8. Hilang dan Datang

74 16 16
                                    

~Perihal senja, dia tak berjanji saat pergi, tapi setelah hilang dia pasti kembali~

~Perihal senja, dia tak berjanji saat pergi, tapi setelah hilang dia pasti kembali~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Langit malam kian kelam membisu, memancarkan sinar bulannya, menatap redup kedua insan yang sedang bernaung di bawah kerlipan bintang semesta.

"Jaffres, lepasin gue." Aghiella tidak lagi berontak, ia menatap serius manik legam anak laki-laki itu.
Jaffres masih mendekapnya erat, masih. Ia menunduk, mensejajarkan tatapannya dengan wajah gadis yang lebih pendek darinya itu. Siratan hangat dari mata sembab Jaffres, dapat Aghiella rasakan rasa lelah di wajah anak itu.

"Aku masih merindukanmu," bisik Jaffres lirih.

"Kita masih di depan minimarket, Jaffres. Semua mata menatap ke arah kita. Apa lo tidak malu?" Perkataan Aghiella sontak memberi tamparan pada anak itu. Sejenak ia terperanjat, melepaskan pelukannya dari Aghiella dan sedikit melangkah mundur, memberi jarak terhadap gadis berhoodie krem tersebut.

"M-maaf, aku terlalu excited." Wajah Jaffres memerah.

Aghiella menatapnya datar, ia cukup menahan malu di depan khalayak umum, menyaksikan dirinya dipeluk oleh seorang laki-laki yang sama sekali ia tidak akrab sama sekali. Mengenalnya saja hanya sekedar dengan sebutan teman sekelas. Anak itu banyak menyimpan misteri di benak Aghiella, sifat Jaffres yang sering berubah-ubah terhadap dirinya itu, menimbulkan tanya dan kebingungan yang selalu menjadi buah pikirannya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Aghiella menatap sinis.

"A-ku baru pulang dari tempat tongkrongan, kamu kenapa di sini? Anak gadis tidak baik malam-malam sendirian keluar malam." Jaffres menyunggingkan senyumnya.

"Stok susu stroberi di rumah gue sudah habis, jadi gue izin sama Papa buat beli lagi," jawabnya.

Jaffres mengangguk paham, kemudian melangkah masuk meninggalkan gadis itu sendirian saja. Tentunya Aghiella mengumpat, menyalurkan kekesalannya terhadap sifat anak itu. Bukankah ia baru saja bersikap manis, bukan, tepatnya menjijikkan bagi Aghiella saat berpelukan seperti itu. Lalu sekarang, anak itu malah mengabaikannya dan masuk terlebih dahulu meninggalkannya begitu saja.

"Nih!" Emosi Aghiella terjeda, Jaffres meletakkan bungkusan dari minimarket itu di depan wajah Aghiella. Kertas kresek yang suhunya terasa dingin ketika Aghiella menerimanya.

Sedikit Aghiella mengintip isi dari kertas tersebut, ternyata isinya ada beberapa kotak susu stroberi dan makanan ringan. Ia kembali mendongak ke depan, menatap nanar wajah pria berpostur tinggi itu.

"Lo ngasih ke gue?" Alis Aghiella menekuk.
Jaffres mengangguk, disertai senyuman yang tulus hingga lesung pipinya sedikit terlihat.

Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang