11. Cause U

52 13 5
                                    

~kau adalah sepetik kata singkat yang selalu ku semogakan, layaknya doa.~

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Raungan suara bel pagi itu, menginterupsi seluruh murid di SMA Garuda Jaya untuk bergegas menuju kelasnya masing-masing. Walaupun masih ada yang tetap santai di depan kelas, kantin, bawah pepohonan, bahkan di balkon SMA ternama itu. Tidak seperti keempat siswa di sama, dengan baju seragam dikeluarkan, nampak mengendap dengan hati-hati dari ujung luar pagar. Dengan alasan yang sama dan biasa, karena terlambat.

Elgra berjinjit, memicingkan matanya untuk memastikan jika Pak Okis sedang tidak berada di posnya. Betul sekali, Satpam paruh baya berperut buncit itu sedang tidak ada di sana. Elgra melambaikan tangan ke arah teman-temannya yang sedang bersembunyi di balik pohon mangga yang tumbuh di sekitar SMA tersebut. Memberi kode kalau keadaan cukup aman.

Dipimpin oleh Jaffres, Haikal dan Zicho berlari membuntuti langkah si pemimpin baris, kemudian saling membantu untuk melompati pagar setinggi dua meter itu.
"Gue duluan," kata Elgra.

Elgra berhasil melompat pada urutan pertama, kemudian disusul oleh Jaffres yang dibantu dengan tumpuan paha Zicho.

"Untung gue masih mikirin kalian, kalau tidak, gue sudah pergi naik mobil ke tempat membosankan ini," dumel Zicho berusaha naik ke atas pagar, dibantu oleh Haikal yang menopang tanganya agar Zicho bisa berpijak. Kini, tinggal satu orang yang masih berada di bawah sana, hanya seorang Haikal.

"Woiy! Bantuin gue," rengek Haikal mengintip dari celah pagar. Ketiga temannya sudah berhasil melompati pagar itu.

"Buruan lompat, lama, akh!" kesal Zicho.

"Kalian curang, pas naik gue yang bantuin, giliran gue malah dinistakan!" oceh Haikal cemberut.
"Batuiiin!" Haikal merengek menghentakkan kakinya ke tanah, seperti anak kecil.

"Si dekil mulai bertingkah." Elgra merautkan ekspresi datar.

"Tahan gue, biar gue yang bantu!" Jaffres melangkah, dibantu oleh tangan Zicho dan Elgra untuk ia berpijak dan naik ke ujung pagar. Kemudian mengulurkan tangannya pada anak laki-laki berkulit hitam manis yang masih berada di balik pagar itu.

"Buruan, berat!" sungut Zicho mengeluh.
Begitu juga Elgra, yang terlihat kewalahan menahan bobot Jaffres, wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

Alhasil, Haikal berhasil naik ke puncak pagar, Jaffres melompat dengan aman, sebaliknya Haikal malah tergelincir dan terjerembab ke tanah.
"Aaaaaah, sakiiiit!" ringis Haikal terdengar menggelikan.

"Dasar goblok!"

"Heh! Lagi apa kalian? Mau bolos, ya?" Suara lantang Pak Okis menyeru dari seberang pos, mengangkat pentungannya dengan wajah galak.

Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang