49

161 39 0
                                    


Happy weekend❤️

.
.
.













"Ayo kita putus" Dita mengulangi apa yang diucapkannya

Jaehyun mengerjap, sepertinya ia masih meragukan apa yang baru saja didengarnya.

"Jaehyun, aku ingin kita putus" kali ini Dita memberikan senyumnya tapi matanya tampak berkaca-kaca

Jaehyun merasa hatinya seperti dihantam batu besar, "Dee, apa aku berbuat salah padamu? Apa ada sesuatu yang tidak kau sukai? Katakan saja. Aku akan memperbaiki semuanya, ya? Tapi jangan mengatakan hal seperti itu"

Tampak jelas sekali Dita berusaha menahan tangisnya, "bukan begitu, kau tidak salah apapun. Ini karena aku tidak siap, dan ku rasa ini semua terlalu cepat. Aku masih terluka dengan masa laluku dan kau pun begitu. Apa kau yakin kalau perasaan yang kita rasakan ini nyata? Bukan hanya sebuah ilusi atau sebuah pelampiasan belaka?"

Jaehyun diam, ia berusaha mencerna dan memikirkan akan menuju ke arah mana pembicaraan ini.

"Aku sudah memikirkannya selama beberapa waktu ini. Aku rasa kau memperlakukan aku seperti kau memperlakukan Byul dulu, apa aku salah?"

Pernyataan Dita barusan seperti menampar Jaehyun, inikah yang disebut sakit tapi tidak berdarah?

"Aku.. " Jaehyun kesulitan memberikan pembenaran atas perilakunya, jujur saja ia memang berpikir bahwa Dita akan senang dengan semua hadiah mahal yang diberikannya, ia memiliki sedikit pengalaman dalam berkencan jadi mengambil contoh Byul di masa lalu sebagai pembandingnya. "Tapi percayalah, aku bersungguh-sungguh padamu"

Dita tersenyum, kali ini air matanya lolos dari bendungan matanya. "Kalau begitu, biarkan aku menanyakan satu hal padamu"

Jaehyun menghapus jejak air mata di pipi Dita, "jangan ragu untuk menanyakan apapun"

"Apa yang kau pikirkan tentang 'aku'? Maksudnya apa yang membuatmu jatuh hati padaku. Tolong pikirkan dengan baik sebelum menjawabnya"

"Tentu saja karena kamu adalah kamu." Jaehyun langsung menjawabnya tanpa ragu, "kalau begitu, aku juga ingin bertanya padamu. Apa yang membuatmu meragukan hubungan 'kita'?"

Dita mengambil langkah mundur, ia membuat jarak. Rasanya ia tidak dapat menahan semuanya lagi. Dita tidak bisa menjawab pertanyaan Jaehyun, bukan karena ia tidak tahu jawabannya tapi karena banyak sekali yang menumpuk di hatinya hingga ia tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakannya. Dita menangis sambil terduduk, dinding pertahanannya sudah runtuh di hadapan pria ini. Dita tadinya tidak ingin menangis seperti itu, ia ingin dikenal sebagai wanita yang kuat.

Jaehyun memeluknya erat, ia sangat takut Dita akan pergi dan menghilang setelah ini. "Aku mengerti akan ketakutanmu, jadi tolong beri aku kesempatan untuk menunjukkan bahwa aku bersungguh-sungguh padamu" Jaehyun mengelus lembut rambut Dita

Tangis Dita mulai mereda, "kenapa?" Tanyanya dengan suara parau

"Kenapa?" Tanya Jaehyun balik, ia masih dalam posisi sama seperti sebelumnya

"Kenapa aku?"

Jaehyun memegang kedua bahu Dita, ia menatap mata Dita yang terlihat sayu. "Karena kamu pantas untuk diperjuangkan. Dan aku tidak ingin kehilangan 'kamu', hanya karena ragu-ragu."

Dita seperti terhipnotis, ia menatap Jaehyun tanpa berkedip, air matanya juga sudah mereda.

"Jadi, jangan pergi dariku. Biar kau dapat melihat perjuanganku untukmu. Jujur saja, aku tidak punya banyak pengalaman berkencan dan aku tidak pandai mengatur kencan, tapi aku akan berusaha terus memperbaiki diri"

Chapter of Life: Sweet Pea✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang