~Cinta itu dijalani oleh kedua belah pihak, tapi aku cuma sebelahnya saja.~
🦋🦋🦋
"Kamu kesini, dengan apa?" tanya Aghiella melihat sekeliling, memang mereka akan berangkat jalan kaki, tapi kan, Jaffres tidak mungkin juga jalan kaki dari rumahnya menuju ke sini, itu terlalu jauh.
"Aku diantar sama Elgra, dia sudah pergi." Jaffres tersenyum tipis.
"Yuk, nanti keburu hujan," ajaknya.Lingkungan perkomplekan di rumah Aghiella dipenuhi dengan pepohonan yang beragam jenis, menjulang tinggi dengan dedaunan yang setengah kering, jika tertiup angin maka daun-daunnya akan berguguran ke jalanan.
"Kita mau kemana?" tanya gadis itu.
Jaffres menghentikan langkahnya, merubah posisinya menghadap gadis itu."Menikmati hari, di bawah langit Kelabu." Jaffres mengguratkan senyuman lebarnya. Mata teduhnya menyipit kala ia tersenyum, yang entah kenapa membuat hati Aghiella sedikit menghangat saat melihatnya. Langkah demi langkah mereka menyusuri pinggir jalanan, tertiup sepoian angin yang meruntuhkan dedaunan kering itu ke tanah.
"Bawa payung buat apa?" kata Aghiella.
Jaffres mengangkat payung tersebut, sejenak menatap dengan datar.
"Buat jaga-jaga, takut hujan."Aghiella mengangguk singkat, ia melihat ke atas dengan mata memicing karena silau. Memang benar sepertinya, sebentar lagi akan hujan, langit kian mengelabu dengan gumpalan awan mendung menutupi matahari. Namun, anak laki-laki itu mengajaknya berjalan, yang tujuannya entah kemana? Sudah tau sebentar lagi akan hujan, apalagi akhir-akhir ini, Jakarta memang musim hujan kalau sudah memasuki jam siang.
"Lagian kita mau kemana, sih, Jaff?"
"Temanin aku ke rumah Bunda, sebentar. Habis itu baru aku bawa kamu," ucap Jaffres.
Ia melangkah santai menatap ke depan, dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana, bersama seorang gadis yang akan menjadi temannya untuk hari ini."Kamu mau ke toko bunga?" Kening Aghiella menekuk heran, lantas anak laki-laki itu singgah di sebuah kelontong kecil, tempat yang dimana dipenuhi berbagai bunga untuk dijual.
"Hadiah buat Bunda," jawabnya singkat, memasuki tempat bernuansa coklat dengan susunan bunga yang beragam, dan hiasan toko yang klasik.
Kling!
Lonceng kuning itu otomatis berbunyi jika ada yang masuk ke dalam toko, kala pintu itu terbuka.
"Hai, Jaff. Mau beli bunga lagi?" sapa seorang wanita yang sepertinya berumur dua puluh tahunan itu. Ia memang mengenali laki-laki berkemeja itu, karena Jaffres adalah pelanggan yang selalu membeli bunga di tokonya."Seperti biasa, Kak Ana," Jaffres tersenyum ramah.
"Siap!" Namanya Ana, perempuan kelahiran Jakarta yang harus melanjutkan usaha dari orangtuanya, menjual bunga-bunga yang cantik dan beragam jenis warna. Jaffres melihat sekeliling sambil menunggu Ana menyiapkan pesanannya, lama ia melihat ke arah bingkai yang terpaku di dinding coklat itu, foto seorang Ana dengan senyum lebarnya memeluk sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]
Fiksi Remaja[NA JAEMIN] >Bersamamu adalah sebuah cerita yang tak ingin ku akhiri< Bahagia? Sebuah kata kelabu yang tidak dipahami oleh seorang Jaffressan Aquellino apa itu maknanya? Setelah menemukan cintanya, Jaffres pikir ia akan bisa bahagia secara permanen...