibuk terpingkal, ada seseorang yang mendekati mereka, ia langsung mengapit kepala pria barusan di ketiaknya. Pria ini ternyata yang tadi diperhatikan Dita, ia sudah membuka helmnya, wajahnya terlihat seperti tokoh anime ditambah rambutnya yang dicat berwarna putih semakin mempertegas kesan bahwa kecantikan pria ini sangat tidak 'nyata'.

"Yo kawan, santailah!" Ucap pria barusan sambil memukul pelan ke arah pria yang mengapitnya itu

"Chan, ayo kembali berlatih!" Jawab pria berambut putih itu dengan dingin.

Chapter of Life: Sweet Pea✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang