50

208 38 12
                                    

Dita berada di sebuah ruang bawah tanah di rumah seseorang, ia duduk dalam posisi terikat. Dita terbangun karena mendengar suara mesin cuci di dekatnya.

Saat ia bangun tidak ada seorang pun disana, hanya ada suara mesin cuci yang sedang bekerja. Dita merasa telinganya berdengung dan pening seketika. "Uh" ia meringis, ingin sekali rasanya memijit pelipisnya.

Setelah beberapa saat, ia melihat barang-barang di sekelilingnya dan jadi merinding. Dita melihat banyak sekali benda tumpul dan perkakas yang tersusun rapi. Tapi di setiap benda tumpul dan perkakas itu terdapat bercak darah yang telah mengering. Dita sangat ketakutan, ia tidak ingin menemui ajal dengan cara yang paling menyakitkan. Dita sudah berpikir macam-macam, ia menahan suara tangisnya dan berdoa semoga Jaehyun dapat segera menyelamatkannya.

Dita mendengar derit suara seseorang menuruni tangga yang berada di belakangnya secara perlahan, ia menahan napasnya dan menangis dalam diam.

"Oh. Dia sudah bangun." Ucap seorang pria, suaranya terdengar sangat berat. Ia membawa satu ekor rusa yang cukup besar dan meletakannya tepat di depan Dita

"Jangan sakiti dia!" Teriak seseorang dari ruang atas.

Pria yang membawa rusa itu memiliki tubuh kekar dengan banyak sekali tato di sekujur tubuhnya. Ia tersenyum dan membawa pisau yang disimpan di dekat perkakas sebelah Dita. Dita menahan napasnya saat pria itu melewatinya.

"Aku merasakan ketakutanmu, hahaha ini sungguh menyenangkan" ucapnya sambil melirik tajam pada Dita

Dita diam, ia menelan ludahnya dan berusaha agar tidak memprovokasi pria yang sedang memegang pisau itu. Pria itu memainkan pisaunya, tampaknya ia sangat terbiasa dengan benda tajam di tangannya.

"Tenang saja, aku tidak makan daging manusia" ucapnya sambil menyengir dengan seram, ia kembali fokus pada rusa dan langsung mengulitinya di depan Dita.

Dita merasa sangat takut jadi ia menutup matanya, "nona, tidak perlu takut. Aku akan memasak rusa ini dengan baik untuk makan malam nanti" pria itu tertawa keras membuat Dita semakin merinding.

Seseorang turun dari tangga, ia langsung berdiri di depan Dita, tangannya memegang dagu Dita dan memperhatikan wajahnya. "Aku tidak tau kalau Fabian menyembunyikan wanita sepertimu sebelumnya."

Mendengar nama mantan pacarnya, Dita membuka matanya dan memberanikan diri bertanya pada dua pria disana "apa yang kalian inginkan dariku?"

Pria yang memegang dagu Dita terlihat sangat muda, mungkin sekitar awal usia 20an. "Kami? Tidak ada" jawabnya singkat lalu duduk di lantai memperhatikan si pria kekar tadi memotong rusa.

"Lalu kenapa kalian membawaku kemari?" Tanya Dita dengan berani

Dua pria disana saling menatap sebelum menjawab. "Bukan kami" jawab mereka kompak

Dita cukup bingung dengan situasi itu. "Tapi aku terikat. Bagaimana cara kalian menjelaskan situasi ini?"

Pria yang kekar melanjutkan kegiatannya memotong rusa, dan pria yang lebih muda berdiri, ia berjalan mendekati Dita. "Tanyakan saja pada orang yang membawamu, dan sebaiknya kau tidak berisik. Aku tidak sepertinya" ia menunjuk pria kekar itu, "aku bisa makan segala macam daging, tapi malam ini aku ingin makan daging rusa" bisik pria itu pada Dita.

Jantung Dita berpacu dengan sangat cepat, tubuhnya bergetar saking takutnya.

Pria yang lebih muda itu menatap Dita dengan dingin. "Sayang sekali, karena kamu bukan 'makanan'."

Badan Dita terus bergetar, tak lama ia pingsan.

Pria yang kekar itu memperhatikan mereka di sela kegiatannya memotong rusa. "Kau sudah keterlaluan, kau membuatnya pingsan"

Chapter of Life: Sweet Pea✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang