30.Setengah Terungkap

37 9 15
                                    

~Kau hanya tau lautan menunjukkan sisi indah di permukaannya, tanpa kau tau, ada apa di balik kedalaman yang terdalam?~

~Kau hanya tau lautan menunjukkan sisi indah di permukaannya, tanpa kau tau, ada apa di balik kedalaman yang terdalam?~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🦋🦋🦋

"Andai saja sekolah boleh memakai baju manohara, pasti aku akan terlihat semakin seksi, tidak lupa bikin video Tiktok dengan backsound lagu Papi Chulo," oceh Sela, pada pagi itu di lorong kelas SMA Garuda Jaya.

Menyandang ransel berwarna coklat muda di punggungnya, dengan seragam ketat serta rok diatas lutut. Memuji dirinya sendiri di depan cermin kecil yang selalu ia bawa, memoleskan lipstik di bibirnya sembari kaki melangkah.
"Oh... Tidak! Kecantikanku seperti wafer tango, berapa lapis? Ratusan!" ucapnya tertawa kecil.

"Oh... Aku juga seperti sirup Marjan, manja, ranum, jelita alami, dan menyegarkan. Uhuuu tidak sabar untuk dilirik cogan." Ia bergemulai centil, menatap pantulan wajahnya di cermin.

Brak!

Tepat dari arah berlawanan simpang koridor, dirinya menabrak tubuh kekar seorang siswa berasal dari SMA yang sama dengannya. Dapat dilihat dari atribut yang ia kenakan, sama persis dengan lambang yang ada di seragamnya.

"Oh My God! Lo membuat lipstik gue menyimpang dari jalurnya!" pekik Sela. Tentu saja, wajahnya tercoreng oleh lipstik akibat menabrak tubuh seseorang tadi.

"Kalau jalan lihat-lihat dong!"

"Dimana-mana kalau jalan itu melangkah, bukan lihat-lihat." Elgra mendelik malas.

"Bisa saja si kulit sipit bermata putih. Eh, salah, maksud gue si mata sipit berkulit putih." Gadis itu mengoreksi perkataannya yang sempat salah.

"Minggir, gue mau lewat!"

"Ck! Lo harus bersihin muka gue yang cantik ini dulu, baru bisa pergi!" Sela berdecak, dengan memaksa Elgra untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

"Dih, ogah! Bersihin aja sendiri! Lagian, kan, wajah lo sudah licin tuh, seperti pelosotan anak TK."

Baiklah, ingin rasanya Sela mengumpat saat itu juga. Ia menarik napas dalam-dalam, kemudian sengaja menghembuskannya ke arah Elgra.

"Napas lo bau kain lap, mending gue cabut daripada harus ngeladenin wanita siluman seperti lo," celetuk Elgra. Kemudian tanpa ba-bi-bu lagi ia meninggalkan Sela yang sudah memekik geram.

"Iiiiihhh, kesel deh Buna!"

"Eh, masa sih, napas gue bau kain lap?" Ia bermonolog sendiri, menghembuskan hawanya ke telapak tangan, kemudian menghirup aromanya.
"Enggak, ah. Cuma bau tanah doang." Ia melanjutkan langkahnya yang sempat terjeda menuju kelas.

Bahagia Untuk Jaffress [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang