21. Im Hurt Without U

51 11 25
                                    

~Jika ini hanya ketertarikan sesaat, mengapa aku terluka hebat?~

~Jika ini hanya ketertarikan sesaat, mengapa aku terluka hebat?~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

"Kau tau, semenjak kau mengabaikanku begitu saja, aku___" Aghiella menggantung ucapannya kala memejamkan mata. Ia menarik napas, lalu melanjutkan perkataannya serentak menghela napas berat.
"Aku jadi merindukanmu!"

"Siapa yang kau, rindukan?" Suara serak basah yang khas dari laki-laki itu membuyarkan lamunan gadis itu.

Aghiella terperanjat, mengusap air matanya segera kala melihat sosok dari sumber suara tersebut. Laki-laki jangkung dengan seragam yang rapi, sedang berdiri tepat di samping dirinya yang meringkuk, sambil tersenyum hangat, didominasi dengan kumis yang tipis.

"Tristan?" Gadis itu terperanjat. Begitu juga dengan laki-laki itu ketika mendengar pekikan keras Aghiella. Namun, dengan cepat ia merubah ekspresi menjadi senyum tipis kembali.

"Maaf, aku mengagetkanmu."

"T-tidak, kenapa kamu di sini?" Mata Aghiella masih membulat.

"Ehm... Aku hanya ingin berkunjung saja, nyari buku." Tristan nampak kebingungan merautkan ekspresi kekehan yang garing, menimbulkan rasa curiga yang melintas di otak gadis berbulu mata lentik itu dengan seketika.

"Tris?"

"Iya?" Alis tebal laki-laki itu menukik.

"Kamu jawab jujur aku, ya."

Tristan tercengang kecil, menarik kursi di samping gadis tersebut kemudian mendudukinya. Memberikan tatapan penuh tanya ke arah wajah Aghiella yang terlihat ingin menyampaikan sesuatu yang serius.

"Apa?" tanya laki-laki itu.

"Jhovana nyeritain apa saja tentang aku, ke kamu?"

Mata hazel laki-laki itu sedikit melirik ke atas layaknya orang sedang berpikir. Ia merapikan poninya yang mengganggu mata, lalu melanjutkan perkataan yang harus ia jawab dari Aghiella.
"Tidak banyak, hanya menceritakan namamu, dan apa yang kamu suka lakukan."

"Sejujurnya aku tidak suka saat orang lain membicarakan ku seperti itu, apalagi menyangkut hal pribadi."

"Kau bisa memarihi ku saja, jangan Jhovana!"

"Kenapa? Aku tidak sepantasnya marah terhadap masalah kecil seperti ini, hanya saja, aku tidak menyukainya," jawab Aghiella tanpa mengarahkan pandangannya ke laki-laki itu.

"Satu lagi, kau harus jawab dengan benar-benar jujur!"

"Apapun itu, aku siap mendengarkan," kata Tristan melukiskan senyuman manis.

"Apa benar, kamu yang menjadi pengagum rahasiaku?"

Tidak salah, kan, ia bertanya seperti itu? Pasalnya disaat surat itu terdapat di meja yang ia pilih, ada Tristan yang tiba-tiba datang menghampirinya. Lantas, siapa lagi yang menuliskan surat itu kalau bukan dia? Hanya dia yang terdapat di lokasi tersebut.

Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang